Islam Solusi Ketahanan Pangan



Oleh : Dini

Kota Banjar


Harga kedelai di Tasikmalaya terus merangkak naik. Kondisi ini menyulitkan produsen dan penjual tahu dan tempe. Dari pantauan, harga kedelai menyentuh angka Rp 11.200 per kilogram. Produsen dan penjual tahu dan tempe kebingungan karena mereka harus terus melakukan penyesuaian.


Salah seorang perajin tahu di Mangkubumi, Kota Tasikmalaya, Imin Muslimin mengatakan, sejak aksi mogok produksi dan jualan harga kacang kedelai sebagai bahan baku tahu-tempe tak kunjung turun.


Untuk bisa bertahan dan terus beroperasi, banyak para perajin tahu yang mengecilkan ukuran dengan tidak menaikkan harga jual. Namun, ada juga yang tidak merubah ukuran tahu tetapi menaikan harga jualnya."Saat ini ada kenaikan lagi. Kemarin-kemarin paling tinggi Rp11 ribu perkilogram kini naik lagi jadi Rp 11.200 per kilogram," ujar Imin, Senin, (7/6/2021).(suarajabar.id) 


Tahu dan tempe kini menjadi pembicaraan seluruh masyarakat. Salah satu alasannya adalah karena harga bahan baku kedelainya mengalami kenaikan yang signifikan.Harga kedelai makin hari makin mengalami kenaikan itupun di rasakan diberbagai daerah termasuk Tasikmalaya. Sehingga para penjual tahu dan tempe memilih menghentikan proses produksi tahu dan tempe selama 2 hari sebagai bentuk demonstrasi para pedagang supaya dapat perhatian dari pemerintah setempat, hal tersebut berimbas kepada rakyat yang kesusahan mendapatkan bahan makanan yang bergizi, selain itu tahu dan tempe harganya ringan menjangkau semua kalangan, namun semua itu sekarang sulit di dapatkan.


Melihat kondisi negeri SDA melimpah tentu berpotensi besar untuk menciptakan bahan baku seperti kedelai yang berkualitas. Seharusnya pemerintah memanfaatkan lahan yang ada untuk lebih produktif dengan di berikan sarana prasarana atau di berikan pelatihan menanam kedelai agar menghasilkan yang terbaik sehingga tidak terus mengandalkan bahan baku dari luar. Dengan adanya pemanfaatan lahan ini bisa saling menguntungkan antara petani kedelai dan produsen tahu dan tempe, sehingga tidak lagi kesulitan mendapatkan bahan baku yang murah dan berkualitas.


Problem mendasar yang menyebabkan kedaulatan pangan tidak pernah tercapai adalah tidak adanya visi kemandirian negara dan berkuasanya rezim neoliberal di negeri ini, yang sangat jauh dari karakter penguasa yang seharusnya. Solusi agar dapat menghentikan ketergantungan pada impor dan kemampuan mewujudkan kedaulatan pangan, kuncinya, yaitu hanya dengan menerapkan sistem politik Islam.


Dengan penerapan sistem politik Islam yaitu Khilafah, yang akan menjalankan sistem politik dan ekonomi Islam, termasuk dalam pengelolaan pertanian. Berbagai faktor penyebab distorsi pasar akan hilang, misalnya penimbunan barang, kartel, penipuan dan sebagainya yang memicu lonjakan harga secara tidak wajar.


Khilafah juga akan menghapus para mafia pangan, di antaranya dengan cara menghilangkan peran korporasi dan penegakan sanksi sesuai Islam. Sehingga kedaulatan pangan akan tercapai seiring visi politik luar negeri Khilafah. Karna dalam pandangan Islam, negara Khilafah wajib menjadi negara yang mandiri/independen.


Dengan demikian tidak akan terjadi ketergantungan pada impor. Sebaliknya, impor dilakukan saat dibutuhkan saja dengan sejumlah ketentuan Islam yang berlaku.


Wallahua'lam bi Ash-shawab. []

*

إرسال تعليق (0)
أحدث أقدم