Endah Sulistiowati
Dir. Muslimah Voice
Aksi Mahasiswa selalu punya catatan sejarah dari tahun ke tahun. Periode penjajahan, orde lama, orde baru, orde reformasi, dan saat ini, pasca reformasi. Meskipun beberapa waktu lalu, mahasiswa sempat vakum dari panasnya perpolitikan nasional.
11 April 2022 mahasiswa kembali turun ke jalan, berdemonstrasi. Tidak sedikit yang memandang miring aksi mereka, justru disinilah tantangan bagi para mahasiswa. Mampukah mereka mewujudkan idealismenya, ataukah akan berakhir di meja-meja negoisasi.
Aksi kali ini ada 6 tuntutan mahasiswa yang meminta pemerintah untuk memenuhinya, antara lain:
1. Mahasiswa menuntut Presiden Joko Widodo bersikap tegas menolak dan memberikan pertanyaan sikap terhadap penundaan Pemilu 2024 atau masa jabatan tiga periode, karena sangat jelas mengkhianati konstitusi.
2. Mahasiswa mendesak Presiden Jokowi untuk menunda dan mengkaji ulang UU IKN termasuk dengan pasal-pasal yang bermasalah, serta dampak yang ditimbulkan dari aspek lingkungan, hukum, sosial ekologi, dan kebencanaan.
3. Mahasiswa menyinggung soal bahan pokok dan kelangkaan minyak goreng. Presiden Jokowi untuk bisa menstabilkan harga dan ketersediaan bahan pokok di masyarakat.
4. Mahasiswa meminta Presiden Jokowi mengusut tuntas para mafia minyak goreng serta mengevaluasi kinerja menteri terkait.
5. Mahasiswa juga menuntut penyelesaian konflik Agraria.
6. Mahasiswa meminta presiden dan wakil presiden berkomitmen penuh dalam menuntaskan janji kampanye di sisa masa jabatannya.
Sayangnya, ada insiden tak terduga yang akhirnya meredupkan suara tuntutan mahasiswa. Diduga kuat insiden tersebut untuk menutup blow up media tentang aksi dan tuntutan mahasiswa. Parahnya lagi RUU TPKS disahkan menjadi Undang-undang sehari setelah aksi mahasiswa tepatnya tanggal 12 April 2022, makin menjadi bukti nyata eksekutif dan legislatif ternyata satu suara, tidak peduli suara rakyat.
Apapun yang terjadi di lapangan, apresiasi positif terhadap para mahasiswa datang dari banyak pihak atas keberanian mahasiswa untuk terus menggelar aksi demonstrasi meskipun tekanan datang dari segala penjuru.
Para mahasiswa, terutama mahasiswa muslim memiliki kewajiban untuk terus menyuarakan kebenaran. Karena kedzaliman-kedzaliman di negeri ini tidak akan berakhir selama sistem kapitalis yang menjadi sistem pemerintahan negeri ini. Oligarki dan aliran peng-peng tidak akan rela jika rakyat sejahtera. Untuk itu ada tugas yang lebih besar yang harus disadari mahasiswa, bahwa kesejahteraan tidak akan terwujud jika hanya ganti rezim tapi harus ganti sistem.
Panjang umur perjuangan. Ya, perjuangan belum usai, masih panjang dan berliku jalan yang akan ditempuh, jika benar-benar kesejahteraan rakyat yang menjadi taruhannya. Mahasiswa harus mampu mempertahankan idealismenya di depan derita maupun tahta.