Maju Dan Melesat

 



Ainun D. N. (Dir. Muslimah Care)


Muslimahvoice.com - Sejarah telah mengajarkan, ketika kaum perempuan berpegang teguh pada nilai-nilai Islam, bukan hanya kemajuan dirinya yang terjadi, tetapi juga kebangkitan suatu generasi, bangsa dan negara, bahkan peradaban.


Namun, keagungan ajaran Islam yang mampu memajukan kaum perempuan tidak akan bisa dinikmati selama sistem yang tegak saat ini adalah sistem Kapitalisme. Sistem ini terbukti gagal mengangkat harkat dan martabat kaum perempuan, bahkan semakin menjerumuskan kaum perempuan pada kemunduran. 


Kemajuan kaum perempuan Islam bisa kita baca dalam sejarah panjang masa kejayaan Islam. Pada saat Islam menyebar ke seluruh penjuru dunia, peran para perempuan sebagai penarik gerbong kemajuan tak diragukan lagi.


Pada masa kenabian, kajian-kajian yang dipimpin langsung Rasulullah saw melibatkan tak hanya para Sahabat, tetapi juga Sahabiyât dalam satu majelis. Terlihat jelas bagaimana perempuan masa itu mendapatkan hak untuk menimba ilmu, mengkritik, bersuara, berpendapat dan atas permintaan Muslimah sendiri meminta Rasulullah saw. satu majelis terpisah untuk mendapat kesempatan lebih banyak berdialog dan berdiskusi dengan Beliau. Terlihat juga dari geliat aktivitas perempuan Sahabat Rasullullah dalam panggung bisnis, politik, pendidikan, keagamaan dan sosial, dan ikut serta dalam peperangan dengan sektor yang mereka mampu melakukan. Sirah kehidupan istri-istri Rasul pun mengindikasikan aktivitas aktif. Ummul Mukminin Khadijah ra. adalah salah satu kampiun bisnis pada masa itu. Aisyah ra. adalah perawi hadis dan banyak memberikan fatwa karena kecerdasannya.


Ketika Islam menyebar ke penjuru dunia, kiprah kaum Muslimah tidak berhenti. Di Eropa, perempuan Islam menjadi perintis kebangkitan kaum wanita. Wanita Barat berhutang banyak kepada wanita-wanita Andalusia yang mengajari mereka berbagai ilmu kehidupan. Kaum laki-laki di Barat juga belajar banyak tentang cara menghormati kaum wanita dari orang-orang Islam bangsa Arab.


Gustav Le Bonn dalam bukunya, La Civilasation des Arabes (hlm. 428), menulis, “Dari orang-orang Arablah penduduk Eropa mengadopsi sifat menghormati wanita, sebagaimana dari orang-orang Arab pula mereka mempelajari kecakapan memacu kuda.”


Orang-orang Arab mengajarkan bagaimana memperlakukan wanita secara mulia. Ini berbeda dengan perlakukan tentara Eropa waktu itu yang kasar sekali.


Le Bonn menambahkan, kepentingan wanita dalam kemajuan (civilisation) bangsa Arab nyata dilihat dengan mengetahui jumlah kaum wanitanya yang terkenal dengan keluasan ilmu dan pengetahuannya.


Ilmuwan Barat lainnya, Van Kreimer menulis dalam bukunya bahwa orang-orang Arab Cordovalah yang mencontohkan kepada Eropa betapa kaum pria menghormati kaum wanita. Dari orang Arablah orang Eropa belajar dan mengetahui cara menghormati kaum wanita.


Contoh lain di India, yaitu Mahrunnisa’, istri Emir Saliem yang dikenang melalui bangunan megah Taj Mahal. Suaminya menggelari Mahrunnisa’ dengan sebutan Nur Mahal. Rakyat menggelarinya Nur Jehan atau Nurud Dunya (cahaya alam). Nur Mahal sangat ahli dalam soal hukum, pandai bahasa Arab dan Persia. Ia sering keluar istana untuk menginspeksi kelengkapan tentara, menerima kedatangan panglima-panglima perang, para penguasa dan bahkan gemar berkuda untuk berburu. Ketika suaminya ditawan musuh dalam suatu peperangan, Nur Mahal berhasil membebaskannya. Lantaran itu namanya disanjung dan dipuji di seluruh India, bahkan dunia.[]

*

إرسال تعليق (0)
أحدث أقدم