Krisis Keselamatan Perempuan Bikin Was-was

 



Oleh: Vania Puspita Anggraeni


Perempuan adalah makhluk ciptaan Allah yang layak dijaga kemuliaan dan kehormatannya. Keberadaannya harus dilindungi dari kejahatan secara jelas dan tegas. Agar kesejahteraan perempuan tetap terjamin. Namun, nampaknya permasalahan tentang perempuan di negeri ini masih sering terjadi dan cukup memancing emosi publik.


Dikutip dari TribunSumsel.com, Seorang perempuan di Lahat diperkosa 5 penjala ikan di Pinggir Sungai hingga tewas. Hal ini terjadi karena pelaku terpancing dengan korban yang mengenakan busana minim. Menurut penuturan Kapolres Lahat, AKBP Achmad Gusti Hartono SIK, setelah melakukan aksi bejatnya, kelima pelaku berusaha memindahkan korban di atas batu. Namun, saat diangkat, tiba-tiba korban terlepas dari genggaman hingga terjatuh  dan kepala korban terbentur. Sehingga hal ini lah yang membuat korban meninggal dunia. 


Tidak hanya itu, dilansir dari KOMPAS.com, 16 model wanita di Lamongan dilecehkan oleh pemilik distro. Diantara korban pelecahan tersebut ada yang masih dibawah umur. Dari penyelidikan yang dilakukan oleh pihak kepolisian, pelecehan ini terjadi saat korban (para model) sedang mencoba baju di fitting room, tersangka ini kemudian masuk dan pura-pura mengukur baju yang dicoba. Saat itulah tersangka melancarkan aksinya kepada korban.


Ada juga berita yang sedang viral tentang kisah heroik seorang anak SD yang terbunuh karena menyelamatkan ibunya dari aksi pemerkosaan. Dikutip dari TribunJogja.com, bocah cilik yang akrab dipanggil Rangga ini tewas bersimbah darah karena membela ibunya yang hdenak diperkosa oleh seorang residivis. Pemerkosaan sekaligus pembunuhan itu terjadi di Hari Sabtu 10 Oktober 2020 pada pukul 02.00 di Kecamatan Birem Bayeun, Aceh Timur.. Pelaku masuk ke rumah korban yang jauh dari pemukiman warga. 


Itu hanya beberapa kisah kejahatan yang dialami oleh perempuan di negeri ini. Jika kita amati, kejahatan yang terjadi pada perempuan disebabkan karena adanya stimulan dari pihak perempuan itu sendiri, didukung oleh kondisi sekitar, dan interaksi antar lawan jenis yang tidak terjaga dengan baik.


Namun, seperti yang kita lihat pada kondisi saat ini. Dimana interaksi antar laan jenis tidak diatur dengan benar, kondisi lingkungan bagi perempuan juga tidak dijamin dengan pengamanan yang tepat, dan dari pihak perempuan juga tidak ada pengaturan yang jelas dan sesuai dengan fitrah. Sehingga hal ini sangat mendukung adanya tindak kejahatan pada seorang perempuan karena antara stimulan dan faktor pendukung lain tidak memiliki aturan dan solusi yang solutif.


Kondisi ini bahkan sangat diperparah oleh himpitan ekonomi yang terus menganga di negeri ini. Perempuan dengan alibi isu gender equlity, dipaksa keluar rumah membanting tulang. Bekerja diranah publik yang sarat dengan kejahatan. Kehormatan pun tak jarang menjadi korban. 


Mari kita lihat, hal ini sangat berbeda dengan pengaturan islam tentang perempuan. Di dalam islam, penampilan seorang perempuan sangat dijaga melalui aturan menutup aurat dengan ketentuan Allah, sehingga dapat melindungi perempuan dari tatapan jahat mata laki-laki. Di dalam islam pula interaksi perempuan dan laki-laki diatur sedemikian rupa sehingga tidak ada khalwat atau berduaan dengan non mahram, yang mungkin bisa saja dapat membahayakan keselamatan dirinya seperti adanya pelecehan. Islam pula yang mengatur adanya penjagaan yang ketat bagi seorang perempuan yang harus selalu diawasi oleh mahramnya sebagai bentuk penjagaan. 


Namun, tidak hanya itu saja, hadirnya negara melalui kebijakan pemimpin juga ikut berperan dalam penjagaan seorang perempuan. Dengan menggunakan kebijakan, seorang pemimpin bisa menetapkan aturan islam tentang pengaturan dan penjagaan perempuan. Karena hanya dengan kebijakan dalam sebuah negara, pengaturan tentang perempuan dapat diterapkan secara meluas dengan jaminan hukum yang tegas. Tentunya, hukum yang digunakan juga hukum sesuai ketentuan Allah.[]

*

إرسال تعليق (0)
أحدث أقدم