Moderasi : Strategi Pecah Belah yang Perlu Diwaspadai




Oleh : Septa Yunis

Moderasi agama masih terus digulirkan sampai saat ini. Moderasi beragama termasuk salah satu isu penting negara dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional. Beberapa tahun terakhir moderasi beragama sangat masif digaungkan. Terutama sejak Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mencanangkan tahun 2019 sebagai Tahun Moderasi. Pemerintah mengklaim, dengan moderasi beragama akan dapat menangkal isu radikalisme. Dimana radikalisme seakan dijadikan momok yang akan mengancam keutuhan bangsa. 

Pengarusan konsep moderasi agama ini dimasifkan mulai level negara sampai level dunia pendidikan. Moderasi agama memang menjadi program prioritas Kemenag periode 2020-2024. Dalam mewujudkan misi besar itu, Kemenag telah melakukan berbagai upaya. Seperti pembaruan buku-buku ajar, pembinaan penceramah berwawasan kebangsaan, sertifikasi dai, pembentukan Pokja Moderasi Beragama, penyusunan buku Moderasi Beragama, pendirian Rumah Moderasi di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN), dst yang berhubungan dengan aspek penguatan moderasi beragama melawan radikalisme dan terorisme.

Pengarusan moderasi beragama ini sejatinya adalah upaya mengkotak-kotakkan Islam itu sendiri. Hal ini akan menimbulkan perpecahan bagi para penganutnya. Di dalam Islam, sejatinya tidak ada Islam moderat, Islam nusantara, Islam radikan dst. Islam hanya satu tidak terpecah belah. 

Sadar atau tidak hal ini adalah upaya barat untuk menghancurkan Islam. sebagaimana dituangkan dalam dokumen Rand Corporation. Strategi penghancuran ini dibangun dengan dasar falsafah “devide et impera” atau politik pecah belah. Dengan demikian, penjajahan atas kaum muslim dapat tetap langgeng.

Ini adalah cara yang halus untuk melanggengakan kapitalisme sekularisme di Indonesia dan menghancurkan Islam secara perlahan. Kesadaran umat akan penerapan syari'at Islam semakin tergerus dan menghambat penerapan Islam secara kaffah. Dengan demikian posisi barat kafir tetap aman dan sentosa di bumi para kaum Muslim. 

Sebagai umat Islam kita tak perlu silau dengan iming-iming Islam moderat, sekilas memang terkesan manis, namun menusuk di dalam. Kita wajib merujuk pada Islam yang diturunkan Allah melalui perantara Rasulullah Saw, Menjalankan syariatNya secara menyeluruh dan menjadikan ikatan aqidah Islam sebagai pemersatu umat Islam dimanapun berada. 

Oleh karena itu, memahami Islam secara menyeluruh adalah penting. Supaya dapat membendung pemikiran yang bukan berasal dari Islam termasuk sekuler liberal. Pemahaman politik Islam juga harus dipahami, sehingga umat Islam tidak mudah dibodohi. Dengan demikian, umat akan sadar penerapan Islam kaffah dalam bingkai Khilafah wajib dilakukan. Tegaknya syari'at Islam merupakan alarm bagi kehancuran kafir Barat beserta antek-anteknya.

*

إرسال تعليق (0)
أحدث أقدم