Oleh : Rita Yusnita
(Pengasuh Forum Bunda Sholehah)
Muslimahvoice.com - Umat Islam kembali berduka. Sosok tauladan tanpa cela Nabi Saw., kembali dihina. Seakan tak pernah lelah, musuh-musuh Islam kembali bikin ulah. Republika.com melansir, pada Kamis (25/3) pagi, para demonstran yang termasuk orang tua berkumpul di luar sekolah Betley Grammar School, West Yorkshire, Inggris. Mereka menginginkan agar salah satu guru di sekolah tersebut dipecat. Alasannya, guru tersebut memperlihatkan karikatur Nabi Muhammad di kelasnya. Ia memakai kartun yang dipublikasikan oleh majalah Charlie Hebdo.
Anggota Eksekutif Masyarakat Kesejahteraan Muslim India di Betley, Yunus Lunat mengatakan, guru ini telah menyimpang cara belajar kepada murid dan mencoba memprovokasi murid. "Mereka bicara tentang kebebasan berekspresi, tapi saya mempertanyakan hubungan kebebasan berekspresi dengan pelajaran. Anda tidak akan pernah melihat gambar Nabi Muhammad di masjid kami, di masjid manapun tidak di seluruh dunia," kata Yunus.
Protes ini direspon positif oleh pihak sekolah dan menangguhkan guru tersebut. Pihak sekolah dan guru itu pun meminta maaf atas insiden yang terjadi. "Kami segera menarik pengajaran pada bagian kursus ini dan kami meninjau bagaimana kami maju dengan dukungan dari semua komunitas yang diwakili sekolah kami," Kata Kepala sekolah Gary Kibble dikutip dari Daily Sabah, Ahad (28/3/2021). Menurutnya, sekolah meyakini jika pendidikan tentang keyakinan adalah penting bagi para siswanya. Namun, pengajarannya harus disampaikan secara hati-hati lantaran sensitif.
Ungkapan penghinaan yang menjurus kebencian pada Nabi Saw., bukan kali ini saja terjadi. Para penghina memakai dalih kebebasan berpendapat dalam melancarkan aksinya. Mereka dengan sengaja memancing kemarahan umat Islam dengan menghina Nabinya. Kita masih ingat dengan kejadian pada Tahun 2015, salah satu media di Prancis yang bernama Charlie Hebdo sukses menimbulkan aksi protes di seluruh dunia karena menerbitkan karikatur Nabi Saw. Majalah tersebut berulang kali menerbitkan kartun Nabi Muhammad dengan tujuan agar umat Islam terpancing dan melakukan tindak kekerasan. Sehingga dengan begitu, mereka akan mudah menggaungkan Islamofobia di tengah masyarakat.
Dalam sistem sekular, masyarakat akan mudah terprovokasi dan langsung percaya bahwa Islam adalah agama yang identik dengan kekerasan. Hingga mereka tak segan melakukan diskriminasi terhadap warga Muslim yang tidak bersalah. Islamofobia tumbuh subur dalam benak para penganut sistem Sekuler Kapitalisme. Tidak heran ketika kejahatan ini terus berulang, tidak satu pun tindakan nyata yang diambil guna meredam kekecewaan umat Islam. Atas nama kebebasan berpendapat dan berekspresi menjadi sebab setiap kasus penghinaan menguap.
Miris, ketika menyadari walaupun Islam menjadi agama mayoritas namun dalam kungkungan sistem kapitalis sekularisme tak mampu berbuat banyak. Benarlah sabda Rasulullah Saw. berabad abad silam, umat Islam akhir zaman akan seperti buih di lautan. Meski terlihat banyak, namun tidak berarti. Lain hal ketika umat Islam mempunyai Junnah (perisai) yang hanya terwujud ketika sistem Islam tegak. Syariat Islam akan diterapkan secara menyeluruh (kaffah), sehingga umat dapat hidup damai sejahtera. Setiap kejahatan akan diganjar dengan hukuman setimpal hingga menimbulkan efek jera, begitupun dengan para penghina Nabi.
Ulama besar Indonesia Syekh Muhammad Hasyim Asy’ari (wafat 1366 H/1947 M) dalam kitabnya al-Tanbihat al-Wajibat menukil dari imam al-Qadhi ‘Iyadh dalam kitabnya, al-Syifa, tentang kesepakatan umat Islam bahwa orang yang melecehkan Nabi Muhammad Saw. hukumnya haram dan orang yang melakukannya wajib dihukum mati. Hukum dan hukuman ini diambil dari ayat-ayat Al-Qur'an maupun ijma’ para sahabat Nabi. "Adapun orang-orang yang menyakiti Rasul Allah mereka akan mendapatkan azab yang memedihkan." (TQS. at-Taubah[9] : 61)
Selain itu, dari ijma’ para sahabat ada sebuah kisah ketika sahabat Abu Barzah al-Aslami mengatakan, “Suatu hari saya duduk di sisi khalifah Abu Bakar as-Shiddiq ra. Kemudian, beliau memarahi seseorang. Orang tadi lalu membantah keras terhadap Abu Bakar as-Shiddiq.
khalifah Abu Bakar, ‘Wahai pengganti Rasulullah, biarlah aku bunuh orang itu.’ Abu bakar kemudian berkata, ‘Jangan! Tetaplah kamu duduk! Karena membunuh orang yang melakukan perbuatan seperti itu tidak boleh, kecuali atas orang yang melecehkan Rasulullah Saw.”
Menurut al-Qadhi Abu Muhammad bin Nashar, tidak ada seorang pun sahabat Nabi yang membantah pendapat khalifah Abu Bakar ini. Maka, hal itu menjadi sebuah ijma’ (konsensus para sahabat) yang dipakai sebagai dalil oleh para imam untuk menghukum mati orang yang menyakiti hati Nabi Muhammad Saw. dengan segala macam cara.
Wallahu'alam Bishowab.[]