(One Week One Book bersama ustadz Yudha Pedyanto)
Oleh : Ayla Ghania (Pemerhati Sosial dan Politik)
Muslimah-voice.com - Untuk saat ini, sistem pemerintahan yang dianggap paling ideal adalah demokrasi. Demokrasi dianggap mampu menghindari ‘tyranny’ politik. Dengan teori kedaulatan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat, kekuasaan yang biasa dilakukan sewenang-wenangan oleh Raja bisa dihindari. Demokrasi pun dibenturkan dengan sistem pemerintahan Islam. Khilafah dianggap sebagai sistem pemerintahan paling potensial terjadinya tyranny.
Tulisan Timothy Snyder dalam bukunya yang berjudul “On Tyranny” berisi 20 esai tips menghindari pemerintahan tyranny. Pertama, do not obey in advance, jangan melakukan kepatuhan terhadap rezim di depan. Pasrah terhadap penguasa tanpa berfikir kritis atau kepatuhan tanpa syarat. Kedua, Institusi, Pemilu dan Etika Profesional. Waspadai rezim memberangus partai oposisi dan menuju partai tunggal. Ketiga, perlu mewaspadai paramiliter. Keempat, keluarlah dari kerumunan, artinya jangan mau ikut arus.
Jika kita melihat beberapa esai diatas, maka tyranny juga potensial terjadi pada sistem demokrasi. Pada masyarakat pedesaan misalnya, dimana mereka cenderung sangat patuh terhadap tokoh masyarakat maupun aparat desa. Jika diingatkan akan adanya kebijakan dzalim, maka mereka akan mengatakan biarlah nanti para penguasa yang bertanggung jawab kepada Allah SWT. Dalam hal ini, latar belakang pendidikan, termasuk pendidikan politik mempengaruhi sebuah kepatuhan tanpa syarat.
Tak ada lawan yang abadi dalam politik demokrasi. Menjamurnya partai tanpa memiliki kader yang tangguh akhirnya melahirkan hanya dua kubu, partai koalisi dan oposisi. Beberapa partai tergabung mendukung satu pasangan calon presiden dan wakil presiden. Pun tidak ditemukan lawan, akan diciptakan lawan bayangan. Pemilu pun akhirnya nampak sekedar formalitas. Hanya demi memenuhi syarat pemilihan presiden. Sementara ‘pemenang’ sudah ditentukan sejak awal.
Menurut Wikipedia, paramiliter adalah kekuatan semi-militer yang struktur organisasi, taktik, pelatihan, subkultur, dan (sering kali) fungsinya serupa dengan militer profesional, tetapi tidak dimasukkan sebagai bagian dari angkatan bersenjata formal suatu negara. Menurut KBBI, Paramiliter adalah yang berkaitan dengan pasukan keamanan yang disusun, seperti pasukan militer dan berfungsi sebagai unsur pembantu tentara.
Paramiliter juga ada dalam sistem demokrasi. Keinginan menggunakan kekuatan militer dalam menekan rakyat semakin hari semakin sulit dilakukan. Konsekuensi dari Hak kebebasan berpendapat memunculkan orang-orang yang kritis. Pun demikian masih ada jalan memanfaatkan warga sipil dari kelompok mayoritas mempertahankan kekuasaan. Kelompok tersebut pun menjadi nampak kebal hukum. Melakukan persekusi, bahkan kekerasan fisik atas nama rakyat dan dengan dalih demi menjaga persatuan negara.
Memiliki sebuah prinsip ditengah pengakuan kebebasan tanpa batas menjadi sangat penting. Keyakinan demokrasi bahwa suara mayoritas adalah suara kebenaran merupakan sebuah kesalahan besar. Runtuhnya budaya timur dan beralih kepada budaya barat yang mengajak pada having fun telah menghancurkan moralitas masyarakat demokrasi. Miras, narkoba, free sex, aborsi, LGBT+ sudah semakin menjamur. Ketika kemaksiatan sudah mewarnai sebuah masyarakat, justru akan melanggengkan kezaliman sebuah negara. Karena tidak ada lagi yang melakukan amar ma’ruf nahi munkar.
Masih banyak tips dari Timothy Snyder yang menarik kita bahas. Telihat ada urgensi peran pemikiran masyarakat untuk menghindari pemerintahan tyranny. Sebagai muslim menjadi penting untuk terus mengkaji Al Qur’an dan Hadist beserta buku yang berisi tsaqofah islam.Tsaqofah Islam menjadi senjata seorang muslim dalam melawan pemerintahan tyranny. Lebih dari itu, sistem pemerintahan Islam dengan struktur dan perangkatnya nampak lebih mampu menghindari penguasa berlaku sewenang-wenang terhadap warga negaranya.
Wallahu’alam bish showab.[]