Muskaan Khan: Makin Membuka Mata Dunia bahwa Muslim di India sedang Tidak Baik-Baik saja




Endah Sulistiowati

Dir. Muslimah Voice


Muskaan Khan adalah sosok muslimah yang viral beberapa waktu lalu dalam sebuah video pendek. Muskaan dihadang segerombolan orang yang mengenakan selendang safron - warna yang diasosiasikan dengan kelompok nasionalis Hindu dan agama Hindu pria-pria tersebut mulai meneriakkan "Jai Shri Ram" atau "salam Tuhan Ram".


Saat mereka terus mengolok-oloknya, Muskaan Khan, yang mengenakan jilbab hitam dan burwa tetap berjalan memasuki kampus setelah memarkir motornya  dan  berteriak "Allahu Akbar" (Tuhan Maha Besar) sebagai balasannya.


Muskaan Khan secara tidak sengaja menjadi wajah perlawanan bagi perempuan muda Muslim India di tengah meningkatnya pertikaian tentang jilbab atau hijab. Sekaligus semakin membuka mata dunia bagaimana muslim - muslimah India diperlukan di sana.


Sebagai Negara dengan Penduduk Muslim Terbesar


Dikutip dari pewresearch.org, jumlah penduduk muslim di dunia saat ini mencapai lebih dari dua miliar. Hal tersebut membuat Islam menjadi agama dengan pemeluk terbanyak kedua di dunia, tepat di bawah agama Kristen. Dilansir dari worldpopulationreview.com, berikut adalah negara dengan jumlah penduduk muslim terbanyak pada 2021:


1. Indonesia (231.000.000 umat) 

2. Pakistan (212.300.000 umat) 

3. India (200.000.000 umat) 

4. Bangladesh (153.700.000 umat) 

5. Nigeria (95.000,000–103.000.000 umat) 

6. Mesir (85.000.000–90.000.000 umat) 

7. Iran (82.500.000 umat) 

8. Turki (74.432.725 umat) 

9. Algeria (41.240.913 umat) 

10. Sudan (39.585.777 umat)


Per Desember 2021, jumlah penduduk India mencapai 1.400.307.255 jiwa dan menjadi negara berpenduduk terbesar nomor 2 di dunia. Sehingga dengan penduduk muslim sebesar 200 juta, muslim India termasuk dalam kategori minoritas.


Muslim India semakin Marjinal


Sejak kemerdekaan India, Muslim telah menghadapi diskriminasi, prasangka, dan kekerasan sistematis, meskipun ada perlindungan konstitusional. Para ahli mengatakan, sentimen anti-Muslim telah meningkat di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Narendra Modi dan Partai Bharatiya Janata (BJP) yang berkuasa.


Kepemimpinan BJP ini telah mengejar agenda nasionalis Hindu sejak mengambil alih kekuasaaan pada 2014.


Sejak terpilihnya kembali Modi pada 2019, pemerintah telah mendorong kebijakan kontroversial yang menurut para kritikus secara eksplisit mengabaikan hak-hak Muslim dan secara efektif dimaksudkan untuk mencabut hak jutaan Muslim. Tindakan tersebut telah memicu protes di India dan menuai kecaman internasional.


Dalam artikel berjudul "Muslim India: Populasi yang Semakin Marjinal" yang diterbitkan di laman Council on Foreign Relations (CFR), dilansir pada Jumat (21/8), para analis telah mencatat impunitas (kebebasan dari hukuman) yang meluas bagi mereka yang menyerang Muslim. Dalam beberapa tahun terakhir, pengadilan dan badan pemerintah kadang-kadang membatalkan hukuman atau mencabut kasus yang menuduh umat Hindu terlibat dalam kekerasan terhadap Muslim. (Republika.co.id)


Sentimen anti-Muslim pun tercatat meningkat di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Narendra Modi dan Partai Bharatiya Janata (BJP) yang berkuasa. Pemerintahan Modi bahkan mengambil tindakan kontroversial terhadap Muslim.


Pada Desember 2019, parlemen India mengesahkan Undang-Undang Amandemen Kewarganegaraan, yang juga ditandatangani Modi. Undang-undang itu  memberikan status kewarganegaraan bagi pengungsi atau imigran ilegal non-Muslim dari negara-negara tetangga.


Kebijakan itu membuat pemeluk dari enam kelompok agama yang datang ke India dari Pakistan, Bangladesh, dan Afghanistan sebelum 31 Desember 2014 mendapatkan status kewarganegaraan India. Agama tersebut yakni Hindu, Sikh, Kristen, Jain, Parsis dan Buddha.


_Namun demikian, para kritikus mengatakan undang-undang tersebut diskriminatif karena mengecualikan Muslim dan menerapkan kriteria agama untuk pertama kalinya dalam masalah kewarganegaraan._


Muslim India Butuh Khilafah


Muskaan Khan mengingatkan penulis pada masa Khalifah Al-Mu’tashimbillah dari Bani Abbasiyah, ketika Khalifah menyelamatkan seorang muslimah yang dilecehkan oleh orang Romawi di Ammuria, Turki. Beliau mengirim ekspedisi militer yang amat besar.

 

Panjangnya barisan tentara ini tidak putus dari gerbang istana Khalifah di Baghdad hingga Ammuria. Ribuan tentara Muslim bergerak di bulan April tahun 833 Masehi. Kota Ammuria dikepung oleh tentara muslim hingga akhirnya takluk.


Khilafah siap melindungi meskipun terhadap nyawa satu orang muslim, apalagi jika yang dianiaya adalah banyak orang muslim. Khilafah akan mengirimkan militer dengan kekuatan penuh untuk menolong mereka. Termasuk muslim India dan muslim-muslim di belahan bumi yang lain.

*

إرسال تعليق (0)
أحدث أقدم