Oleh : Deny Rahma
(Anggota Komunitas Setajam Pena)
Selasa, 10 November 2020 menjadi hari yang sangat dinanti oleh umat islam di Indonesia. Imam Besar FPI yakni Muhammad Rizieq Syihab atau lebih dikenal dengan sebutan Habib Rizieq akhirnya pulang. Setelah 3 tahun meninggalkan Indonesia karena terjerat kasus chat porno yang menimpa beliau. Banyaknya massa yang menyambut kepulangan beliau membuat semua penerbangan di Bandara Soekarno-Hatta mengalami penundaan penerbangan atau delay. Hal ini menegaskan bahwa, masyarakat yang auntusias akan kedatangan beliau menyadari bahwa umat Islam merindukan keadilan dan berakhirnya kezaliman di bumi Indonesia khususnya.
Kepulangan Habib Rizieq ke Indonesia memiliki beberapa agenda yang akan segera dilaksanakan. Salah satunya yakni berkeliling Indonesia untuk silaturahmi dengan tokoh umat Islam sembari mensosialisasikan revolusi akhlak. Dengan adanya revolusi akhlak maka akan menciptakan perdamaian untuk seluruh umat.
Namun revolusi tersebut dikritisi oleh Fadhi Harahap Direktur Eksekutif Sudut Demokrasi. Menurutnya konsep revolusi akhlak yang digaungkan imam besar Front Pembela Islam (FPI) itu tak jelas karena kesan yang muncul justru untuk kamuflasi politik. "Revolusi akhlak enggak jelas. Saya duga ini hanya manuver politik. Konsepnya seperti apa kan tak ada. Jangan-jangan cuma keceplosan omong revolusi akhlak biar tidak dikira mau berbuat makar," ujar Fadhli dalam keterangannya kepada awak media. (jpnn.com, 14/11/2020).
Di pihak Habib Rizieq sendiri, menyatakan bahwa revolusi mental tersebut akan membawa kemaslahatan pada umat. Karena pendekatan yang dilakukan melalui jalan damai dan tanpa kekerasan sama sekali.
Dilansir dari laman nasional.okezone.com (15/11/2020) Habib Rizieq menjelaskan, revolusi akhlak merupakan cerminan dari tindakan Nabi Muhammad SAW. Revolusi jenis ini menawarkan dialog, perdamaian, dan rekonsiliasi kepada musuh. Perang adalah pilihan terakhir apabila tidak menemui titik temu.
"Kalau mereka mau bicara revolusi berdasarkan ajaran nabi, ajaran Islam, Alquran dan sunnah, enggak boleh menutup pintu dialog, menutup pintu perdamainan, menutup pintu rekonsiliasi," ujar Habib Rizieq saat berceramah di acara Maulid Nabi Muhammad SAW sebagaimana dikutip dari Front TV, (15/11/2020).
Jelaslah sudah, revolusi akhlak yang digaungkan oleh Habib Rizieq banyak yang mengkritik. Karena ada pihak – pihak yang mengkhawatirkan posisi dan jabatan yang sedang dinikmati sekarang ini takut tergantikan dan hilang. Tentu saja pihat tersebut adalah pelaku kezaliman sendiri.
Maka inilah yang menjadi alasan umat yang begitu antusias menyambut kepulangan Habib Rizieq ke tanah air. Umat rindu akan sosok ulama yang bisa memimpin dengan berlandaskan aturan Islam. Umat membutuhkan pemimpin yang bersandar pada syariat dan berani melawan kezaliman. Kita sebagai seorang muslim harusnya sadar dan faham bahwa kezaliman bukan hanya hasil buruk individu atau rezim tapi hasil sistem demokrasi yang rusak dan merusak. Tak haya revolusi akhlak saja yang kita butuhkan tapi lebih dari itu. Umat butuh sistem kepemimpinan yang berdasarkan atas syariat Islam yakni Khilafah. Khilafah akan menjaga agar aturan islam dapat berjalan sesuai aturan Allah SWT. Dan sistem ini yang akan melahirkan para pemimpin yang adil kepada umatnya dengan memberikan kebijakan – kebijakan yang memberikan kemaslahatan bagi umat. Sehingga dapat menyelamatkan umat dan Negara baik di dunia maupun di Akhirat kelak. Namun untuk mewujudkannya butuh proses, yakni dengan revolusi pemikiran dan pergantian sistem. Karena revolusi (perubahan menyeluruh) akhlak akan mejadi hasil dari pemberlakuan sistem khilafah. Waallahua’lam bi Showab. []
#Revolusi #Akhlak