Oleh : Septa Yunis (Analis Muslimah)
Muslimahvoice.com - Pemerintah gencar memberdayakan perempuan dalam segi ekonomi. Hal ini yang dilakukan Pemkab Trenggalek beberapa waktu terakhir. Seperti yang dilansir Surya.co.id (16/3/2021) Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Trenggalek bekerja sama dengan beberapa lembaga yang punya kepedulian terhadap ekonomi perempuan kembali menggelar pelatihan wirausaha.
Pelatihan yang digelar 16-18 Maret 2021 itu menyasar 100 orang yang mayoritas adalah perempuan. Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin mengatakan, pelatihan ini merupakan rangkaian dari program 5 ribu wirausahawan baru di Trenggalek selama 2021.
Kapitalisme telah menjadikan perempuan sebagai obyek yang sangat menarik bagi perekonomian saat ini. Perempuan dijadikan komoditas dan mesin pencetak uang. Perempuan didorong untuk berperan aktif dalam pemenuhan kebutuhan keluarga.
Hal tersebut menjadi sebuah kewajaran dalam kapitalisme. Sistem Kapitalisme sebagai sistem yang diterapkan oleh kebanyakan negara di dunia, termasuk Indonesia, memiliki cara pandang yang khas dan akan mempengaruhi kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah. Kapitalisme memelihara lingkungan matrealistik, salah satunya membuat kemolekan tubuh perempuan sebagai aset berharga untuk menghasilkan pundi-pundi uang yang dapat memberikan sumbangsih pajak yang besar untuk negara. Perempuan digiring menjadi pemutar roda industry dan dijauhkan dari peran politik sebagai ibu dan pencetak peradaban Islam.
Selain itu, kapitalisme juga terus menggencarkan idenya, bahwa standar kebahagiaan seseorang diukur dengan banykanya uang, gelar dan hal lain yang berstandarkan atas materi. Dengan demikian perempuan akan semakin banyak yang bekerja dan meninggalkan keluarganya demi mencapai kebahagiaan versi kapitalisme. Sehingga peran perempuan dalam keluarga beralih fungsi. Akibatnya banyak anak yang terlantar karena ibunya bekerja di luar rumah. Walaupun hukum asal perempuan bekerja adalah sebuah kemubahan (kebolehan) dengan catatan tidak meninggalkan kewajiban dan peran seorang ibu di rumah.
Bagaimana bisa mencetak generasi cemerlang jika ibunya sibuk mencari uang di luar rumah. Selain itu angka perceraian pun semakin meningkat karena timbul konflik, salah satunya penghasilan istri lebih tinggi daripada suami.
Dengan kondisi yang sangat memprihatinkan saat ini, pemerintah seolah abai dan bahkan mendukung kondisi yang mendzalimi perempuan ini dengan membiarkan perusahaan-perusahaan mengeksploitasi pekerjanya, melegalisasi prostitusi sebagai jalan untuk pemberdayaan ekonomi perempuan. Bahkan mendukung gerakan empowering woman yang sangat merugikan perempuan. Dan hanya sebuah kedok untuk mengokohkan hegemoni kapitalisme.
Dari sini sudah jelas kapitalisme sangat bertentangan dengan Islam. Islam sangat memuliakan perempuan. Bahkan Islam memerintahkan menghormati Ibu (perempuan) tiga derajat lebih tinggi dibanding ayah. Begitu mulianya islam memandang perempuan. Peran perempuan di keluarga sangatlah penting untuk menentukan generasi selanjutnya. Perempuan berdaya dalam tinjauan islam tidak hanya sekedar pelabelan harta, kecantikan dan hal lain yang mengarah pada metrealistis. Namun berdaya dengan mengemban tugas-tugas yang menjadi amanah untuk para perempuan, yaitu mengatur rumah tangga dan mencetak generasi unggul. Selain itu perempuan juga mempunyai kewajiban untuk mengkritisi kebijakan penguasa tanpa harus bergelar dan mempunyai jabatan.
Hal ini hanya bisa terwujud dalanm sistem yang menerapkan Islam secara menyeluruh. Dengan demikian, menerapkan sistem tersebut adalah suatu kewajiban bagi kita sebagai seorang muslim. Karena dengan sistem itulah kemuliaan perempuan akan terjaga dan aturan islam dapat diterapkan di seluruh sendi kehidupan.[]