Oleh: Zahro Al-Fajri (Malang)
Demokrasi adalah sistem pemerintahan yang menggaungkan bahwa kedaulatan berada di tangan rakyat. Sistem pemerintahan yang dianggap paling ideal di dunia dan mampu membawa kedamaian. Sistem ini dirasa mampu menyelesaikan permasalahan rakyat. Dari rakyat, untuk rakyat, dan oleh rakyat adalah konsepnya. Indonesia pun mengambil sistem ini sebagai sistem dalam menjalankan pemerintahannya.
Namun, belakangan, rakyat Indonesia dihebohkan dengan UU cipta kerja (omnibus law) yang dirasa bertentangan dengan aspirasi rakyat. UU ini dirasa sangat tidak memihak rakyat dan menguntungkan para konglomerat. Rakyat merasa ditipu karena pengesahannya pun diam-diam dan begitu cepat. Bahkan berulang kali rakyat meminta pemerintah membatalkannya. Setelah pengesahan pun, walaupun di tengah kondisi wabah, para mahasiswa turun ke jalan berunjuk rasa menolak pengesahan undang-undang ini.
Para pakar pun bersuara. Dilansir dari CNN Indonesia, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia mengkritik langkah DPR dan pemerintah yang terus membahas hingga mengesahkan omnibus law ditengah kritik luas dari rakyat. Selain itu, sikap pemerintah yang demikian dianggap bertentangan dengan sikap saat proses menuju pemilihan yang menyatakan akan berpihak pada rakyat.
Sejatinya, demokrasi yang menyatakan kedaulatan di tangan rakyat adalah sebuah ilusi. Tak mungkin menyatukan seluruh rakyat dalam satu pendapat karena manusia pastinya memiliki kepentingan masing-masing. Presiden AS ke-19, Rutherford B. Hayes, yang berkuasa dari tahun 1877 hingga 1881 menyampaikan tentang demokrasi, “It is a government of corporations, by corporations, and for corporations.”
Dalam demokrasi, untuk menduduki kedudukan pejabat, membutuhkan modal yang sangat besar. Oleh karena itu, para korporasi konglomerat menjadi penyokong dana utama. Wajar, setelah mendapatkan kedudukan, kebijakan akan berpihak kepada mereka. Rakyat kecil, hanya dijadikan alat untuk mengambil suara saat pemilihan. Janji manis tinggallah kenangan.
/Pemerintahan dalam Islam/
Allah SWT menurunkan agama Islam sebagai jalan kehidupan. Islam bukan hanya agama ritual namun juga sebuah ideologi yang memancarkan peraturan untuk menyelesaikan segala permasalahan. Oleh karena itu, aturan Islam menyangkut ranah individu, masyarakat, hingga bernegara. Rasulullah mencontohkan penerapan Islam kaffah setelah mendirikan daulah Islam pertama di Madinah.
Dalam konsep Islam, pemimpin adalah "raa'in" pelayan umat. Ia menjalankan kepemimpinannya karena Allah memerintahkan untuk mengurusi urusan umat dengan Islam yaitu menjalankan seluruh syari'at. Kedaulatan berada di tangan hukum Syara' begitulah konsep pemerintahan dalam Islam. Sehingga aturan tidak dibuat untuk pihak koorporat melainkan untuk Allah dengan dengan menjalankan syariat. Alhasil, syari'at lah yang dijadikan dasar dalam membuat kebijakan.
Dalam proses pemilihan pemimpin atau imam atau Khalifah, Islam menentukan adanya 7 syarat wajib diantaranya muslim, laki-laki, berakal, baligh, merdeka, mampu,dan adil. Rakyat boleh menentukan pemimpinnya karena konsep pemerintahan dalam Islam kekuasaan di tangan umat. Namun, ketujuh sayarat Khalifah tersebut harus dipenuhi. Setelah Khalifah terpilih, rakyat berba'iat padanya untuk menyerahkan kepengurusan kehidupannya dengan syari'at pada Khalifah.
Begitulah konsep dasar pemerintahan dalam Islam. Kedaulatan ditangan Syara' dan kekuasaan di tangan umat. Dalam menjalankan roda pemerintahan, Islam yang menjadi dasar. Negara dengan dasar Islam disebut dengan Khilafah atau Imamah. Pelaksanaan telah dicontohkan oleh Rasulullah dan dilanjutkan Khalifah setelahnya.
Saat aturan Allah, zat yang Pemilik Semesta, ditegakkan kesejahteraan yang akan didapatkan karena Allah yang paling tahu yang terbaik bagi manusia. Sejarah membuktikan setelah kaum muslimin mampu bangkit, dengan awal hanya menguasai Madinah, wilayahnya menyebar hingga menguasai 2/3 dunia. Rakyat yang heterogen menjadi satu dalam kepemimpinan Islam. Rakyat merasa sejahtera. Bahkan di masa Khalifah Umar bin Abdul Aziz, sangat sulit mencari orang yang mau menerima zakat. Islam menjadi rahmat dan menjadi mercusuar peradaban.
WaAllahu'alam.[]