Mengenal Vaksin di Masa Khilafah

 



Endah Sulistiowati 

(Dir. Muslimah Voice)


Pandemi, belum tampak ujung akhirnya. Membuat kita semakin bertanya, mau diarahkan kemana lagi kehidupan ini? Sedih kehilangan anggota keluarga, kehilangan pekerjaan, bahkan ada sebagian kita yang terpaksa hidup dibawah garis kemiskinan. Ya Allah. 😭😭😭


Tapi bagaimanapun kondisi ini memang harus dihadapi. Termasuk mengusahakan bagaimana tetap eksis meskipun pandemi. Ya, vaksin adalah salah satu usaha untuk melindungi diri dari serangan pandemi. Tahukah teman-teman bahwa di Indonesia sudah menggunakan 5 jenis vaksin? Mari kita list bersama-sama! 


1. Sinovac. Sinovac adalah vaksin yang diproduksi perusahaan biofarmasi China, Sinovac BioTech. Vaksin bermerek CoronaVac ini merupakan tipe vaksin whole virus yang memanfaatkan virus SARS-CoV-2 nonaktif. 


2. AstraZeneca. Vaksin AstraZeneca atau Oxford-AstraZeneca adalah vaksin yang diproduksi perusahaan biofarmasi asal Inggris bersama Universitas Oxford. Vaksin ini merupakan tipe vaksin viral vector yang memanfaatkan adenovirus simpanse (yang sudah dilemahkan sehingga tidak berbahaya), untuk mengantarkan protein spike dari Covid-19 ke dalam sel tubuh, sehingga memicu pembentukan antibodi.


3. Moderna. Vaksin Moderna adalah vaksin yang diproduksi perusahaan bioteknologi asal Amerika Serikat, Moderna. Vaksin Moderna adalah tipe vaksin messenger RNA (mRNA) yang menggunakan materi genetik untuk memberikan stimulus kepada sel tubuh kita agar membentuk antibodi.


4. Pfizer. Pfizer-BioNTech adalah vaksin pertama di dunia yang diberikan untuk masyarakat umum. Vaksin ini merupakan hasil kolaborasi antara perusahaan bioteknologi asal Jerman, BioNTech, dengan perusahaan farmasi asal Amerika, Pfizer.  


Sama seperti Moderna, vaksin Pfizer-BioNTech adalah vaksin tipe messenger RNA (mRNA) atau vaksin asam nuklea. Vaksin ini menggunakan materi genetik, yaitu protein spike dari Covid-19, yang dimanfaatkan untuk memberikan instruksi kepada sel tubuh kita agar membentuk antibodi.


5. Vaksin Sinopharm adalah vaksin virus corona buatan China dan telah diujikan di beberapa negara lainnya. Vaksin ini menggunakan platform yang sama dengan vaksin Sinovac, yaitu virus yang diinaktivasi atau berjenis inactivated vaccine. 


Dengan vaksin ini masyarakat Indonesia akan mendapatkan sertifikat vaksin. Saat ini sertifikat vaksi di Indonesia digunakan untuk melengkapi syarat-syarat administrasi. Kadang administrasi yang tidak ada hubungannya dengan pandemi pun harus mencantumkan sertifikat vaksin ini. 😇


Karena membahas sertifikat vaksin, dan kita lagi menuju acara JKDN II (Jejak Khilafah di Nusantara II), muncul pertanyaan, adakah sertifikat vaksin di jaman Kekhilafahan Islam? Hmmm. Ayo kita cari! 


Sertifikat Vaksin di Masa Khilafah


Sertifikat Vaksin Yg dikeluarkan Utsmaniyyah sekitar tahun 1326 H, utk anak laki-laki berusia 10 tahun.


Pada tahun 1721 M, Istri Duta Besar Inggris di Istambul menulis surat untuk negaranya, menjelaskan dgn takjub bagaimana Utsmaniyyah menangani wabah Cacar, salah satu epidemi yang paling mengerikan dalam sejarah manusia, adalah salah satu penyebab utama kematian massal pada abad ke-18.


Penyakit demam, parah dan menular yang meninggalkan parut-parut pada wajah, penuh benjolan dan nanah, penyakit itu menewaskan tiga dari 10 orang yang terinfeksi dan menyebabkan problem kesehatan yang parah serta kerusakan kulit yang tidak dapat diperbaiki. Pada abad ke-20 saja, cacar diperkirakan telah membunuh 300 juta orang dan 500 juta orang dalam 100 tahun terakhir keberadaan virus itu sebelum diberantas pada tahun 1979.


Lady Mary Wortley Montagu, dalam suratnya kepada negaranya, menjelaskan dengan sangat terkejut bahwa sesuatu yang disebut vaksinasi cacar disebarkan di Istambul. Surat itu adalah dokumen tertua yang membuktikan pembuatan vaksin di kekaisaran Ottoman.


Prosedur "variasi" ini mencakup memberikan serbuk berupa benang cacar atau cairan yang diambil dari jerawat seseorang yang cacar, yang dengan singkat diberikan pada lengan atau kaki orang yang sehat yang tidak terinfeksi, melalui goresan kecil yang dibuat dalam kulit.


Cacar Air saat ini berbeda dengan cacar penyebab wabah di masa Kekhilafahan Ustamaniyah. Cacar zaman itu disebut cacar api. 


Wah, baru tahu kan? Khilafah itu memang keren. Tiada duanya. Rugi kalau saat ini kita hanya menjadi penonton perjuangan penegakan kembali Kekhalifahan. Ayo gabung, dalam barisan pejuang Khilafah!

.

.

Sumber

Media Umat 

Kontan.co.id


Pendaftaran Jejak Khilafah di Nusantara 2

*

إرسال تعليق (0)
أحدث أقدم