Oleh : Ramsa (Aktivis Muslimah)
Bangsa yang maju akan terus berbenah. Mulai dari menyiapkan sistem ekonomi, sistem pendidikan yang memadai agar menunjang kemajuan yang diharapkan. Pendidikan merupakan salah satu instrumen penting yang menjadi tolak ukur kemajuan suatu bangsa. Maka sarana penunjang pendidikan sangat penting untuk dirapikan.
Pendidikan yang hebat tercermin dari kurikulumnya. Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta didik dalam satu periode jenjang pendidikan. Kurikulum itu ibarat bahan baku dalam membuat kue, jika bahan baku berkualitas maka hasilnya juga akan berkualitas. Begitu pula sebaliknya jika bahan baku atau bahan yang jadi pijakan dalam pembelajaran tidak bermutu dan tidak dipahami oleh elemen pendidik maka bisa dipastikan hasilnya atau para pelajar yang dibentuk tidak akan berkualitas.
Di negeri ini sudah beberapa kali terjadi perubahan kurikulum. Mulai dari kurikulum Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA), kurikulum 2006, kurikulum KTSP, kurikulum tahun 2013 hingga yang terbaru adalah kurikulum prototipe. Saat ini saja terdapat tiga jenis kurikulum nasional yang ditawarkan pemerintah yakni kurikulum 2013, kurikulum darurat dan kurikulum prototipe.
Kurikulum prototipe merupakan kurikulum alternatif yang disiapkan pemerintah sebagai alat untuk melakukan transformasi pembelajaran. Yang menarik dari kurikulum ini adalah setiap satuan pendidikan diberikan otoritas bagi guru sehingga bisa memiliki keleluasaan dalam mendidik atau mengajar.
Bahkan bagi siswa diberi kebebasan dalam memilih mata pelajaran apa yang akan dipelajari. Tidak ada pilihan jurusan IPA, IPS atau jurusan Bahasa. Semua siwa bebas memilih sesuai minat dan potensinya. Sekilas kurikulum ini bagus, menarik dan mungkin cocok bagi pelajar di negeri ini. Tetapi ada baiknya menganalisis kebijakan ini lebih mendalam.
Kurikulum Bebas Mengancam Generasi
Sangat penting untuk dipikirkan kembali dampak dari adanya muatan kebebasan bagi pelajar di bangku sekolahnya masing-masing. Hal yang terbaca yaitu lahirnya siswa yang akan belajar sesuka hati, akibatnya miskin tata krama, dan jika tidak tertarik pelajaran agama misalnya, akan melahirkan generasi miskin iman. Generasi yang bisa jadi seperti tokoh kartun yang menyelesaikan semua masalah kehidupannya dengan kekerasan. Tidak bisa dibayangkan akibat lebih jauh bagi pelajar yang sejak dini tidak ada sentuhan agama, atau akidah, kelak setelah SMP atau SMA akan seperti apa hasilnya.
Potret hasil pendidikan saat ini menunjukkan banyak pelajar korban tawuran, pernah memakai narkoba, hamil di luar nikah, pernah aborsi, bahkan jadi pelakor. Belum lagi kekerasan fisik di berbagai tempat. Maka penting bagi pemangku kebijakan di negeri ini memikirkan lebih jauh dampak kebebasan belajar bagi generasi negara ini. Sebelum dampak kebebasan pendidikan ini menjangkiti dan menggerogoti tubuh generasi muda.
Prototipe Generasi Unggul dalam Sistem Pendidikan Islam
Generasi unggul masa depan tidak akan mudah terwujud dalam sistem hidup bebas alias liberal seperti di negeri kita. Besarnya arus moderasi dan kebebasan hari ini menjadikan pendidikan pun jadi sasaran empuk untuk dicekoki ide moderasi. Para penjajah yang tidak suka terhadap ajaran Islam sengaja membuat berbagai perangkat pendidikan untuk menjauhkan generasi muda dari ajaran Islam kaffah. Mengajari generasi muda gaya hidup bebas dalam setiap hal. Padahal sejatinya jika sistem pendidikan Islam yang dipraktekkan akan mampu melahirkan generasi unggul calon pemimpin peradaban yang gemilang.
Sebagai contoh dalam sistem pendidikan Islam, pendidikan bertujuan melahirkan peserta didik yang berkepribadian Islam yaitu siswa yang selaras antara pemikiran dan perilakunya, juga handal dalam bidang Iptek dan bertakwa. Semua bidang ilmu yng dikuasai wajib dipandu oleh syariat Islam. Ketika handal dalam bidang sains misalnya maka tetap taat syariat. Sehingga lahirlah generasi cerdas bertakwa dan melahirkan peradan gemilang dengan keunggulan dalam segala bidang. Contoh nyata adalah sahabat Rasulullah Mush'ab bin Umair generasi muda yang siap menjadi duta Islam, berdakwah ke luar negeri dan handal dalam berbagai bidang. Atau tokoh ilmuwan al Khawarizmi penemu angka nol, ahli fiqh dan penemu rumus aljabar. Ilmunya yang fenomenal itu masih terpakai hingga sekarang.
Kehadiran ilmuwan Islam yang handal dan unggul di berbagai bidang ini, merupakan bukti nyata keberhasilan penerapan kurikulum Islam, yakni terbentuknya kepribadian Islam atau menyatunya pola pikir dan pola sikap Islam yang berhasil membentuk pelajar atau manusia cerdas, kuasai ilmu pengetahuan dan teknologi sekaligus pahami aturan agamanya. Tetap mengedepankan syariat dalam pelajari ilmu apapun. Maka harapan terwujudnya generasi unggul sekaligus pemimpin peradaban yang agung itu hanya bisa terwujud dalam sistem pendidikan Islam. Karena dengan sistem pendidikan Islam lah sejatinya yang akan melahirkan generasi hebat, yang siap mengisi peradaban gemilang, juga akan siap menjadi mercusuar dan pelopor dalam kebagkitan umat.
Wallahu A'lam