Cegah Depresi, Penuhi Tiga Kebutuhan Dasar Istri



Oleh: Kholda Najiyah

(Founder Bengkel Istri*)


Depresi kaum istri atau ibu, disebabkan tidak terpenuhi dengan layak kebutuhannya akan tiga hal: fisik, jiwa dan spiritual. Sebab, rata-rata stres pada ibu, erat kaitannya dengan kondisi ekonomi keluarga yang kurang. Pengakuan atas peran istri yang kurang dan lemahnya mengkaitkan antara ujian hidup dengan pemahaman atas qoda dan qadar. Berikut rinciannya:


1. KEBUTUHAN FISIK 


Kebutuhan fisik berupa terpenuhinya aspek materi bagi seorang istri. Baik uang belanja untuk keluarga maupun kebutuhan pribadinya. Nah, istri kerap stres karena minimnya kebutuhan ini. Uang belanja minim, sementara kebutuhan hidup semakin banyak. Bertambah anak bertambah banyak. Tetapi uang belanja tidak juga bertambah. 


Mengapa istri yang stres dan bukan suami? Karena umumnya yang mengatur rincian uang belanja adalah istri. Dialah yang memikirkan semuanya. Kebutuhan akan makan-minum, perabot rumah tangga, perbaikan barang yang rusak, renovasi genteng yang bocor, keran yang rusak dan bahkan pendidikan anak-anak. 


Sementara suami hanya berpikir global, merasa sudah gugur kewajiban setelah menyerahkan uang belanja. Tanpa tahu menahu rinciannya. Tidak begitu peduli dengan rincian kebutuhan fisik rumah tangga. Suami kurang tanggung jawab dalam memenuhinya, kurang gigih bekerja dan bahkan ada yang berpangku tangan kepada istrinya. 


Akibatnya istri stres karena dia sendiri yang harus turun tangan mencari solusi memenuhi kebutuhan fisiknya, hal yang seharusnya ditanggung suami. Maka itu, jika tidak ingin istri depresi, harus ada saling keterbukaan antara suami dan istri dalam merinci kebutuhan ekonomi rumah tangga. Saling memikul beban bersama, karena sendiri itu berat dan lebih ringan jika dibagi berdua.


2. KEBUTUHAN JIWA


Kebutuhan jiwa berupa terpenuhinya penghargaan atas eksistensi peran seorang istri, sehingga mewujudkan ketenteraman, ketenangan, kenyamanan dan kebahagiaan. Hal ini bisa dipenuhi dengan memberikan apresiasi atas segala kinerjanya. Walaupun ibu rumah tangga bekerja di ranah domestik dan tidak mendapatkan imbalan secara langsung berupa uang, tetapi jasanya sungguh luar biasa. Nah, sebetulnya ibu-ibu ini juga butuh dipuji, didukung dan dihargai. 


Jadi, suami jangan pelit memberi penghargaan, berupa apresiasi dan kata-kata penyejuk pada istri. Ucapan terima kasih dan sentuhan fisik berupa pelukan dan pijatan, cukup sebagai bukti bahwa suami peduli dengan peran istri. Jangan sampai istri kurang perhatian dan penghargaan di rumahnya sendiri, sehingga merasa menjadi perempuan paling menderita sendiri.


Apalagi bagi istri yang bekerja. Di luar, ia mungkin mendapat penghargaan dari atasannya, anak buahnya atau relasinya. Lantas mengapa di rumah sendiri malah tidak dihargai suami? Sudah tahu istrinya ikut bekerja, bukannya berterima kasih atau menghiburnya di kala lelah. Memijitnya, ikut membantu mengurus kebutuhan rumah tangga dan anak-anak.  Malah gengsi dan asyik dengan dunianya sendiri. Tidak peka dengan kerepotan istri. Nah, jangan sampai ini terjadi. Kelihatannya tidak penting bagi suami, tetapi ini kebutuhan dasar yang penting bagi seorang istri.


Kebutuhan mental harus mendapatkan perhatian yang seimbang dengan kebutuhan fisik. Jika kebutuhan mental seseorang tidak mendapat porsi yang cukup, bahkan kurang sama sekali; akhirnya lapar jiwa ini membuat hidup tidak bahagia. 


Kebutuhan jiwa ini berkaitan dengan interaksinya dengan pihak lain, sehingga bisa dipenuhi oleh orang-orang di sekitarnya. Tentu saja orang terdekat adalah suami dan lingkungan pertemanan atau kekerabatan.


3. KEBUTUHAN SPIRITUAL


Senantiasa jaga terpenuhinya kebutuhan spiritual istri, yaitu menjaga suasana keimanan agar selalu ada di hatinya. Hal ini penting untuk menjaga kewarasannya. Kita tahu, sekularisme yang memisahkan agama dari kehidupan, membuat individu yang hidup di dalamnya terkena debu-debu pemikiran yang merusak. Seperti godaan gaya hidup materialistis dan hedonis, sehingga menggerus rasa syukur istri. 


Nah, peran suami untuk terus mendampingi sisi ruhiyah istri. Jangan sampai suami abai mendidik istri dan anak-anaknya dalam aspek spiritual. Tidak mengajak kepada kedekatan kepada Allah. Memang, seharusnya istri sendiri memiliki kesadaran akan ketakwaan ini, namun suami juga ikut berkontribusi karena ada kewajiban untuk mendidik istri.


Demikianlah, semoga depresi pada istri bisa dicegah sehingga tidak merasa sendiri dalam menanggung beban mengurus rumah tangga dan mengasuh anak-anak. Bersama suami, hendaklah bekerjasama saling memahami kebutuhan akan fisik, jiwa dan spiritual.(*)


*Bengkel Istri membantu cara menyikapi kebutuhan dasar istri dengan mindset dan tips praktis yang menentramkan. Besok mulai batch 20  ❤


* Jangan lupa follow IG bengkel istri ❤

*

إرسال تعليق (0)
أحدث أقدم