Syarat Mati Tidak Harus Tua


Endah Sulistiowati

Dir. Muslimah Voice


Allah berfirman dalam surat Al-A'raaf ayat 34: 


وَلِكُلِّ اُمَّةٍ اَجَلٌۚ فَاِذَا جَاۤءَ اَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُوْنَ سَاعَةً وَّلَا يَسْتَقْدِمُوْنَ


Artinya: "Dan setiap umat mempunyai ajal (batas waktu). Apabila ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan atau percepatan sesaat pun." (TQS. Al-A'raaf ayat 34)


Kemudian dalam surat At-taubah ayat 51 Allah juga berfirman: 


قُلْ لَّنْ يُّصِيْبَنَآ اِلَّا مَا كَتَبَ اللّٰهُ لَنَاۚ هُوَ مَوْلٰىنَا وَعَلَى اللّٰهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُوْنَ


Artinya: Katakanlah (Muhammad), “Tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah bagi kami. Dialah pelindung kami, dan hanya kepada Allah bertawakallah orang-orang yang beriman.” (TQS. At-taubah ayat 51)


Di masa pandemi covid yang terjadi sejak Maret 2020, hilir mudik masuk kabar meninggalnya saudara, teman, bahkan para ustadz-ustadzah. Hati pun terharu-biru, lantas muncul pertanyaan habis ini giliran siapa lagi? Seakan-akan malaikat maut sedang mengintai kita. Saat itu rasanya ketakutan akan kematian seperti berderak-derak. Takut mati? Ya! 


Kemudian, beberapa waktu yang lalu dunia ke-artisan dilanda duka yang mendalam dengan meninggalnya sepasang artis akibat kecelakaan tunggal di Jalan Tol Jombang, Kamis, 4 November 2021.


Apa artinya?


Artinya syarat mati itu tidak harus tua. Syarat mati juga tidak harus sakit terlebih dahulu. Mati bisa kapan saja, dimana saja, dan disaat kita ngapain saja. Astaghfirullah, astaghfirullah, astaghfirullah. Semoga Allah mematikan kita dalam kondisi yang baik, dalam dekapan iman dan Islam, dalam pelukan jalan keistiqomahan, serta mati dalam kondisi khusnul khatimah. Aamiin ya Allah.


Namun di sini, ada hal yang harus kita ingat. Persiapan apa yang sudah kita punya untuk menyambut kematian. Bagaimana dakwah kita, ibadah kita, ngaji kita, birul walidain, infaq dan shodaqoh? Apakah kita masih berlumur dosa-dosa kecil. Ya Allah. Bukankah orang yang paling cerdas adalah orang yang paling baik mempersiapkan kematiannya? 


Rasulullah SAW yang menyebutkan kalau orang yang memiliki kecerdasan adalah mereka yang selalu mengingat kematian. Seperti yang terdapat dalam hadis yang diriwayatkan Ibnu Umar RA:


"Manusia yang paling utama adalah manusia yang paling baik akhlaknya. Manusia yang cerdas adalah orang yang paling banyak mengingat kematian dan paling baik dalam mempersiapkan bekal untuk menghadapi kehidupan setelah kematian. Mereka adalah orang-orang berakal."


Kenapa pula mereka yang selalu mengingat kematian termasuk orang yang cerdas? Sebab, mereka akan selalu memperbanyak amalan baik dan ibadah yang nanti akan mengantarkan mereka ke surga. Selain itu, mereka juga tidak hanya terpaku pada duniawi yang bersifat sementara.


Salah seorang sahabat Rasulullah SAW pun pernah bertanya, "Wahai Rasulullah, siapa manusia yang paling cerdas?"


Rasulullah SAW menjawab, "Yang paling banyak mengingat mati, kemudian yang paling baik dalam mempersiapkan kematian, itulah orang yang paling cerdas." (HR Ibnu Majah, Thabrani, dan Al Haitami).


Allah mengaruniakan kita akal juga potensi berupa naluri dan kebutuhan jasmani, semua tergantung bagaimana kita mengoptimalkan apa yang telah dikaruniakan Allah kepada kita. 


Allah memberikan kita pilihan-pilihan dalam setiap perbuatan. Di sinilah Allah menguji kita, aktivitas apa yang kita pilih. Ketika kita pilih adalah aktivitas dakwah misalnya, sudahkah kita optimal di dalamnya, atau hanya angka ikut saja. "Wong gabung dakwah mati, nggak pun juga mati", atau lebih dari sekedar itu. Maka kitalah sendiri yang tahu apa niat dan tujuan kita. Sebagai seorang muslim maka setiap aktivitas kita dalam memenuhi kebutuhan kita harus terikat dengan hukum Syara'.


Sehingga, karena yang namanya kematian adalah rahasia Allah, dan kita tidak pernah tahu kapan kematian itu akan menjemput kita. Maka sudah seharusnya kita pun persiapkan sejak dini. Kita teguh dan kuatkan dakwah, kita tingkatkan taqarub Ilallah, kita perbaiki muamalah, kita halalkan setiap yang masuk ke dalam tubuh, kita gantungkan harapan agar menjadi bagian dari orang-orang yang bertakwa. Jangan pernah menunggu datangnya penyesalan, karena penyesalan itu selalu datang belakangan. Wallahu'alam.


*

إرسال تعليق (0)
أحدث أقدم