Cinta Nabi, Gigih Perjuangkan Islam

 



Oleh: Endang Setyowati


12 Rabiul awal tahun ini bertepatan dengan tanggal 29 oktober 2020. Hari di mana lahirnya Rasulullah saw. Yang mana saat kelahiranya menguncang dunia, salah satunya dengan kekalahan raja abrahah dengan pasukan gajahnya yang di luluhlantakkan oleh burung ababil.


Maulid nabi merupakan momentum penting bagi umat Islam, karena untuk mengenang lahirnya sosok manusia paling mulia, penerang hidup. Yang mengangkat manusia dari jaman kegelapan menjadi cahaya tingginya peradaban dunia.


Dengan mengenang kelahiran beliau, kita sudah seharusnya berupaya untuk menjadikan beliau satu satunya sosok pegangan, model perilaku suri tauladan dan uswah terbaik dalam menapaki kehidupan ini.


Dengan memperingati Maulid nabi, itu merupakan bukti cinta kita kepada beliau. Dan yang paling sederhana adalah dengan banyak bershalawat, agar kelak mendapatkan syafaat dari beliau saw.


Rasulullah saw bersabda: 

" Orang yang paling berhak mendapatkan syafaatku pada hari kiamat adalah yang paling banyak shalawat kepadaku. "  (HR. At Tirmidzi). 


Dan dari beliau, Rasulullah saw kita di ajarkan bagaimana sikap kita dari bangun tidur, hingga membangun sebuah negara.

Karena disetiap apapun yang  beliau contohkan adalah membawa kebaikan. Salah satu contohnya saat kita tidak boleh makan dan minum dalam keadaan berdiri.


Begitupun juga perjuangan beliau saat mendakwahkan Islam ke tengah-tengah masyarakat Mekah. Penuh dengan hambatan dan perlawanan yang luar biasa dari penduduk Mekah yang menolak. 


Namun beliau tetap tegar dan tidak pernah mundur satu langkahpun dalam memperjuangkan agama-Nya.

Beliau dengan berawal mendakwahkan Islam kepada istri tercinta yaitu Khadijah. 


Kemudian kepada para sahabat beliau, yang bermula secara sembunyi- sembunyi hingga akhirnya berdakwah secara terang-terangan. Dakwah beliau banyak tantangannya, dari beliau dilempari kotoran unta, hingga penyiksaan  terhadap para sahabat.


Itu tidak membuat beliau dan para sahabat gentar, maupun mengurangi iman beliau dan para sahabat, namun beliau saw terus berdakwah supaya Islam bisa diterima di masyarakat. Beliau terus berupaya, hingga beliau meminta pertolongan dan perlindungan dari Bani Tsaqif di Thaif dengan harapan mereka mau masuk Islam.


Ternyata, Bani Tsaqif menolak dengan jawaban yang sangat menyakitkan, serta mencaci maki Rasulullah saw dan menyuruh anak-anak mereka serta orang-orang bodoh melemparinya dengan batu. Hingga kaki beliau berdarah.


Kala itu begitu sulit bagi Rasulullah saw, hingga akhirnya beliau di baiat hingga dua kali dan akhirnya berhijrah ke Madinah. Hijrahnya beliau saw bukan karena ketakutan akan penolakan dan siksaan yang di terima beliau dan sahabat.


Namun, hijrah beliau dan para sahabat ke Madinah adalah semata-mata karena dakwah Islam dan untuk mendirikan Negara Islam. Sudah kita ketahui bahwa, penduduk Madinah kala itu sudah banyak yang memeluk Islam dan ada dukungan kekuatan disana.


Di Madinahlah Rasulullah saw mendirikan Daulah Islam, beliau berkedudukan sebagai kepala negara, qadhi dan panglima militer. Beliau juga memelihara urusan kaum Muslim dan menyelesaikan perselisihan-perselisihan yang terjadi di antara mereka.


Sehingga beliau saw, menjadikan Madinah sebagai pusat pembangunan masyarakat yang berdiri di atas pondasi yang kokoh. Dan pusat kekuatan yang cukup untuk melindungi negara menyebarkan dakwah. 


Inilah bukti jika Rasulullah tidak hanya seorang nabi dan rasul, namun beliau juga seorang pemimpin negara. 

Allah SWT berfirman:

"Dan Kami tidak mengutus seorang Rasul melainkan untuk ditaati dengan izin Allah...

(TQS. An-Nisa' 4: 64). 


Dalam kepemimpinan beliau Rasulullah saw menerapkan Islam secara menyeluruh. Bagaimana tidak? Beliau sendiri adalah shahib asy-syariah yang seluruh gerak gerik beliau (ucapan, perbuatan, dan taqrir) menjadi salah satu dasar syariah bagi umatnya. 


Allah SWT berfirman:

"Dan tidaklah yang diucapkannya itu (Al-Qur'an) menurut keinginannya. Tidak lain (Al-Qur'an itu) adalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya),"

(QS. An-Najm 53:3-4).


Beliau juga gigih dan tegas dalam menerapkan syariah Islam. Serta beliau tidak mentoleransi aturan yang tidak berasal dari Islam, salah satu contoh saat beliau dirayu dengan tebusan yang tidak syar'i  (seratus kambing dan seorang budak) oleh seorang bapak, agar putranya yang tersangkut kasus perzinaan di bebaskan dari hukuman syar'i. 


Dari Abu Hurairah, Zaid bin Khalid dan syibl: Berkatalah Rasulullah saw (kepada sang bapak), "Demi nyawaku yang ada di genggaman-Nya, sungguh aku akan memutuskan perkara diantara kalian berdasarkan al- quran. Seratus kambing dan budak dikembalikan lagi kepadamu. Atas putramu adalah hukuman cambuk seratus kali dan diasingkan selama satu tahun..." (HR. Ibnu Majah). 


Demikianlah yang dialami Rasulullah saw dan para sahabatnya saat berdakwah, yang patut kita teladani saat ini. Walaupun berbagai persekusi datang dalam dakwah saat ini, namun kita tetap tegar dan tetap gigih dalam menegakkan syariat Islam hingga terwujud di buka bumi ini. Inilah bukti jika kita cinta terhadap nabi Muhammad saw.[]

*

إرسال تعليق (0)
أحدث أقدم