Generasi Penting anti Ghosting



Endah Sulistiowati

Dir. Muslimah Voice


Kata-kata ghosting akhir-akhir ini memang lagi naik daun. Tidak hanya dikalangan milenial, namun sudah merambah ke seluruh klan manusia. Istilah ghosting sendiri mulai digunakan di awal tahun 2000-an. Udah lama, ya, udah lebih dua dekade. 


Bagi orang yang melakukan ghosting dia akan menjauh, menghindar, serta menghilang dari suatu hubungan (kelompok, komunitas) yang dianggap sebagai jalan keluar yang cepat dan mudah. Sebab, dengan ghosting maka tidak perlu ada drama, tidak ada teriakan histeris, tidak ada pertanyaan yang diajukan, tidak perlu memberikan jawaban atau membenarkan perilaku mereka, tidak perlu berurusan dengan perasaan orang lain. Pahamkan dari sini, kenapa bagi teman, relasi, partner, yang tiba-tiba susah dihubungi kita sebut dengan ghosting.


Btw, generasi muslim itu anti ghosting, jangan sampai meninggalkan tanggung jawab yang menjadi amanah untuknya. Enggak banget! Catat ya! Karena ghosting akan memperburuk citra kita, menurunkan marwah, bahkan membuat orang tidak percaya lagi pada kita.


Di negeri muslim terbesar di dunia ini, sebagai pemuda kita memiliki amanah yang tidak bisa dianggap enteng. Sambaran petir kapitalisme membuat oleng seluruh sektor kehidupan. Sekolah mahal, biaya hidup tinggi, bahan makanan pokok terus naik, kesehatan tidak tercover, semua masalah tumpang tindih berebut untuk diselesaikan. Namun, jauh panggang dari api. Boro-boro masalah selesai, yang ada masalah makin menjadi-jadi.


Inilah yang harus disadari oleh para generasi muda, serta para emak dan bapaknya generasi. Bahwa mereka hidup susah, tergencet segala macam kebutuhan dan hanya ditaburi bantuan-bantuan seadanya adalah akibat tabiat buruk sistem kapitalisme. Negara hanya berfungsi sebagai company alias perusahaan, menyejahterahkan rakyat jika untung ya dilakoni, jika rugi ya good bye. Lihat saja sambatnya negara ketika harus memberikan subsidi, merasa keliru atau salah sasaran memberikan bantuan BLT. 


Padahal jelas-jelas mencukupi kebutuhan rakyat entah miskin entah kata adalah kewajiban negara. Sebagaimana Islam mengatur pemenuhan kebutuhan rakyat, pemenuhan kebutuhan dihitung per kepala bukan per KK (kepala keluarga). 


Inilah yang harus disampaikan oleh para generasi muda ke tengah masyarakat, menyampaikan kepada pemerintah. Bukan malah ghosting jika merasa lelah dengan perjuangan. Ghosting ketika terasa berat melangkah, ini bukan sikap pejuang. 


Yuk, jadi generasi anti ghosting!



*

إرسال تعليق (0)
أحدث أقدم