Oleh: Rahma Nadia Mumtaza
Belakangan ini, Rakyat Indonesia dihebohkan dengan adanya ritual mengisi kendi nusantara yang dilakukan oleh Presiden Republik Indonesia bersama 34 gubernur se-Indonesia di titik nol Ibu Kota Negara (IKN). Namun sayangnya ritual ini bukan merupakan ritual biasa, tetapi ritual ini dinilai sebagai bentuk politik klenik. Suatu praktik politik yang mengimplementasikan kemauan penguasa (IKN) berdasar imajinasi irasionalitasnya yang meyakini semacam adanya mistisisme tertentu.
JAKARTA, KOMPAS.com -Presiden Jokowi dijadwalkan berkemah di titik nol Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, mulai Senin (14/3/2022) sampai Selasa (15/3/2022). Agenda kemah tersebut juga dihadiri oleh sederet pejabat pemerintah pusat dan gubernur dari 34 provinsi se-Indonesia.
Sebelum berangkat, para gubernur diminta untuk membawa satu liter air dan dua kilogram tanah dari masing-masing provinsi. Tanah dan air dari seluruh penjuru Nusantara tersebut akan dimasukkan dalam kendi berukuran besar dari tembaga, yang dinamakan Kendi Nusantara.
Kalo di logika kan, apakah dengan menyatukan 34 kendi yang berisi tanah dan air dari 34 provinsi di Indonesia akan menjadikan Indonesia bersatu? Tentu saja tidak. Prosesi ritual Kendi Nusantara ini disinyalir mengandung filosofi sebagai pengingat asal usul nenek moyang dan kearifan leluhur. Tak dapat dipungkiri, bahwa di dalamnya pasti menyimpan makna tersendiri yang berujung kepada kesyirikan. Indonesia kini memang sudah terbiasa berinteraksi dengan makhluk halus, tak heran jika dalam proses penataan negara pun didalamnya melibatkan mereka.
Jika dilihat saat ini, sebenarnya proyek IKN bukanlah prioritas yang harus dilakukan di tengah kondisi ekonomi yang semakin memburuk. Kesan yang disampaikan oleh pemerintah kepada masyarakat seolah tidak peduli terhadap banyaknya kontra yang terjadi pada proyek IKN. Dari diadakannya ritual kendi Nusantara menunjukkan bahwa pemerintah lebih memilih mengurusi sesuatu yang sebenarnya tidak terlalu bermanfaat untuk masyarakat dan tidak rasional.
Apa yang dilakukan oleh Pemerintah saat ini memang sudah jelas bahwa segala kepentingannya bukan untuk rakyat. Bagaimana bisa pemerintah yang notabene sebagai wakil rakyat malah tidak memihak pada rakyat?. Memang begitulah hakekat demokrasi pada sistem kapitalisme ,yang di prioritaskan hanya faktor kepentingan dan keuntungan. Tentu saja, bukan kepentingan dan keuntungan untuk masyarakat, tetapi mereka sebagai pemilik modal dan para penguasanya. Sehingga, hal yang sebenarnya tidak rasional pun mereka lakukan.
Politik klenik merupakan implementasi kemauan penguasa (IKN) didasarkan imajinasi irasional yang meyakini adanya mistisme untuk meredam gejolak penolakan rakyat. Sesungguhnya politik klenik ini secara terang-terangan melanggar nilai norma keagamaan dasar negara Tuhan Yang Maha Esa sebagai pencipta, sekaligus rusaknya Sistem Negara dengan penodaan Politik klenik.
Sebenarnya dalam Islam sendiri, pemindahan ibu kota negara merupakan sesuatu yang boleh-boleh saja. Tetapi tetap dilihat sejauh mana kebermanfaatan dari pemindahan ibu kota tersebut. Apakah masih ada prioritas lain yang harus diutamakan atau tidak. Sedangkan dalam Islam memang kita diharuskan untuk mengimani sesuatu yang bersifat ghaib. Akan tetapi mempercayai bahwa dengan membawa air dan tanah dari daerah asal akan menjadikan betah, langgeng dan akan bekerja keras tentu itu pembahasan yang berbeda, dan itu termasuk perbuatan syirik.
Allah akan mengampuni segala dosa-dosa hamba-Nya kecuali dosa syirik. Seperti yang Allah firmankan dalam surat An Nisa' ayat 48:
اِنَّ اللّٰهَ لَا يَغْفِرُ اَنْ يُّشْرَكَ بِهٖ وَيَغْفِرُ مَا دُوْنَ ذٰلِكَ لِمَنْ يَّشَاۤءُ ۚ وَمَنْ يُّشْرِكْ بِاللّٰهِ فَقَدِ افْتَرٰٓى اِثْمًا عَظِيْمًا
Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (dosa) karena mempersekutukan-Nya (syirik), dan Dia mengampuni apa (dosa) yang selain (syirik) itu bagi siapa yang Dia kehendaki. Barangsiapa mempersekutukan Allah, maka sungguh, dia telah berbuat dosa yang besar.
Perkara mengenai keimanan diharuskan dengan pembenaran yang pasti, tidak boleh ada keraguan sedikitpun dalam diri seorang hamba. Bagaimana kualitas keimanan rakyatnya jika sekelas pemimpinnya saja masih seperti itu? Bukanlag kebaikan yang akan didapatkan, justru politik klenik yang dilakukan para pemimpin negeri ini dapat mengundang azab Allah Ta'ala.
Ketika pemerintah masih mengundang azab Allah, bagaimana bisa menuntun rakyatnya meraih ridha Allah?. Pemimpinnya saja masih melakukan hal hal yang tak seharusnya dilakukan, bagaimana bisa Indonesia ini akan bersatu dengan ketidak rasional an yang dilakukan oleh pemerintah?. Sistem kapitalis harus di tumpas habis, sistem islam harus ditegakkan di bumi nusantara ini agar tidak terjadi kembali kejadian irasioanilitas seperti ritual kendi nusantara ini. Wallahua'lam bissawab.