Nilai Pertanian Di Masa Kini

 


Oleh: Surya Ummu Fahri (Pemerhati Sosial)


Muslimah-voice.com - Dilansir dari kompas.com, Senin 30 November 2020 tentang Kementan yang didemo para petani karena Kementerian yang lain mengimpor. Syahrul Yasin Limpo Menteri Pertanian mengeluh minim kewenangannya dalam Kementerian Pertanian. Ia hanya memiliki kewenangan dibidang produktivitasnya saja. Sementara untuk pasar dan lain-lain itu di Kementerian lain. "Importasi yang besar yang langsung berkaitan dengan Kementan Hanya dua yaitu daging sapi dan yang kedua bawang putih". 


Menurutnya yang harus dipersiapkan saat ini adalah kualitas harus lebih sesuai dengan pasar yang ada. Lebih sesuai dengan kualitas yang dibutuhkan sehingga produk para petani bisa bersaing dengan impor dari luar negeri.


Tampaknya begitulah kondisi  pertanian diatas. Sementara pada fakta yang ada di bawah, para petani memang benar-benar paling menderita. Hingga menurun daya minat mahasiswa  pada Fakultas Pertanian. Bahkan sudah banyak petani yang gulung tikar. Apalagi semenjak ada korona, barang-barang banyak yang tidak laku.  Terus mau ke manakah nasib petani?.


Petani yang mampu bertahan hanyalah petani-petani besar. Sementara petani-petani kecil yang bermodalkan sewa maka mereka akan segera hilang beralih prosfesi. Mereka hanya sekedar menaruh bibit namun tidak pernah memakan hasilnya. Mengeluarkan modal namun tidak pernah ada kembalinya. Yah begitulah nasib seorang petanisaat ini. Maka pantas saja para petani petani itu berdemo kepada kementan. Namun lagi lagi Kementan pun tidak bisa memberikan jaminan bahwa ketika panen raya hasil dari pertanian itu tidak anjlok. Karena bukan wewenangnya import. 


Seharusnya sebagai penjaga stabilitas ekonomi dalam negara, Kementerian lain yang bekerjasama dengan Kementerian pertanian tidak  mengimpor barang-barang yang berkaitan dengan hasil pertanian. Terutama barang barang yang dapat diproduksi sendiri. 


Dalam sistem Islam, petani adalah sosok yang dihargai dan dihormati karena mampu menghasilkan produk.makanan yang halal lagi thoyyib dengan menjaga kesuburan tanah dan kualitas dari hasil pertanian. Yang mana dari hasil itu akan menguatkan badan kaum muslimin untuk beribadah di jalan Allah dan beraktivitas. Maka jangan memandang rendah petani. Karena petani adalah Penjaga tatanan Ekonomi. 


Rendahnya pertanian di sebuah negara maka akan semakin bergantung pada negara yang lain. Apalagi jika kita negara yang kuat dan memiliki Sumber daya alam melimpah. Lalu mengapa masih mengandalkan impor?. Toh kualitas produk dalam negeri jauh lebih baik daripada dari luar.


Semoga pertanian kian membaik agar para petani semakin giat berkarya memproduksi barang barang yang terjamin kualistasnya. Dan mampu meningkatkan kesehatan jasmani serta perekonomian Indonesia.


Wallahu'alam bish showab. 



*

إرسال تعليق (0)
أحدث أقدم