Bahaya Slogan Sesat “My Body My Authority”



Oleh : Ayu Fitria Hasanah S.Pd

(Pemerhati pendidikan & sosial budaya)


“My Body My Authority” adalah slogan yang populer di kalangan perempuan khususnya kaum feminis. Slogan ini dikampanyekan secara massif, baik melalui tulisan-tulisan poster saat melakukan demonstrasi atas nama hak perempuan juga melalui dunia maya dalam bentuk postingan-postingan. Slogan yang menyuarakan kebebasan bagi perempuan terhadap tubuhnya sendiri, sekilas tampak seperti pemenuhan hak perempuan dan menguntungkan perempuan. Tetapi, pada realitanya ide kebebasan ini justru rancu dan membahayakan.


Misalnya seperti pada postingan mahasiswa salah satu PT di Jember dari akun Instagram dindaauliapp (02/12/2021) pada slide yang kedua, tertulis bahwa “perempuan bebas memakai apa pun yang membuatnya nyaman, bahwa pakaian sama sekali tidak menentukan keimanan seseorang terhadap Tuhannya”. Narasi ini sejalan dengan makna slogan “My Body My Authority”, yang berarti tidak boleh ada batasan tertentu dalam cara berpakaian dan menuntut adanya sikap menghargai atas cara berpakaian seseorang sekalipun melanggar agama ataupun moralitas. Hal ini sama artinya dengan menolak adanya syariat pakaian bagi muslimah, dan mencari pembenaran atas ketidaktundukannya dalam cara berpakaian yang tidak syar’i, serta menilai bahwa tak ada kaitan antara iman dan pakaian.


Berdasarkan hal di atas, ide kebebasan melalui slogan “My Body My Authority” yang dicetuskan oleh kaum feminis sangat berbahaya khususnya bagi para muslimah. Ide ini menjadikan seseorang melanggar batasan-batasan atau aturan yang telah ditetapkan Tuhan. Sebaliknya justru kemudian mengadopsi ide kebebasan ala Barat yang lahir dari pemahaman sekuler yakni pemahaman yang memisahkana agama dari kehidupan dengan dalih “My Body My Authority” atau atas nama HAM. Padahal bagi seorang muslim yang beriman kepada Allah dan Rasulnya, idealnya harus memahami konsekuensi atas keimanannya, bahwa wajib bagi mukmin patuh terhadap setiap aturan Tuhannya termasuk dalam berpakaian. Apa yang ada dalam Al quran dan As Sunnah menjadi standartnya, bukan nyaman atau tidak nyaman. Seorang mukmin juga harus memahami dan meyakini keberkahan atau kebaikan dari adanya syariat termasuk syariat berpakaian.


Lebih dari itu, ide kebebasan tersebut secara nyata mengantarkan pengapdopsinya kepada kekacauan. Terbukti, karena ide kebebasan ini, seks bebas yang merupakan penyimpangan seksual menjadi berubah statusnya sebagai hal biasa atas nama “My Body My Authority”. Walhasil, penyakit HIV meningkat, aborsi yang merupakan tindakan kejahatan menjadi legal atas dasar menjadi hak perempuan dalam menentukan kepemilikan anak.


Ide “My Body My Authority” sejalan dengan ide liberalime (paham kebebasan) yang lahir dari ideologi kapitalisme. Ideologi yang memisahkan agama dari kehidupan dan mengagungkan paham kebebasan dalam berpendapat, berperilaku, berekspresi, dan kepemilikian. Karena itu, ide ini sangat bertentangan dengan Islam dan menyesatkan serta membawa kepada kekacauan. Oleh sebab itu, kaum muslim secara keseluruhan haram mengambil ide kebebasan seperti yang telah dijelaskan di atas. Selain itu juga perlu waspada dan kritis terhadap narasi-narasi yang lahir dari ide kebebasan, serta perlu bersama-sama menyampaiakan kesesatan ide liberal ini dan menyampaikan kebenaran ajaran-ajaran Islam.

*

إرسال تعليق (0)
أحدث أقدم