Napak Tilas Rasul Mencetak Generasi Peradaban Emas

 



Oleh : Evi Ummu Faiza 


Siapa yang tak mengenal peradaban emas yang pernah ditorehkan Islam dalam sejarah? Bila kita mau jujur membaca sejarah, sesungguhnya Islam telah menorehkan kegemilangan dalam berbagai aspek kehidupan. Bahkan, Islam pernah menjadi Peradaban yang telah hampir saja menguasai seluruh dunia, dalam rentang waktu 1300 tahun lamanya. 


Islam risalah dari langit; kunci kesuksesan membangun peradaban 


Sungguh, bila saja Risalah Islam yang dibawa Nabi itu bukan berasal dari Allah, pencipta manusia, yang menguasai seluruh jagat ini, mungkin tak akan pernah sesukses itu merubah tatanan dunia dari masyarakat jahiliyah menjadi masyarakat Islam yang penuh kemuliaan.


Ketika Islam diturunkan di kota mekkah saat itu, seluruh jazirah Arab bukanlah wilayah yang diperhitungkan dalam kancah dunia, sebab ada dua peradaban saat itu yang berkuasa, yakni Persia dan Romawi. 


Namun, walau berkuasa, dua negara adidaya itu masih diliputi kesesatan. Persia yg saat itu masih menyembah matahari, sementara Romawi walau beragama Nasrani tapi telah banyak mengalami penyesatan-penyesatan. Begitu Pula dengan kondisi bangsa Arab yang tidak jauh berbeda. Saat itu dunia Arab ada dalam masa jahiliyah yang diliputi kesyirikan, kebodohan, hingga kezaliman yang merajalela. 


Diutusnya nabi Muhammad SAW dengan membawa risalah Islam, bukan hanya mampu membawa kondisi jahiliyah di tanah Arab menjadi Islami, namun mampu menaklukan dua negara adidaya saat itu (Persia dan Romawi) yang penuh kesesatan menjadi wilayah Islam. 


Allah SWT berfirman : 


“Dialah yang mengutus seorang Rasul kepada kaum yang buta huruf dari kalangan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, menyucikan (jiwa) mereka dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah (Sunnah), meskipun sebelumnya, mereka benar-benar dalam kesesatan yang nyata". (Al Jumuah : 2)


Disinilah letak kekuatan Islam yang merupakan syariah terbaik dari Allah, syariah yang sesuai fitrah manusia mampu membawa manusia pada kebangkitannya. Risalah dari Allah Yang Maha Besar, juga telah menjadi ruh, dan inspirasi manusia bergerak dari kesesatan menuju cahaya peradaban mulia.  


Kesuksesan Rasul membangun peradaban Islam 


Dengan membawa misi dakwah Islam, Rasul dengan para sahabat yang jumlahnya tidak seberapa, hanya dalam waktu 11 tahun saja pasca hijrah (11 hijriyah), mampu menguasai seluruh jazirah Arab. Setelah Rasul SAW wafat, Tahun ke 11-13 H, di masa Abu Bakar, lanjut membuka gerbang sebelah utara tanah Arab ( Palestina, libanon, Syria, Yordania) oleh Khalid Bin Walid, namun misi ini belum sempat ditaklukan, sebab khalifah Abu Bakar telah lebih dulu wafat.


Tahun ke 13-23 H, di  Masa Umar Bin Khattab, melalui Abu Ubaidah Bin Jarrah dan khalid bin Walid meneruskan misi penaklukan negara Bizantium tersebut, pada perang Yarmuk di 15 H. 


Pada tahun ke 16 H, melalui Saad Bin Abi Waqqash, berhasil menaklukan Persia, melalui perang Qadisiyah (muslim 30.000 vs persia 250.000). Selanjutnya, di tahun 20 H, melalui Amru Bin Ash memimpin pasukan ke Mesir, maka dari sini, seluruh benua Afrika mulai terbuka untuk ditaklukkan. Dan setengah bagian dunia sudah dikuasai Islam. 


Pada tahun ke 20 H hingga tahun 1300an, sebelum runtuhnya kekhalifahan Islam oleh kaki tangan penjajah, seluruh dataran Eropa, Afrika dan beberapa bagian Asia telah dikuasai Islam (2/3 bagian dunia). 


Bukan sekedar perluasan kekuasaan, kegemilangan peradaban emas itu juga telah menyentuh aspek politik, ekonomi juga ilmu pengetahuan yang luar biasa, bahkan menginspirasi dunia.


Sedikit yang bisa disebutkan di sini dari generasi terbaik kala itu, seperti Ibnu Al-Haitham, ilmuwan yang menciptakan teknologi optik yang digunakan pada perangkat kamera. Teknologi temuan Ibnu Al-Haitham menginspirasi Rogen Bacon dan Kepler untuk menciptakan mikroskop dan teleskop.


Juga Abbas bin Firnas, orang pertama di dunia yang membuat konstruksi dasar alat terbang bersayap menyerupai burung dan berhasil menerbangkannya di Cordoba, Spanyol.


Ada lagi seorang astronom yang berhasil menemukan hitungan dalam satu tahun terdapat 365 hari, 5 jam, 46 menit, dan 24 detik. Dialah Abu Abdullah Muhammad bin Jabir ibn Sinan ar-Raqqi al-Harrani as-Sabi al-Battani, yang juga menemukan sejumlah persamaan trigonometri.


Masya Allah, betapa luar biasa prestasi generasi terbaik saat itu mampu menyebarkan hidayah Islam hingga mencakup ⅔ bagian dunia, serta berhasil membangun peradaban yang mulia. 


Pertanyaannya, apa rahasia di balik peradaban emas itu ? Bagaimana Nabi mencetak generasi terbaik yang menjadi pemeran penting dalam misi membangun peradaban tersebut ? 


Arah pendidikan generasi ala Nabi


Setidaknya, ada dua hal yang menjadi arah atau visi nabi mencetak generasi yang menjadi tonggak peradaban emas. 


Pertama: 


Hirosatun Diin ( penjaga agama)


Pendidikan nabi kepada sahabatnya dimulai dengan menanamkan pondasi keimanan yang mantap, juga pemahaman syariah yang kuat. Mereka dibentuk menjadi pribadi yang bertaqwa, menjadikan kecintaan kepada Allah dan RasulNya di atas apapun. Orientasinya hanyalah negeri akhirat, sehingga  tidak silau dengan dunia. Mereka menjadi pejuang-pejuang yang ikhlas dijalan dakwah Islam, menjadi penolong agama Allah sekaligus penjaga agamaNya, sehingga muncul sikap pejuang yang tak takut mati, rindu syahid di jalan Allah. 


Demikian besarnya perhatian nabi akan hal ini, hingga tidak boleh berhenti upaya memperdalam agama ini walau ada panggilan jihad. Sebagaimana firman Allah: 


"Dan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya pergi (ke medan perang). Mengapa sebagian dari setiap golongan di antara mereka tidak pergi untuk memperdalam pengetahuan agama mereka dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali, agar mereka dapat menjaga dirinya." ( Q.S. At- Taubah : 122)


Maka, dari didikan nabi ini, misalnya, lahirlah Muadz bin Jabal yang dikenal merupakan ahli fiqh yang cerdas. Sampai-sampai Rasulullah SAW bersabda: "Umatku yang paling tahu akan yang halal dan yang haram ialah Mu'adz bin Jabal." Dan banyak sahabat lainnya yang menguasai ilmu-ilmu, hingga menginspirasi generasi tabiin setelahnya. 


Kedua : 


Siyasatud Dunya ( menguasai urusan dunia). 


Para sahabat nabi disamping memahami agama, dan menjadi penjaganya, juga dididik untuk paham dan menguasai urusan dunia. 


Allah berfirman dalam surah Al Alaq ayat 1: 


"Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan"


Dari ayat ini kita diperintahkan untuk membaca dan merenungi serta menggali apa pun yang ada disekitar kita, termasuk urusan dunia yang dengannya kita bisa meraih kebaikan dan kemaslahatan untuk kehidupan umat.


Oleh karena itu, betapa kita faham bahwa Islamlah yang memberi inspirasi lahirnya generasi -generasi terbaik yang mampu mengembangkan ilmu pengetahuan pada masa nya.


Pendidikan berlapis dalam Islam 


Selain memahami visi pendidikan nabi, kita harus memahami pula pilar-pilar penunjang lahirnya generasi emas dalam Islam yang diajarkan nabi. Pilar-pilar ini satu sama lain saling mempengaruhi dan menguatkan, serta menjadi penjagaan dan pendidikan berlapis bagi generasi. 


Pertama : Keluarga 


Peran keluarga dalam Islam sangatlah penting. Dalam Islam, pengasuhan dan pendidikan ayah dan ibu sangat menentukan kematangan mental dan perilaku anak. Pembagian tugas dalam Islam yaitu ayah sebagai tulang punggung keluarga, dan ibu bertugas sebagai pendidik generasi dan pengatur rumah tangga, menjadikan anak tidak kehilangan peran pendidik utama nya yaitu ibu yang menjadi tonggak utama dalam mencetak generasi.


Seorang ibu dalam islam, tidak dibebani dengan urusan lain seperti mencari nafkah, ia hanya fokus menjadi pendidik generasi di rumah. Sehingga tak aneh, dalam islam lahir lah generasi -generasi terbaik sepanjang masa, yang karya nya telah mengukir sejarah. Seperti imam syafii, yang terlahir dari ibu yang faham posisinya sebagai pendidik generasi dan selalu mendukung anaknya dalam mencari ilmu demi kebaikan umat kelak.


Kedua : Masyarakat


Masyarakat dalam Islam akan memberikan kondusifitas yang baik bagi generasi. Masyarakat islam akan selalu melakukan amar maruf nahyi mungkar dalam lingkungannya. Ia tak akan membiarkan jika terjadi pelanggaran syariat yang bisa berakibat buruk pada generasi. Begitupun masyarakat islam akan bahu membahu untuk menciptakan suasana lingkungan yang islami dan kondusif untuk pendidikan generasi. 


Ketiga : Negara


Negara dalam Islam merupakan institusi yang sangat penting dalam pendidikan generasi. Ia ibarat orang tua kedua dalam pengasuhan anak. Sebab, negara Islam, yaitu Khilafah akan yang memberlakukan aturan dan kebijakan yang bisa memberi perlindungan, dan dukungan bagi perkembangan anak. Melalui sistem pendidikan misalnya, negara akan menggratiskan biaya sekolah bagi anak. Selain itu juga, kurikulum akan dibuat sesuai arah pandang islam, bukan sekuler. Begitupun visi dan misi pendidikan mengikuti arah yang ditetapkan Islam yaitu mencetak generasi yg menjadi hirasatud diin (penjaga agama) dan siyasatud dunya (menguasai urusan dunia). Sehingga lahirlah generasi yang menguasai agama, serta menjadi pejuang dan pembelanya, dan generasi yang mampu menguasai sains dan teknologi. 


Demikianlah gambaran Rasul dalam mendidik generasi yang sukses membentuk peradaban yang mulia. Hal ini seharusnya kita teladani. Sebab Allah berfirman : 


"Telah ada pada diri Rasulullah itu, suri tauladan yang baik bagimu" (Al Ahzab : 21)


Apalagi di tengah situasi masyarakat saat ini yang hidup dalam sistem kapitalis demokrasi, dimana agama tidak dibolehkan mengatur urusan kehidupan, maka generasi yang ada pun menjadi generasi yang hampa dari nilai agama, mereka terjebak dalam kehidupan sekuler, seperti pergaulan bebas, narkoba, Eljibiti, tawuran, bahkan kriminalitas remaja sudah sangat marak akhir akhir ini. 


Tentu, mengikuti metode nabi dalam mencetak generasi ini selain merupakan  kewajiban juga menjadi kebutuhan bagi kondisi masyarakat saat ini. Bukankah memiliki generasi yang cemerlang merupakan dambaan kita semua ? Bukankah kita mendambakan generasi yang akan datang lebih baik dari saat ini ? Kemana lagi kita akan berharap selain kepada sistem Islam yang diajarkan nabi, setelah sistem-sistem hidup buatan manusia sudah menunjukkan kegagalannya? Wallahu'alam.[]


*

إرسال تعليق (0)
أحدث أقدم