@henykwidaryanti
Muslimahvoice.com - Siapa bilang umat Islam itu musuh-musuhan? Siapa bilang kaum muslimin beda-beda? Asal tahu saja, umat Islam itu sebenarnya satu. Mau Islam Indonesia, Arab, Afrika, China, Eropa atau bahkan Amerika, semua sama. Mereka saudara semuslim.
Kalau ditanya, Siapa Tuhan mereka? Semua akan menjawab Allah SWT. Jika ditanya siapa Rasul mereka? Maka mereka menjawab Rasulullah Muhammad Saw. Pun saat ditanya tentang kitab mereka, jawabannya pasti Al Qur'an. Adakah yang beda dari seluruh kaum muslim?
Sebenarnya, secara qot'i Islam itu sama. Ajaran pokok Islam hanya satu. Sehingga jika dikatakan siapa umat Nabi Muhammad? Ya seluruh umat Islam di dunia ini. Hanya saja untuk masalah-masalah cabang memang ada perbedaan di antara umat Islam. Hal ini wajar karena perbedaan hasil ijtihad di antara kaum muslimin.
Meskipun ada perbedaan di antara kaum muslimin. Semestinya hal ini tak dapat menghalangi persatuan kaum muslimin. Sesungguhnya kaum muslimin disatukan pada satu jalan, yaitu jalan yang lurus. Jalan yang lurus itu diperoleh dari Al Qur'an dan Sunnah Rosulullah Saw.
"...Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah sangat keras hukuman-Nya." (QS. Al Hasyr : 7)
Dengan Al Qur'an kaum muslimin akan dapat disatukan. Ada 5 alasan mengapa umat Islam dapat disatukan dalam satu jalan, yaitu jalan yang lurus. Pertama, umat muslim wajib mengamalkan Islam dalam kehidupan. Baik kehidupan secara individu maupun bermasyarakat. Mulai dari mengurusi urusan pribadi, umat hingga sanksi bagi yang melanggar syariat.
Kedua, dalam menjalankan sanksi atau urusan umat, kaum muslimin butuh pemimpin. Dalam beberapa dalil pun telah disebutkan kewajiban adanya khalifah, pemimpin kaum muslimin. Dalam sistem pemerintahan diberi nama khilafah. Ketiga, Senantiasa mengikuti metode Rasulullah Saw. Sebagaimana perintah Allah dalam QS. AlHasyr : 7. Dengan mengikuti metode Rasul ini dapat menyatukan kaum muslimin. Salah satunya mengikuti metode dakwah Rasul.
Keempat, Untuk menyamakan metode dakwah Rasul kita dapat memahaminya dengan mempelajari sirah Rasul melalu Al Qur'an. Karena tak mungkin ada perbedaan manakala kita sudah mengacu pada dalil yang qot'i. Kelima, senantiasa bersandar pada dalil-dalil yang qot'i akan menjauhkan umat muslim pada perbedaan.
Sungguh luar biasa Al Qur'an. Dengan memetakan ayat yang turun dalam dua periode, dapat menemukan periode dakwah Rasul. Jika meneliti lebih dalam lagi, ternyata Al Qur'an turun dalam 2 periode. Perioe Mekkah dan Madiyah. Pada periode Mekkah, ayat-ayat yang turun berisi masalah Tauhid. Sedangkan periode Madinah berisi ayat-ayat mengenai aturan syariah.
Jika kaum muslim mampu memahami ini, dipastikan tidak akan ada perbedaan di antara mereka. Umat muslim akan sama-sama sepakat bahwa dakwah Rasulullah sebagaimana mengikuti periode Al Qur'an turun. Sungguh kita merindukan saat-saat itu, dimana kaum muslim semua bersatu dalam satu naungan, Al Qur'an. Wallahua'lam.[]