Reporter: Nurhikmah
Muslimah-voice.com - Pakar biologi molekuler, Ahmad Rusydan Utomo, Ph.D. mengingatkan umat Islam agar di era pandemi tidak mengabaikan protokol kesehatan.
"Muhasabah bagi umat Islam. Umat bagus saat mendeteksi, melawan kezaliman dan kemungkaran yang kasat mata, tapi tidak dalam menghadapi pandemi yang tidak kasat mata. Sehingga sering mengabaikan protokol kesehatan karena melihat secara statistik menginfeksi hanya 2% saja dan dianggap tidak berbahaya," tuturnya saat menjadi salah satu narasumber dalam Reuni Akbar 212 Muhasabah dan Ukhuwah untuk Menyatukan Langkah Umat "A Moment to Remind" di Rayah TV, Rabu (2/12/2020).
Ahmad menyayangkan, pada saat 212, umat Islam teratur menuju ke tempat acara, berbagi makanan bahkan uang seakan tidak laku. Namun saat menghadapi pandemi terkesan umat tidak bisa diatur.
"Virus merupakan makhluk ciptaan Allah yang tidak punya pilihan. Bisa menginfeksi siapa saja , ulama atau artis, ahli sholat atau ahli maksiat" ujarnya.
Ia mengimbau agar umat Islam belajar memahami fakta dan paham Islam mengajarkan modus penularan virus ternyata kerumunan orang , maka harus siap untuk tidak berkerumun.
"Kita harus sadar, dulu khawatir ulama dibunuh orang gila, sekarang pembunuhnya tidak kelihatan. Ini harus diperhatikan kalau Islam ingin sebagai rahmatan lila’lamin. Kita harus banyak belajar bagaimana meyikapi dunia ini supaya jangan sampai pejuang- pejuang yang handal ini berguguran hanya karena kita abai protokol kesehatan” paparnya.
Ia pun berpesan, karena belum tahu kapan pandemi ini akan berakhir, maka sikap kita adalah pertama, menguatkan iman kepada Allah ta’ala. Jika ingin selamat, tentu kita harus mau diatur dengan aturan Allah. Kedua, meningkatkan imunitas bukan hanya pribadi tapi juga menjaga kesehatan masyarakat. Ketiga, amanah.
"Ilmu Islam jangan hanya berhenti pada diri kita. Ilmu bagaimana mencegah penularan tetap harus kita sampaikan. Ketika kita melihat kemungkaran yaitu orang-orang yang abai dengan protokol kesehatan, kita harus mencari tahu mengapa mereka itu abai," imbuhnya
Ia menilai bahwa 212 merupakan momen bagus untuk menumbuhkan solidaritas. Saat ada yamg terkena Covid-19 jangan dikucilkan.
"Memang kita harus menjaga jarak tetapi bantu mereka yang membutuhkan pertolongan. Jangan justru kita tidak bisa menghidupkan semangat ukhuwah. Allah menunjukkan hikmah luar biasa supaya kita bisa menerapkan apa yang kita maksud dengan ukhuwah. Dan jika kita lolos dari pandemi ini kita mendapatkan pelajaran sangat berharga bahwa umat ini saling menyayangi, saling menjaga kesehatan masyarakat, masing-masing tidak egois," bebernya.
Menurutnya, pekerjaan besar umat adalah bagaimana sektor kesehatan ini bisa melingkupi seluruh umat.
"Bukan hanya umat yang kaya, tapi umat yang tidak kayapun bisa sehat. Ini butuh peradaban baru yang inklusif untuk semua," pungkasnya.
#Protokol #kesehatan