Oleh : Septa Yunis (Analis Muslimah Voice)
Muslimahvoice.com - Pandemi masih berlangsung sampai saat ini. Tanpa dapat diprediksi kapan berakhirnya. Sangat nyata sekali dampak dari pandemi yang semakin mengular. Salah satu dampak tersebut menyasar pendidikan. Dunia pendidikan di masa pandemi sungguh memprihatinkan. Selama hampir setahun terakhir pembelajaran dilakukan melalui pembelajaran jarak jauh atau daring. Hal ini berdampak buruk terhadap para siswa.
Dilansir dari Kompas.com (31/01/2021), Pembelajaran jarak jauh (PJJ) akibat pandemi Covid-19 telah berlangsung selama 10 bulan. Tak hanya menimbulkan tantangan bagi siswa, guru maupun orangtua, salah satu efek PJJ berkepanjangan ialah learning loss atau berkurangnya pengetahuan dan keterampilan secara akademis. Potensi learning loss, melansir laman Kemendikbud, Minggu (31/1/2021), bisa terjadi karena berkurangnya intensitas interaksi guru dan siswa saat proses pembelajaran.
Oleh karena itu diperlukan solusi tuntas untuk mengatasi masalah pendidikan yang memang sedang terjadi di negeri ini. Dalam hal ini, Mendikbud Nadiem Anwar Makariem mengambil langkah. Langkah yang pertama dan terpenting adalah sekolah yang sangat sulit melakukan PJJ itu harus masuk sekolah kembali.
Sebelumnya, pemerintah menerapkan kurikulum darurat untuk dipakai sekolah masa pandemi. Namun hal ini terbukti tidak efektif untuk guru dan murid. Masalah-masalah pembelajaran selama pandemi terus terjadi dan semakin berat untuk dirasa oleh generasi. Learning loss gagal disolusi dengan kurikulum sekuler dimana terjadi pemisahan antara agama dan kehidupan yang mana pelajaran agama hanya sekedar menekankan pada aspek ubudiyah saja, sementara kurikulum pendidikan menekankan pada penyiapan manusia kapitalistik yang mengagungkan nilai materi semata.
Padahal, agama dan aspek pendidikan menjadi satu titik yang sangat penting. Maka dari itu kita butuh sistem pendidikan yang utuh antara pendidikan dan agama tidak ada sekat. Solusinya hanya sistem pendidikan Islam. Sistem pendidikan ini hanya akan bisa diterapkan dalam negara Khilafah. Negara Khilafah akan mengembangkan kurikulum dalam bentuk yang bisa mengembangkan metode pemikiran, pemikiran analitis dan keinginan pada pengetahuan untuk meraih pahala dan keridlaan Allah Swt.
Kurikulum dalam sistem Islam dibangun berlandaskan akidah Islam, sehingga setiap pelajaran dan metodologinya disusun selaras dengan asas Islam. Dalam sistem Islam negara memiliki kewajiban untuk bisa menjamin kebutuhan pokok masing-masing individu di dalam negaranya. Kebutuhan pokok tersebut meliputi kebutuhan sandang, pangan, papan, pendidikan dan kesehatan yang harus dijamin oleh negara.
Dengan demikian, masalah - masalah pendidikan yang terjadi saat akan sangat tidak mungkin terjadi dalam sistem Khilafah. Karena negara menjamin setiap warga negaranya terpenuhi semua kebutuhannya, termasuk layanan pendidikan yang memadai.[]