Kebebasan Yang Menjadi Boomerang

 



Fitri Handayani

Aktivis Muslimah Soloraya


Penembakan massa beruntun mengguncang AS. Kejadian pertama yang terjadi pada Minggu pagi 15 Mei 2022, Otoritas keamanan AS mengatakan 10 orang tewas dan tiga lainnya mengalami luka-luka ketika seorang pria melepaskan tembakan ke sebuah supermarket di Buffalo, New York, Amerika Serikat (AS). Polisi mengatakan pelaku penembakan, yang sekarang ditahan, akan didakwa dengan pembunuhan dalam apa yang disebut petugas keamanan sebagai kejahatan rasial dan kasus ekstremisme kekerasan bermotivasi rasial. "Ini benar-benar kejahatan," kata Sheriff Erie County John Garcia. (SINDOnews.com )


Kejadian kedua baku tembak terjadi lagi Gereja Geneva Presbyterian California Selatan, Amerika Serikat, pada Minggu sore (15/5), menewaskan sedikitnya satu orang dan melukai lima orang lainnya, kata otoritas setempat. Seorang tersangka penembakan telah diamankan (suara.com).  Ironisnya ini bukan hal yang pertama terjadi, hal ini sangat sering terjadi, berbagai motif dari pelaku yang beragam. 


Bulan lalu, penembakan di sebuah kelab di Hampton County yang terjadi pada Minggu, 17 April 2022, dini hari yang menyebabkan sedikitnya sembilan orang terluka. Insiden itu adalah penembakan massal yang ketiga dalam bulan itu (tagar.id)  Sungguh tindakan ini sangat tidak dapat di toleransi. Apalagi jika kita mengingat kejadian ini beberapa ditayangkan langsung di media sosial,  ini sungguh tindakan yang sangat keji dan tak beradab. Bagaimana mungkin, menghabisi nyawa seseorang dilakukan dengan suka cita? 


Kejadian diatas bisa memperlihatkan dalam sistem Demokrasi, suatu hal yang sangat diagungkan adalah kebebasan. Ada 4 kebebasan yaitu kebebasan beragama, berpendapat, kepemilikan dan berperilaku.  Realitas kebebasan berperilaku dan kebebasan kepemilikan senjata menuai hasil. Masihkah kita lihat sebagai kebaikan ketika yang hadir adalah kengerian ? Kebebasan ini tak ayal bisa menjadi masalah karena diatur oleh manusia yang serba lemah


Ini mengindikasikan bahwa negri yang menjadi kiblat Demokrasi,AS, nyatanya tidak bisa memberikan contoh yang baik bagi para penganutnya. Masih kah kita berharap kedamaian akan tercipta dengan aturan yang berasal dari manusia yang serba lemah? 


Beda hal dengan Islam, setiap individu akan dididik keimanan nya agar dapat mencintai setiap individu seperti ia mencintai dirinya sendiri seperti dalam hadits Rasulullah berikut ini, 



عَنْ أَبِي حَمْزَةَ أَنَسٍ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – خَادِمِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: ” لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ ” رَوَاهُ البُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ


Dari Abu Hamzah Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, pembantu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Salah seorang di antara kalian tidaklah beriman (dengan iman sempurna) sampai ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.” (H R. Bukhari, no. 13 dan Muslim, no. 45) 


Maka Islam jelas, melarang kepemilikan suatu senjata, jika untuk menyakiti dan membunuh makhluk hidup. Hal itu jelas kriminal. Kebebasan suatu hal yang harus ditundukkan dengan aturan.  Aturan ini wajib diambil dari sang Pencipta agar dapat tercipta hidup yang aman dan harmonis.[]

*

إرسال تعليق (0)
أحدث أقدم