Rohingya Merintih, Khilafah Menolong Tanpa Dalih

 



Oleh Diana Wijayanti


Muslimah-voice.com - Baru-baru ini berita menyedihkan datang dari saudara muslim Rohingya yang berdomisili di Bangladesh. Pihak berwenang Bangladesh mulai memindahkan ribuan pengungsi Rohingya ke pulau terpencil. Sekitar 1.600 pengungsi dipindahkan ke Pulau Bhasan Char, sebuah pulau yang rentan diterjang banjir di Teluk Bengal. Laporan kantor berita Reuters.(04/12)


Para pengungsi Rohingya itu telah melarikan diri ke Bangladesh, dari negeri asalnya Myanmar setelah tindakan keras militer yang dimulai tiga tahun lalu. Dimana para penyelidik Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) mengatakan sebanyak 10.000 orang tewas dan lebih dari 730.000 terpaksa mengungsi. Setelah itu, ratusan ribu pengungsi Rohingya tinggal di Cox`s Bazar, kamp pengungsi di negara Bangladesh.


Pihak pemerintah Bangladesh beralasan pemindahan tersebut untuk mengurangi konflik kamp pengungsi. Sehingga pihaknya membangun perumahan di pulau kecil Bashan Char. Sementara, di awal tahun ini, Amnesty International merilis laporan tentang kondisi yang dihadapi oleh 306 pengungsi Rohingya yang sudah tinggal di pulau itu.


Laporan tersebut berisi dugaan kondisi kehidupan yang tidak higienis dalam ruangan sempit, terbatasnya fasilitas makanan dan perawatan kesehatan, kurangnya telepon agar pengungsi dapat menghubungi keluarga mereka, serta kasus pelecehan seksual oleh TNI AL dan pekerja lokal yang melakukan pemerasan. Seringnya diterpa banjir juga menjadi masalah  tersendiri di pulau tersebut. Sehingga memang tak layak huni. 


Nasionalisme Membuat Negeri Muslim Enggan Menolong


Miris, betapa berat penderitaan saudara muslim Rohingya, mereka dibantai, wanitanya diperkosa, diusir dari tanah kelahirannya dan tidak diakui oleh dunia kewarganegaraannya. Semua negeri menolak dan keberatan untuk menolong dan menerima para pengungsi, tidak hanya Bangladesh, Indonesia dan Malaysia pun menolak mereka, dengan alasan ekonomi. Bila pun 99 manusia kapal dari Rohingya yang ditemukan nelayan di Aceh, ternyata ditolong warga bukan atas nama pemerintah. 


Inilah bukti bahwa paham nasionalisme yang telah diagungkan dunia termasuk negeri muslim, adalah racun yang berbalut madu. Akibat slogan nasionalisme kesatuan kaum muslimin dalam satu naungan Khilafah Utsmaniyah dulu terkoyak hingga lebih dari lima puluh negara kecil, sejak runtuh 4 Maret 1924 Masehi. Negara kecil ini menjadi lemah dan tak berdaya menghadapi penjajahan yang dilakukan Barat atas tanah kaum muslimin. 


Tatkala orang kafir melakukan penjajahan, penganiayaan dan genosida atas kaum muslimin di suatu negeri, membuat negeri lain terlarang membantu. Ukhuwah Islamiyah kini hancur dengan satu slogan 'negara tidak boleh mencampuri urusan dalam negeri, negara lain'. Wal hasil sihir nasionalisme telah membunuh rasa ukhuwah kaum muslimin diseluruh dunia. 


Demikian juga PBB yang diyakini sebagai lembaga perdamaian dunia, ternyata tidak mampu berbuat apa-apa. Meski darah kaum muslimin sudah tertumpah, mereka hanya mengumbar pernyataan tanpa aksi serius, menghentikan negara Myanmar yang dzalim. Bila berkaitan dengan urusan kaum muslimin PBB seolah tuli, bisu dan buta. Hal ini karena PBB sangat bergantung pada lima negara besar yang berhak memberi veto, negara ini sangat memusuhi Islam dan kaum muslimin. 


Banyak bukti yang menunjukkan hal tersebut. Diantaranya adalah dukungannya terhadap Israel pembantai muslim Palestina, dukungannya terhadap Amerika Serikat melakukan penyerangan terhadap Irak dan Afganistan serta dukungannya terhadap penguasa bengis Bashar Asad yang membunuh warga muslim Suriah. 


Maka tidak ada jalan lain bagi kaum muslimin kecuali segera menegakkan kembali Khilafah Islamiyah yang telah runtuh. Khilafah lah yang sudah terbukti lebih 13 abad siap menjaga nyawa kaum muslimin, mensejahterakan, menjaga keadilan dan keamanan hakiki bagi umat manusia baik muslim maupun non muslim. 


Khilafah Menolong Tanpa Dalih


Hal ini karena dalam pandangan Islam Imam atau khalifah adalah pelindung bagi seluruh warganegara. Nabi Muhammad Saw bersabda:


إِنَّمَا الْإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى بِهِ


”Sesungguhnya al-Imam (Khalifah) itu perisai, di mana (orang-orang) akan berperang di belakangnya (mendukung) dan berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaan) nya.” (HR. Al-Bukhari, Muslim, Ahmad, Abu Dawud, dll)


Dengan hujah ini maka Khilafah wajib membela seluruh kaum muslimin, dimanapun mereka berada, termasuk muslim Rohingya. Khilafah akan mem-futuhat Myanmar yang telah berbuat dzalim dengan mengirim pasukan yang gagah berani menyebarkan Islam. 


Semua ini dilakukan sebagai salah satu wujud keimanan. Nabi saw bersabda, ''Salah seorang di antara kamu sekalian tidaklah sempurna imannya sebelum ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.'' (HR Bukhari dan Muslim).


Karena eratnya kesatuan sesama kaum Muslim ini, Rasulullah bersabda, ''Perumpamaan orang-orang yang beriman di dalam saling mencintai, saling menyayangi dan mengasihi adalah seperti satu tubuh, bila ada salah satu anggota tubuh mengaduh kesakitan, maka anggota-anggota tubuh yang lain ikut merasakannya, yaitu dengan tidak bisa tidur dan merasa demam.'' (HR Bukhari dan Muslim).


Bila demikian, maka tidak ada jalan lain bagi kaum muslimin untuk menolong saudara Muslim Rohingya, kecuali Khilafah Islam. Sebuah institusi yang berdaulat, hanya tunduk pada hukum-hukum Allah SWT sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah Saw. 


Selain menindak dengan tegas para pelaku kedzaliman yaitu Junta Militer Myanmar, Khilafah akan segera menolong muslim Rohingya dengan pemberian  kewarganegaraan. Status warga negara ini membuat seluruh kaum mukmin berhak memenuhi seluruh kebutuhan pokoknya dengan cara yang makruf. 


Kebutuhan pokok seperti sandang, pangan dan papan dipenuhi dengan mekanisme syar'i yaitu melalui penanggungan nafkah bagi laki-laki yang mampu untuk bekerja, dengan lapangan kerja disediakan oleh negara. Sementara bila penanggung nafkah yang tidak mampu maka seluruh kebutuhannya ditanggung negara. 


Pun, kebutuhan pokok yang sifatnya umum seperti fasilitas pendidikan, kesehatan dan keamanan, akan  dijamin oleh negara secara penuh tanpa dipungut biaya sepeser pun. Ini berlaku bagi seluruh warga negara khilafah baik muslim maupun non muslim, baik miskin maupun kaya. 


Semua pelayanan negara ini, karena negara memiliki sumber pendapatan negara yang berlimpah. Baik berupa hasil ghanimah, fa'i, Khazraj, jiziyah, pengelolaan kepemilikan umum berupa tambang yang berlimpah, zakat maupun pajak syar'i. Banyaknya sumber pendapatan negara inilah  yang membuat khilafah mampu memenuhi seluruh kebutuhan pokok seluruh warganegara dan memberi peluang pada warganegara bisa memenuhi kebutuhan sekunder dan tersier nya dengan cara yang makruf, mengikuti ciri khas kehidupan yang islami. 


Maka jelaslah bahwa Khilafah adalah satu-satunya solusi tuntas masalah Rohingya tanpa banyak dalih. Pelayanan terhadap warganegara betul-betul dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab di sisi Allah SWT. Wallahu a'lam bish shawab.


#Rohingya 

1 تعليقات

إرسال تعليق
أحدث أقدم