Sosial Media; Seberapa Penting atau Seberapa Genting?

 



Endah Sulistiowati

Dir. Muslimah Voice


Muslimahvoice.com - Peta perpolitikan nasional Indonesia saat ini cukup panas untuk disentuh. Bahkan kebijakan pemerintah pusat yang cenderung coba-coba menyulut kepercayaan masyarakat semakin pudar. Bagaimana tidak? 


Per tanggal 2 Maret 2021 Pemerintah memutuskan untuk mencabut aturan mengenai investasi industri minuman keras yang tercantum dalam lampiran Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 10 Tahun 2021 tentang Bidang Usaha Penanaman Modal. Meskipun yang dicabut adalah lampirannya saja, "Bersama ini saya sampaikan, saya putuskan lampiran Perpres terkait pembukaan investasi baru dalam industri minuman keras yang mengandung alkohol saya nyatakan dicabut," kata Jokowi dalam tayangan video YouTube Sekretariat Presiden. Setelah di teken Perpres ini tanggal 2 Februari 2021.


Berikutnya penetapan tersangka 6 laskar efpiai yang telah meninggal di kilometer 50. Belum ada  sehari semalam Polri hentikan kasus efpiai dan menggugurkan status tersangka 6 laskar yang meninggal tersebut.


Penolakan atas legislasi miras begitu masif di dunia maya. Ribuan opini dibuat oleh para penulis, dari mulai penulis sosial media, portal berita, maupun berbagai blog dan web. Pun dengan penetapan 6 laskar efpiai sebagai tersangka, mendapatkan tanggapan keras di dunia maya. Meskipun tidak memungkiri pergerakan dunia nyata. Namun, arus dunia maya melalui sosial media tidak bisa dianggap remeh. 


Sosial media saat ini menjadi alternatif utama menyampaikan pesan yang cepat dan tepat di tengah pandemi yang sudah setahun ini bersarang di Indonesia. Sehingga opini yang berkembang di sosial media tidak bisa dipandang sebelah mata oleh para pemegang kebijakan negeri ini. Bahkan, bola salju yang menggelinding di sosial media mampu mempengaruhi panasnya peta perpolitikan di pusat ibu kota. 


Pergeseran kekuatan opini ini harus menjadi peluang bagi para penulis untuk turut mengarahkan jarinya menunjukkan arah kemana seharusnya berpijak. Ketepatan menangkap peluang, meramu fakta, dan menganalisis berita menjadi taruhan mau diarahkan kemana arus kesadaran umat dan masyarakat ini.


Bagaimana, mau ambil bagian?


Harus! Karena jika bukan kita, siapa lagi yang mau membuka kedok buruknya pelayanan umat di alam demokrasi ini? Hukum menjadi permainan, halal haram tidak lagi menjadi pertimbangan karena semua dipandang asal menguntungkan. 


Kalau bukan kita, siapa yang akan memperjuangkan tegaknya din ini diseluruh aspek kehidupan? Jika memang sosial media menjadi penting dan genting untuk dimainkan sebagai alat dakwah, mari kita sambut dan ramaikan. Kita isi dengan tulisan-tulisan padat informasi, yang akan mengguncang jagat dunia nyata. Hingga bisyarah tegaknya Islam nyata di depan kita, atau hingga akhir hayat menutup mata. Allahu'alam.[]

*

إرسال تعليق (0)
أحدث أقدم