KELUARGA PENENTU KEPRIBADIAN ANAK

 



Oleh : Ning Hari Wuriani


Muslimahvoice.com - Setelah membaca berita masalah anak melaporkan ibu kandungnya ke kantor polisi, hanya masalah sepele. Sungguh membuat saya tak habis pikir dan merasakan apa yang ada dalam pikiran sang anak yang tega melaporkan ibunya ke kantor polisi. Betapa sakitnya hati seorang ibu yang sudah susah payah membesarkan dan balasannya sungguh mengejutkan, membuat hati ibunya terluka.


Perbuatan durhaka tidak layak diberikan kepada seorang ibu, mengingat pengorbanan yang telah dilakukan sepanjang hidup. Segala cucuran kasih sayang dan cinta telah diberikan dengan penuh keikhlasan, dengan harapan sang anak tumbuh menjadi seorang manusia yang baik.


Dengan adanya berbagai kisah miris seperti ini menunjukkan kegagalan penerapan sistem Kapitalisme sekular oleh negara. Sehingga muncul berbagai tekanan ekonomi, fisik, mental, dan psikologis masyarakat. Negara juga gagal menjamin kehidupan adil, sejahtera, damai, tenteram, dan penuh rasa aman.


Sistem sekularisme menjadikan hubungan antara keluarga hanya bernilai materi. Hubungan antara anak dan ibu diukur berdasarkan untung rugi. Tak masalah jika harus memenjarakan orang tua bahkan menghabisi nyawanya.


Hal ini mestinya menyadarkan masyarakat bahwa sistem saat ini tidak mampu memenuhi kewajibannya, bahkan untuk melahirkan moral anak pada orang tuanya. Yang ada justru melahirkan generasi yang durhaka.


Sekularisme diperparah dengan sistem pendidikan ala kapitalisme yang berkiblat pada Barat. Alhasil,  mendorong generasi hanya terobsesi pada kecerdasan akademik, namun nihil dalam membentuk moral dan karakter mulia.


Mendidik, merawat dan mengasuh anak memang bukan perkara mudah. Ada kalanya mereka mudah diberitahu tapi sering juga terjadi konflik dan saling adu pendapat. Setiap orangtua tentu ingin anaknya kelak menjadi pribadi yang baik, bertanggung jawab dan mengamalkan nilai-nilai Islam dalam kehidupannya.


Selain kegagalan sistem sekular, ada beberapa faktor yang membuat seorang menjadi durhaka, berikut beberapa diantaranya:


1. Sistem pendidikan sekuler. Pendidikan saat ini hanya mendorong generasi hanya terobsesi pada kecerdasan akademik, namun tidak berhasil dalam membentuk moral dan karakter mulia.


2. Aturan yang diterapkan di masyarakat juga dijauhkan dari nilai-nilai syariat. 


3. Penegakan hukumnya. Kenapa bisa diterima dakwaan si anak kepada ibunya, itu karena penegakan hukum yang ada standarnya bukan syariat Islam, tapi sekulerisme.


/Peran Negara Menjaga Ketahanan Keluarga/


Sistem Islam berbeda dengan sistem Kapitalisme. Khilafah Islam adalah sebuah konsep pemerintahan yang didasarkan pada akidah Islam. Seluruh aspek bermasyarakat dan bernegara diatur dengan syariat Islam. Penerapan Islam oleh negara mewujudkan tidak hanya kesejahteraan rakyat, namun juga ketenteraman hidup setiap warganya.


Dalam Islam, sekalipun negara tidak mencampuri urusan privacy sebuah keluarga, akan tetapi negara memastikan setiap anggota keluarga mampu menjalankan peran dan fungsinya dengan baik, sehingga mampu melahirkan generasi berkualitas. Negara memastikannya melalui serangkaian mekanisme kebijakan yang lahir dari hukum syariat.


Negara Khilafah berkewajiban memastikan setiap individu, keluarga, dan masyarakat bisa memenuhi tanggung jawabnya memenuhi kesejahteraan. Negara memastikan setiap kepala keluarga memiliki mata pencaharian dan mewajibkan kepada pihak-pihak yang bertanggung jawab terhadap perempuan dan anak-anak untuk memenuhi hak mereka dengan baik.


Islam mewajibkan kepada suami atau para wali untuk mencari nafkah (QS Al-Baqarah 233, QS An-Nisaaa 34), negara wajib menyediakan lapangan kerja bagi laki-laki agar dapat memberi nafkah pada keluarga mereka, memberikan pendidikan dan pelatihan kerja, bahkan jika dibutuhkan akan memberikan bantuan modal.


Perempuan tidak harus bekerja keluar rumah. Mereka tidak perlu berpayah-payah mendapatkan uang karena telah dipenuhi suami atau walinya. Islam akan menindak suami yang tidak memenuhi kebutuhan keluarganya dengan baik melalui khalifah.


Dalam pandangan Islam keluarga memiliki peran dan kedudukan yang sangat tinggi dalam menciptakan kehidupan yang ideal, baik bagi individu maupun sosial masyarakat. Keluarga yang baik akan mengantarkan kehidupan yang sempurna bagi seseorang, masyarakat dan bangsa. Dan sebaliknya keluarga yang buruk akan membawa seseorang, masyarakat dan bangsa ke arah kehancuran. Karena itu setiap muslim harus memberikan perhatian khusus terhadap urusan keluarga.


Baik dan buruknya sebuah bangsa ditentukan oleh masyarakatnya. Dan baik buruk sebuah masyarakat ditentukan oleh keluarga – keluarga yang mendidik individu – individu yang ada di dalam setiap keluarga. Karena itu kekuatan sebuah masyarakat tergantung dengan kualitas keluarga yang membentuknya. Disinilah peranan keluarga sebagai pondasi sebuah masyarakat. Karena keluarga adalah sekolah pertama yang akan menentukan kualitas seseorang. Peran keluarga disini tidak terbatas pada pendidikan anak di masa kanak – kanak dan remaja. Akan tetapi jauh sebelum mereka dilahirkan di dunia, keluarga – dalam hal ini orang tua – telah mengambil peran dalam pembentukan karakter, kecendrungan, dan bahkan keselamatan atau kesengsaraan seorang anak. Karena itu orang tua harus memperhatikan apa yang dimakan, apa yang di dengar dan dilihat serta adab dalam berhubungan dan sebagainya. Karena semua itu akan berpengaruh dalam diri anak.


Wallahu a’lam bishshawab.[]

*

إرسال تعليق (0)
أحدث أقدم