Tarawih Terindah




Endah Sulistiowati (Dir. Muslimah Voice)


Shalat sunnah tarawih memang istimewa. Tarawih hanya ada di bulan Ramadhan. Semua pasti tahu dong, kalau tarawih dilakukan selesai shalat Isya', bisa 8 rakaat + 3 shalat witir, atau 20 rakaat + 3 shalat witir. Meskipun beda jauh jumlah rakaatnya tapi tidak ada yang mempermasalahkan. 


Shalat Tarawih berjamaah dilaksanakan Nabi Muhammad SAW pada tahun ke dua Hijriyah. Meski kala itu belum muncul istilah 'Tarawih'. Melainkan 'Qiyam Ramadan'. Ibadah yang menghidupkan bulan suci Ramadan di setiap malamnya, utamanya di sepuluh hari terakhir untuk mengejar Lailatul Qadar. 


Sedangkan istilah Tarawih mulai dipakai oleh jumhur ulama untuk menyebutkan shalat sunnah di malam Ramadan. Waktu pelaksanaannya sejak selepas salat Isya' hingga terbit fajar.


Salat Tarawih (kadang-kadang disebut Teraweh, Taraweh, atau Tarwih) adalah salat sunah yang dilakukan khusus hanya pada bulan Ramadan. Tarawih dalam bahasa Arab adalah bentuk jamak dari تَرْوِيْحَةٌ yang diartikan sebagai "waktu sesaat untuk istirahat".


Selain itu shalat tarawih juga memiliki 3 Keutamaan Shalat Tarawih, yaitu:


1. Diampuni Segala Dosa yang Telah Lalu. Keutamaan pertama ini sesuai dengan teks hadits yang memiliki arti berikut ini:


“Barang siapa melakukan shalat (Tarawih) pada bulan Ramadhan dengan iman dan ikhlas (karena Allah ta’âlâ) maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (Muttafaqun ‘Alaih).


2. Mendapatkan pahala beribadah satu malam penuh. Keutamaan kedua ini berdasarkan hadits Rasulullah saw riwayat at-Tirmdzi, Ibnu Majah dan an-Nasa’i:


مَنْ قَامَ مَعَ الإِمَامِ حَتَّى يَنْصَرِفَ، كُتِبَ لَهُ قِيَامُ لَيْلَةٍ


Artinya, “Barang siapa shalat Tarawih bersama imam sampai selesai, maka untuknya dicatat seperti beribadah semalam.”


3. Meningkatkan Ketakwaan Kepada Allah.

Hal ini didasarkan pada hadis Nabi riwayat Muslim. Nabi Muhammad SAW yang memiliki arti sebagai berikut:


“Barang siapa melaksanakan qiyamu Ramadhan dengan didasari iman dan ikhlas karena Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah berlalu.”


Menuliskan keutamaan tarawih seperti mengorek masa lalu di kampus. Meskipun banyak masjid di sekitar tempat kost kami, demi sebuah idealisme, kami memilih untuk menunaikan shalat tarawih di masjid kampus. Malam itu hujan yang mengguyur tidak menyurutkan langkah kami berempat untuk tetap shalat di masjid kampus yang jaraknya sekitar 1 Km. 

Namun tiba-tiba ada sebuah mobil angkutan kota (angkot) berhenti di depan kami. 

"Mau shalat dimana nduk?" Tanya Pak Sopir melongokan kepala. 

"AR. Fahrudin, Pak!" Seru kami serempak.

"Ayok, mari-mari naik, Bapak anter ke masjid!" Ajak Pak Sopir. 

"Kami, nggak bawa uang, Pak," jawabku terus terang. 

"Sudah naik saja, gratis, Bapak anterin!" Perintah Pak Sopir. 

"Masya Allah, ayo naik, biar nggak basah kuyup!" Ajakku pada ketiga temanku. 

Alhamdulillah kami pun sukses shalat tarawih di masjid kampus plus itikaf sekalian. Hmmm....shalat tarawih saat itu adalah shalat tarawih yang paling berkesan bagi kami anak rantau. Moment yang tidak terlupakan.

*

إرسال تعليق (0)
أحدث أقدم