Lepaskan, Jika Memang Menyakitkan

 



Oleh: Rohmawati 


Tidak ada yang abadi. Segala kesulitan yang menimpa diri adalah salah satu bentuk kasih sayang sang illahi kepada mereka yang Ia ridhoi. Tidak ada satupun manusia yang tidak Allah uji. Baik dari segi materi maupun dari kesenangan duniawi. Karenanya, seseorang tidak bisa dikatakan beriman sebelum Allah mengujinya. Faktanya, memang dunia hanya sebatas ujian yang kapanpun dapat melalaikan manusia dari jalan kebenaran, ketika segala sesuatu tak berlandaskan keimanan. 


Sakit hati memang tak akan pernah bisa kita hindari. Karena, memang fitrahnya manusia akan lemah ketika Allah uji dari hatinya. Terlebih untuk kaum perempuan yang pada dasarnya Allah ciptakan lemah dari segi fisik maupun dari segi hati (perasaan) dibandingkan dengan laki-laki ditakdirkan lebih dari perempuan. Maka dalam Islam, perempuan dijaga kehormatannya bahkan menjadi mahluk yang harus diperlakukan mulia. Hati memang menjadi sarana lemahnya dari godaan dunia, lemahnya hati dapat terlukai.


Sebenarnya, manusia tak akan pernah kesulitan melepaskan, terlebih melepaskan hal-hal yang tak sesuai syariat Islam. Sebab, hal-hal yang menyakitkan yang datang dari luar aturan Allah, memang sejatinya tidak akan pernah berujung pada kebaikan justru semua itu akan berujung pada siksaan yang pedih yang akan dirasakan di hari penghisaban. 


Namun, berbeda saat semua perbuatan manusia yang dilakukan atas dasar Al-Qur'an, segala perbuatan yang dilakukan akan mudah dijalankan termasuk melepaskan dan mengikhlaskan sesuatu yang memang datangnya bukan dari Allah Swt, tidak akan berat untuk ditinggalkan. 


Adapun yang datangnya dari keimanan, selalu ada hikmah yang tersimpan yang kelak menjadi jembatan menuju hari kebahagiaan, yakni surga yang luasnya melebihi jagat alam. Mereka yang memiliki keyakinan kuat terhadap Allah akan senantiasa ridho dengan ketetapan-Nya yang mungkin manusia tidak menyukainya. Sebab, sejatinya segala yang ada pada kehidupan adalah ujian bagi orang-orang yang beriman. Sebagaimana Allah Swt sebutkan dalam Al-Qur'an. 


Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman, "Wahai kaumku! Sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (sementara) dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal." (QS Ghafir: Ayat 39).


Dunia merupakan tempat yang akan kita tinggalkan. Segala ujian, penderitaan, kesenangan dan kebahagiaan yang ditawarkan hanyalah bersifat sementara. Begitulah hakikatnya Allah menciptakan kehidupan yang dijadikan sebagai pengujian bagi siapa yang lebih baik perbuatannya. Maka, Allah janjikan surga dan neraka untuk manusia sesuai dengan amal sholihnya.


Sesungguhnya, segala kesenangan dan kesedihan yang dirasakan di dunia ini adalah hal yang bersifat sementara. Maka dari itu, apapun yang terjadi di dunia ini tetaplah disyukuri. Dan ingatlah, Allah tidak akan memberi ujian melebihi batas kemampuan setiap insan. 


Kesenangan dunia yang sangat menggoda ini, seringkali menjadikan diri sulit untuk bangkit, kala ujian dunia merasuk dalam rongga yang pada akhirnya banyak menjerumuskan manusia ke lembah dusta. Karenanya, dunia diibaratkan seperti sayap nyamuk, kelak di akhirat tidak akan berarti apa-apa. Kesenangannya hanya setetes air yang ada pada ujung jari. 


Maka dari itu, Allah menjelaskan berulang kali dalam Al-Qur'an untuk semua insan, agar tidak terpedaya oleh kehidupan dunia yang hanya sebatas fatamorgana. Karena itu, cukuplah dunia diletakkan pada genggaman, bukan pada hati yang terdalam. Agar, kelak ketika Allah mengambil segala titipan, kita akan senantiasa ikhlas melepaskan tanpa memberatkan. Lepaskanlah, jika memang itu menyakitkan, jangan lagi dipikirkan. Dan ingatlah, ampunan Allah begitu luas untuk orang-orang yang beriman.


Wallahu'alam bisshowwab.[]

*

إرسال تعليق (0)
أحدث أقدم