Bukan Sekedar Anniversary: Cinta pun Perlu Dipupuk



Endah Sulistiowati (Dir. Muslimah Voice) 

Banyak pasutri yang senang merayakan anniversary pernikahan, dengan makan di restoran mahal, mengundang saudara, teman, dan kolega, ataupun syukuran kecil-kecilan dirumah, intinya para pasangan ingin mewujudkan syukurnya atas pernikahan yang sudah dilalui baik suka maupun duka. Namun tidak jarang anniversary juga menjadi ajang pamer atas pencapaian materi selama pasutri tersebut menikah.


Anniversary pernikahan sebenar-benarnya juga bisa digunakan untuk memupuk rasa cinta kasih dengan pasangan. Sebagai momen untuk mengingat masa-masa awal perkenalan, pernikahan, atau masa-masa honeymoon.


Mengingat masa-masa indah berdua, adalah momen spesial untuk membangkitkan gairah muda serta memupuk rasa cinta. Apakah hanya waktu anniversary saja? Tidak juga! Hari-hari biasa saat makan bersama, berangkat tidur atau kerennya disebut pillow talk adalah waktu terbaik untuk menyalurkan cinta. Sehingga berbagai masalah bisa dibicarakan dengan baik, dicari penyelesaian yang pas, dan juga bisa menghapus sak dan prasangka. 


Jangan lupa cinta kasih yang dipupuk tetaplah harus berbantalkan kekuatan aqidah. Sehingga cinta yang ada bukan cinta buta, apalagi cinta yang seperti tahi kucing rasa coklat. Dengan begitu, cinta - kasih, kesetiaan dan tanggung jawab menjadi satu-kesatuan yang mampu mengantarkan pada keutuhan keluarga asmara.


Tips Menjaga Keutuhan Keluarga Asmara


Akhir-akhir ini film dengan judul Layangan Putus memang sangat fenomenal. Hal tersebut bagaimanapun memberikan gambaran kondisi sosial dan keluarga sebagian masyarakat Indonesia dekade ini. Terlepas positif maupun negatifnya penerimaan masyarakat, menjaga keutuhan keluarga asmara adalah sebuah keniscayaan.


Memang, menikah itu butuh bekal dan ilmu. Kalau kita menikah berangkat dengan tangan kosong modal uang saja, bisa jadi ditengah jalan akan terkaget-kaget dengan munculnya kejutan-kejutan pernikahan. 


Bagaimanapun pernikahan adalah menggabungkan dua kepala yang berbeda, tentunya persinggungan ataupun permasalahan pasti akan terjadi. Sehingga perlu usaha sungguh-sungguh untuk menyelesaikannya. Sehingga apa yang perlu disiapkan untuk terus bisa memupuk cinta kasih meskipun pernikahan sudah berbilang usia? 


Pertama, selalu membangun komunikasi yang baik. Tidak jarang rumah tangga terpaksa berakhir karena buruknya komunikasi. Sehingga komunikasi dua arah antara suami istri perlu dilakukan untuk meminimalisir salah paham. Ingat, pasangan tidak bisa membaca pikiran dan perasaan kita, jadi apapun masalahnya perlu dikomunikasikan.


Kedua, tidak selalu melibatkan pihak ketiga. Artinya, jika terjadi  masalah diantara pasutri dan itu bisa diselesaikan berdua maka selesaikanlah sendiri. Kita minimalkan melibatkan orang ketiga dalam rumah tangga, entah itu orang tua, mertua, sahabat, ataupun yang lainnya. Ini juga dalam rangka memupuk kepercayaan dan empati diantara pasutri. 


Ketiga, sering-sering menghabiskan waktu bersama. Kebersamaan yang diiringi dengan quality time akan menghangatkan hubungan keluarga, tentu juga mampu memupuk rasa cinta kasih. Tidak harus lama dan mahal. Masak dan makan bersama, bersih-bersih rumah bersama, menikmati sore hari dengan minum teh atau bolu kukus, sambil berbagi cerita maka akan menjadi kenangan yang tidak terlupakan.


Keempat, jangan lupa menjadikan aqidah sebagai landasan membangun keluarga asmara dan cinta kasih diantar pasutri. Masing-masing anggota keluarga diharapkan paham hak dan kewajiban masing-masing. Harapannya ketika terjadi konflik kecil atau berat, maka akan dikembalikan bagaimana Islam menyelesaikan masalah tersebut. 


Di tengah arus modernisasi dan globalisasi mengukuhkan cinta dalam keluarga asmara adalah perkara wajib yang harus ditunaikan. Godaan datang dari seluruh penjuru mata angin, bahkan datang dari sesuatu yang selalu digenggam yaitu android (smartphone). Sehingga poin ke empat yaitu aqidah menjadi kunci sekaligus pondasi terbentuknya bangunan keluarga asmara. 


Memang, menjalaninya tidak semudah menuliskannya. Tapi itu semua ada dalam wilayah kendali kita. Kita ingin membangun keluarga yang seperti apa, maka disitulah kita bisa berupaya. Bukankah Allah beserta prasangka hambanya?[]

*

إرسال تعليق (0)
أحدث أقدم