Oleh : Septa Yunis (Analis Muslimah Voice)
Muslimahvoice.com - Tinggal menghitung jam, menit, detik, tahun 2020 akan segera berakhir. Tahun 2020 banyak kejadian menimpa negeri ini. Yang begitu menyayat hati adalah virus corona atau covid - 19 yang sampai sekarang tak kunjung usai. Justru dipenghujung tahun ini, corona semakin menggila. Hal ini dipertegas dengan pernyataan Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Doni Monardo per tanggal 13/12/2020 menyatakan kasus aktif Covid-19 di Indonesia meningkat dan diikuti dengan angka kesembuhan pasien Covid-19 yang juga menurun. (Kompas.com)
Selain itu, tercatat per 30/12/2020 jumlah kasus virus Corona COVID-19 bertambah 8.002 pada Rabu (30/12/2020). Total kasus positif menjadi 735.124, sembuh 603.741, dan meninggal 21.944. Sementara itu jumlah spesimen yang diperiksa sebanyak 72.922, dan suspek yang diamati sebanyak 67.615.
Dari data peningkatan kasus corona yang semakin tidak bisa dihindarkan, membuktikan jika pemerintah kurang serius dalam penanganan virus mematikan tersebut. Dari awal virus tersebut menjangkiti negeri ini, pemerintah bersikeras untuk tidak menerapkan Lockdown. Yang kita tahu Lockdown adalah cara yang efektif untuk menghambat penyebaran virus tersebut. Bukankah tindakan tersebut sudah dicontohkan Rasulullah saw.
Seperti dalam sabdanya yang diriwayatkan oleh Bukhari, “Jika kamu mendengar wabah di suatu wilayah, maka janganlah kalian memasukinya. Tapi jika terjadi wabah di tempat kamu berada, maka jangan tinggalkan tempat itu.” (HR Bukhari).
Hadits tersebut menjelaskan bahwa jika sedang terjadi wabah di lokasi tinggal, kita tidak boleh keluar dari wilayah wabah, sebab akan berpotensi menulari wilayah selainnya. Pun sebaliknya, apabila ada daerah, atau seseorang yang terkena wabah, lebih baik kita menjaga jarak tubuh dari infeksi penyakit, agar tidak langsung tertular atau menularkan.
Namun, penguasa negeri ini tidak mengindahkan hadits tersebut. Hanya beberapa daerah yang menerapkan Lockdown. Hal itu dirasa tidak efektif. Dipenghujung tahun 2020, upaya pemerintah untuk menangani virus tersebut adalah dengan vaksin. Pada Minggu (6/12/2020), sebanyak 1,2 juta dosis vaksin Sinovac, telah mendarat di Tanah Air, dan sebanyak 1,8 juta dosis lagi akan menyusul kemudian.
Hal tersebut tak serta merta membuat masyarakat bernafas lega. Pasalnya keefektifan dan kehalalan vaksin tersebut masih dipertanyakan. Belum ada jaminan jika vaksin tersebut ampuh membunuh corona. Alih-alih untuk masyarakat, ternyata gagasan vaksin tersebut untuk menumbuhkan ekonomi yang jeblok ketika pandemi. Sungguh miris, nyawa rakyat untuk taruhan.
Ini adalah bukti jika penanganan virus tersebut tidak serius. Negeri kapitalis hanya akan mementingkan untung rugi. Hei bung, ini bukan perusahaan yang diukur dari untung rugi, ini negara, dimana kepentingan rakyat adalah yang utama.
Semoga dengan meninggalkan tahun 2020 ini, kita semua juga meninggalkan virus yang sangat mematikan tersebut. Dan pemerintah lebih peka terhadap kepentingan rakyat, tidak hanya memikirkan kepentingan perutnya sendiri.[]
#2020 #GoobyeCorona