Cegah Radikalisme atau Ciptakan Perpecahan?



Oleh: Kiki Lavera


Untuk kesekian kalinya statement dari kalangan elite membuat kegaduhan di tengah umat, yaitu melalui rencana pemetaan masjid dan pesantren demi mencegah radikalisme menuai sorotan publik, upaya kepolisian untuk pencegahan penyebaran paham radikal yaitu dengan melakukan pemetaan masjid dan pesantren dinilai bisa memicu kesalah pahaman hingga kecemburuan sosial di tengah masyarakat.

https://www.harianaceh.co.id/2022/01/26/demi-cegah-paham-radikal-polri-berencana-akan-lakukan-pemetaan-masjid


Rezim mulai mengusik masjid hingga ada aturan pemetaan masjid merupakan fitnah besar bagi umat Islam, Masjid yang merupakan rumah ibadah umat Islam malah di tuduh sebagai tempat penyebaran paham radikal, bahkan pesantren yang merupakan lembaga pendidikn Islam juga dikaitkan dengan tempat penyebaran radikal bahkan termasuk jaringan terorisme.


Rencana pemetaan masjid dikaitkan dengan isu radikalisme, dan tuduhan terhadap ratusan pondok pesantren terkait terorisme, lagi-lagi menampakkan wajah islamophobia, dan menimbulkan dugaan adanya framing negatif dan tindakan tidak adil terhadap umat Islam.


Klaim radikal dan sejenisnya yang dikaitkan pada masjid dan pesantren jelas telah melahirkan perpecahan dan kegaduhan di masyarakat. Tidak tepat rasanya ketika masjid dan pesantren yang merupakan lembaga pendidikan umat Islam dituduh sebagai sarang penyebaran radikalisme.

https://www.republika.id/posts/24565/tak-ada-pesantren-ajarkan-radikalisme


Sementara yang jelas teroris yang sebenarnya adalah seperti KKB Papua yang terus menghantui dan mengancam nyawa anak bangsa dan integrasi bangsa. Sepanjang tiga tahun belakang, terdapat puluhan korban meninggal baik dari prajurit TNI/Polri maupun warga sipil. Korban luka pun tak terhitung. Namun kebutralan KKB yang sudah termasuk extraordinary teror, tidak disebut sebagai gerakan radikal/teroris oleh pemerintah. tetapi kenapa yang di usik umat Islam?


Salah memetakan masalah, akibatnya membuat rakyat resah dan susah. Pendiskreditan terhadap umat Islam memang tak pernah sepi, bahkan terus diidentikkan dengan pelaku terorisme radikalisme, padahal terdapat banyak permasalahan yang harus diprioritaskan untuk di tangani di negeri ini seperti korupsi, kriminalitas, dan persoalan pemindahan ibukota negara di tengah ekonomi semakin susah, pandemi yang tak kunjung usai serta permasalahan-permasalahan lainnya, bukan justru isu radikalisme yang terus-menerus dihembuskan. Padahal radikalisme yang kerap kali disematkan pada umat Islam bukanlah permasalahan yang utama di negeri ini, melainkan ketimpangan sosial akibat penerapan sekulerisme kapitalistik.


Sudah saatnya umat dan negara bersatu untuk memahami bahwa radikalisme beragama bukanlah ancaman. Seharusnya Negara menjadi perisai bagi umat dan mendakwahkan kepada umat bahwa agama tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan manusia, bukan malah menakuti umat dengan islamphobia ditengah-tengah masyarakat. Namun semua itu tidak dapat terwujud di sistem saat ini kecuali diterapkan dalam sistem Islam, karena dalam sistem pemerintahan Islam menerapkan semua aturan Allah Swt.


Wallahu a’lam bishshawab.

*

إرسال تعليق (0)
أحدث أقدم