Demokrasi Dalang dibalik Kemuliaan Wanita yang Hilang




Oleh : Anita Ummu Zahra


Muslimahvoice.com - Perempuan merupakan makhluk Allah yang berharga. Kelak ia akan tumbuh dewasa menjadi seorang istri dan seorang ibu. Seorang perempuan sangat dimuliakan perannya dalam kehidupan. Dari rahimnya kelak akan lahir insan-insan mulia calon penerus peradaban di masa depan.


Deputi Partisipasi Masyarakat Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Indra Gunawan mengatakan banyak perempuan yang harus menjadi tulang punggung keluarga sebagai dampak dari pandemi COVID-19.


"Perempuan menjadi tulang punggung keluarga karena suaminya berhenti bekerja, diisolasi, atau meninggal dunia karena COVID-19," kata Indra dalam seminar daring tentang pemberdayaan ekonomi perempuan. Indra mengatakan pandemi COVID-19 memberikan dampak paling besar kepada kelompok rentan, termasuk di antaranya anak-anak dan perempuan.


Baca juga: Cara perempuan adat bertahan di masa pandemi COVID-19. Menurut data Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak hingga 9 Juni 2020 kurang lebih 5.970 pekerja perempuan mengalami pemutusan hubungan kerja dan 16.941 pekerja perempuan dirumahkan.


"Sebanyak 32.277 pekerja migran Indonesia dipulangkan dari berbagai negara, 70,41 persen di antaranya adalah perempuan," tuturnya. (AntaraNews, 9/09/2020).


Sebenarnya, persoalan ini bukanlah hal baru. Kajian mengenai bagaimana kapitalis memposisikan wanita, sudah mewarnai ruang-ruang diskusi aktivis wanita sejak lama. Pun demikian, persoalan ini tak kunjung menemui solusi, karena masalah tentang perempuan begitu kompleks dan luas. Akibatnya, Para kapitalis telah berhasil menjadikan perempuan sebagai salah satu aset terbaik untuk dijadikan agen promotion mereka. Sebagai media dalam mengumpulkan keuntungan besar.


Kapitalisme yang tumbuh subur dalam sistem Demokrasi, berpijak pada kebebasan berpendapat, membuat manusia lupa akan pembalasan akhirat. Semua tingkah laku tak lagi bertumpu kepada ketaatan terhadap Sang Pencipta, melainkan ikut terjerumus kedalam hawa nafsu dunia.


Demokrasi yang mengusung asas liberal pun membuat manusia bebas dalam menentukan segala bentuk aturan. Kaum adam dengan segala kekuatannya mampu menekan laju arah pandang. Sedangkan kaum hawa dengan dalih kebebasan dan HAM meyakinkan kepada dunia memiliki derajat yang sama dalam segala kedudukan. Sehingga muncul dalam pemikiran setiap insan yang mengusung asas ini bahwa aturan mereka dalam segala perbuatan adalah kebebasan. Maka wajar, dengan kebebasan ini wanita berbuat tak mengikut aturan Tuhan. Wanita keluar mencari kesetaraan ke tengah hiruk pikuk perjuangan semu. Para ibu, yang dengan kesempurnaan fitrahnya mampu menjadikan rumah sebagai madrasah, justru disibukkan dengan mengumpulkan pundi-pundi rupiah.


Hal ini terjadi tidak lepas dari sistem yang diemban dan diterapkan di berbagai negera. Sistem Kapitalisme sebagai sistem yang diterapkan oleh kebanyakan negara di dunia, termasuk Indonesia, memiliki cara pandang yang khas dan akan mempengaruhi kebijakan yang dikeluarkan oleh penguasa.


Saat ini, perempuan diperlakukan dan dipandang sebagai komoditas dan "mesin pencetak" uang. Oleh karena itu, tidak heran kini kasus trafficking serta pelecehan perempuan kian marak.


Sistem kapitalisme pun memelihara kondisi lingkungan yang sarat akan nilai materialistik dan konsumtif agar sistem ini tetap bertahan, salah satunya dengan meluncurkan gempuran serangan propaganda yang mendukung sistem melalui berbagai media.


Kapitalisme pun membuat kemolekan tubuh wanita dan segala kecantikannya dijadikan aset iklan, model, film, video porno, penghibur, maupun pekerja seks yang dapat menyumbangkan pajak yang besar bagi negara. Kapitalisme terus berusaha untuk mengeksploitasi waktu, tenaga, pikiran, dan tubuh perempuan menjadi uang. Apapun dilakukan untuk menghasilkan dan mendapatkan uang. Sejalan dengan hal ini, kian tumbuh suburlah sikap materialis di dunia.


Perempuan akan semakin banyak yang meninggalkan keluarganya untuk bekerja, baik dalam keadaan terpaksa maupun sukarela. Semakin banyak anak-anak yang kurang mendapat perhatian dan kasih sayang orang tua, sehingga akan semakin marak pula kenakalan anak-anak atau remaja dari mulai berbohong hingga terjerumus dalam kriminalitas serta pergaulan bebas. Angka perceraian pun semakin meningkat karena timbulnya konflik, salah satunya penghasilan istri yang lebih besar dibandingkan suaminya.


Itulah derita yang dialami oleh kaum hawa, karena sistem kufur saat ini berasaskan kebebasan  telah menjadikan kemuliaan wanita jatuh kedalam penderitaan tak berujung. Hancur lebur.

 

Islam Menjaga Kemuliaan Wanita


Wanita memiliki posisi yang sangat istimewa dalam Islam. Islam menempatkan wanita dengan begitu mulia, karena darinya akan lahir generasi gemilang calon penerus peradaban. Sebagai penghormatan kepada kaum hawa, Umar bin Khattab selalu mengingatkan, bahwa seorang wanita haruslah selalu dilindungi dari berbagai hal yang tidak baik, termasuk fitnah akan dirinya.


Dalam kitab 'Fathul Qadir' dikisahkan, Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhu berkata,


اسْتَعِيْنُوْا عَلَى النِّسَاءِ بِالْعُرَى إِنَّ إِحْدَاهُنَّ إِذَا كَثُرَتْ ثِيَابُهَا وَحَسُنَتْ زِيْنَتُهَا أَعْجَبُهَا الْخُرُوْجُ


“Bimbinglah para wanita dalam berpakaian. Sesungguhnya salah seorang dari mereka apabila telah memiliki banyak pakaian dan perhiasan yang bagus, maka akan membuat ia senang keluar rumah.”


Nasehat Umar bin Khattab ini, karena ia sangat mengerti bagaimana fitnah perempuan merupakan perkara dahsyat yang menimpa kaum laki-laki sebagaimana hal ini telah dikabarkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam,


مَا تَرَكْتُ بَعْدِي فِتنَةً أَضَرَّ عَلَى الرِّجَالِ مِنَ النِّسَاءِ


Tidak ada fitnah yang aku tinggalkan setelahku yang lebih berbahaya bagi laki-laki daripada fitnah wanita.” (HR. Bukhari dan Muslim)


Sebagaimana penuturan Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu, di antara godaan (fitnah) besar perempuan yaitu dalam hal berpakaian, busana, dan tampilan diri yang mempesona bagi laki-laki asing yang bukan mahramnya. Penampilan yang jauh dari kriteria busana syar’i , seperti memperlihatkan lekuk-lekuk tubuh, terbuka aurat yang seharusnya tertutup, memakai wewangian saat keluar rumah, dan sebagainya yang intinya membuat kaum pria tertarik padanya. 


Kemuliaan Islam memancar dari seluruh aturannya. Kesempurnaan Islam yang menyeluruh memastikan kepada setiap wanita baligh untuk tunduk di bawah seluruh aturan Islam. Wanita diwajibkan berbusana sesuai hukum Syara' yang tidak memperbolehkan mereka untuk membuka aurat selain dari mahromnya. Dalam negara Islam, para wanita juga tidak diperbolehkan untuk melakukan ikhtilat dengan lawan jenis dalam beberapa wilayah umum. Inilah bentuk penjagaan terhadap kemuliaan wanita yang hanya dapat kita jumpai dalam Daulah Islamiyah.


Negara Islam pun akan meniscayakan kepada kaum Adam agar mereka senantiasa menundukkan pandangannya. Seperti halnya ketika Rasulullah SAW memalingkan wajah Abdullah bin Abbas RA ke arah berlainan saat ia memandang wajah seorang wanita dari Khats'am. Inilah perintah Allah SWT kepada setiap hambanya agar selalu menundukkan pandangan mereka yang inipun akan dijadikan aturan mutlak oleh Daulah Islamiyah dalam mengatur aktivitas pria dan wanita yang bukan mahram. Tentu dengan selalu diimbangi oleh rasa keimanan yang kokoh yang memastikan kepada setiap insan bahwa seluruh aktivitas mereka selalu terekam oleh CVTV Tuhan.


Itulah Islam, yang dengan kesempurnaan aturannya mampu menyempurnakan penjagaan terhadap wanita. Karena bersumber langsung dari Sang Pencipta. Dan dengan kemuliaannya pun, mampu menjaga kemuliaan seorang wanita dengan sebaik-baiknya.


Wallahu a'lam bisshowab.[]

*

إرسال تعليق (0)
أحدث أقدم