Oleh: Nur Itsnaini Maulidia (Aktivis Dakwah)
Indonesia adalah salah satu negeri dengan penduduk Muslim terbesar di dunia. Namun, meski penduduknya mayoritas Muslim, produksi makanan halal masih kalah dibandingkan negara-negara dengan penduduk mayoritas nonmuslim.
Karenanya, Menteri BUMN RI Erick Thohir mendorong dunia pesantren agar bisa menjadi mercusuar bertumbuhnya ekonomi umat Muslim. Beliau berharap dengan hal tersebut dapat mengantarkan ekonomi Indonesia makin berkembang. Bukan sekedar menjadi pasar dunia seperti saat ini. Hal itu diungkapkan Menteri BUMN RI Erick Thohir dalam talkshow di Pesantren K.H. A. Wahid Hasyim Bangil, Kabupaten Pasuruan, Minggu (16/1). (radarbromo.jawapos.com, 17/01/2022)
Apa yang disampaikan oleh Menteri BUMN RI tersebut menunjukkan adanya perubahan yang Islami di tengah masyarakat. Ini merupakan suatu kemajuan, yakni menjadikan produksi makanan halal sesuatu yang sangat urgent di negeri mayoritas penduduknya Muslim.
Adanya perubahan Islami ini seharusnya menjadikan umat Muslim makin sadar bahwa Allah SWT telah memberi aturan dalam segala aspek kehidupan, bukan hanya sebatas pada makanan saja. Seperti aturan bermuamalah, berpakaian, berpolitik, dan lain-lain. Semua aturan inilah yang harus diterapkan dalam kehidupan saat ini.
Tidak diterapkannya aturan Allah SWT di tengah-tengah kehidupan serta produksi makanan halal yang belum maksimal adalah buah dari diterapkannya sistem kapitalisme sekuler yang memisahkan peran agama dari kehidupan. Segala hal yang berbau agama dijauhkan dari kehidupan. Yang diambil hanya jika memiliki pengaruh pada kepentingan materi belaka. Tentu ini yang sangat disayangkan.
Sebagaimana yang terjadi saat ini, pondok pesantren yang seharusnya menjadi tempat untuk mendidik dan membina generasi agar faqih fid diin, memahami agama dengan sempurna dan berkepribadian Islam, justru didorong untuk menumbuhkan ekonomi negeri dan menjadi motor penggeraknya. Sementara negara yang berkewajiban membuka luas lapangan pekerjaan dan mewujudkan kesejahteraan per individu warga malah membiarkan kekayaan negeri ini dirampok oleh para korporasi dan oligarki. Sungguh ironi. Begitulah realita kehidupan dalam sistem kapitalisme.
Oleh karenanya, harus ada perubahan sistem menuju sistem Islam kaffah. Karena hanya sistem Islam kaffah yang bisa menerapkan segala aturan yang telah Allah SWT ciptakan bagi umat manusia tanpa pandang materi. Dengan sistem Islam kaffah, ekonomi Islam akan maju tanpa melemahkan fungsi utama pendidikan. Dengan penerapan sistem Islam kaffah inilah, akan mewujudkan ekonomi yang sejahtera, mandiri, dan penuh berkah.
Allah SWT berfirman:
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا (٢)وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لا يَحْتَسِبُ
“Siapa saja yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan memberikan baginya jalan ke luar dan rezeki dari arah yang tidak terduga.” (Q.S. At-Thalaq [65]: 2-3).
Allah SWT juga berfirman:
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالأرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
“Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi. Namun, mereka mendustakan ayat-ayat Kami itu Karena itu, Kami menyiksa mereka karena perbuatannya itu.” (Q.S. Al-A’raf [7]: 96).
Wallaahu a'lam.