Oleh: Siti. K Ummu Syifa
Muslimahvoice.com - Anak adalah amanah berharga yang harus dididik dan dijaga agar kelak bisa dipertanggung jawabkan dihadapkan Allah SWT. Sungguh tak dapat dipungkiri maraknya pemikiran rusak dan berbahaya senantiasa mengancam anak-anak kita, yakni Moderasi beragama (Moderasi Islam).
Moderasi Islam dirancang sedemikian rupa sebagai salah satu skenario barat untuk men"deideologisasi " Islam sehingga umat semakin jauh dari pemahaman Islam sebagai ideologi. Islam bukanlah sekedar agama ritual melainkan agama yang darinya memancarkan peraturan menyeluruh tentang kehidupan.
Massifnya kampanye moderasi Islam menjadikan banyak umat yang akhirnya terjebak dan menganggap bahwa ini bagian dari ajaran Islam, karena mengajak umat untuk moderat atau berkompromi mengambil jalan tengah.
Dengan mengatasnamakan toleransi, umat digiring untuk mengakui bahwa semua agama sama, jelas hal ini bertentangan dengan perkara aqidah. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
اِنَّ الدِّيْنَ عِنْدَ اللّٰهِ الْاِ سْلَا مُ ۗ وَمَا اخْتَلَفَ الَّذِيْنَ اُوْتُوا الْكِتٰبَ اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَآءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْ ۗ وَمَنْ يَّكْفُرْ بِاٰ يٰتِ اللّٰهِ فَاِ نَّ اللّٰهَ سَرِيْعُ الْحِسَا بِ
"Sesungguhnya agama di sisi Allah ialah Islam. Tidaklah berselisih orang-orang yang telah diberi Kitab kecuali setelah mereka memperoleh ilmu, karena kedengkian di antara mereka. Barang siapa ingkar terhadap ayat-ayat Allah, maka sungguh, Allah sangat cepat perhitungan-Nya."
(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 19)
Setidaknya ada dua jalan masuk bagi anak kita untuk terkena paparan moderasi Islam ini:
Yang pertama adalah lingkungan rumah. Di era pandemi, anak lebih banyak belajar online yang mengharuskan mereka untuk menggunakan gadget juga media Televisi sebagai sarana belajar.
Alhasil upaya moderasi agama diselipkan diantara tayangan-tayangan tersebut dalam bentuk sinetron,lagu, film kartun dll.
Yang kedua adalah sekolah. Moderasi agama masuk melalui buku, modul dan tayangan pembelajaran. Bahkan lewat rohis dan ekstrakurikuler lainya.
Yang lebih tragis lagi Moderasi menjadi kurikulum wajib baik di sekolah umum, agama maupun pondok pesantren. Bahaya moderasi agama ini akan menghasilkan anak-anak yang berkarakter moderat, insklusif, toleran dan sekuler.
Karakter anak-anak tersebut tentu saja akan menjadikan Anak-anak yang enggan menampakkan ke Islamannya dan tidak mau dianggap berbeda. Adapun upaya yang bisa kita lakukan dalam rangka melindungi Anak-anak dari bahaya paparan moderasi agama antara lain:
1) Membentengi dengan menghujamkan keimanan bahwa Islam adalah ajaran paripurna mengatur urusan dunia akhirat. Senantiasa mengajak anak untuk mengkaji Islam sebagai ideologi untuk selalu terikat dengan syariah.
2) Menyiapkan anak untuk menjadi agen Islam Kaffah dengan membangun kesadaran anak akan pentingnya dakwah yaitu menyampaikan kebenaran dengan cara melatih mereka untuk berani berbicara, menyampaikan pendapat.
3) Menjauhkan anak dari ajaran moderasi dengan mengawal mereka sehingga pintu masuk moderasi tertutup rapat, memilihkan program TV, mendampingi saat menontonnya.
Dan yang tak kalah penting adalah memilihkan sekolah untuk mereka yang menerapkan kurikulum berbasis aqidah Islam.
Wallahu a'lam bi ash-shawab.[]