Anak Itu Titipan Allah




Oleh : Yauma Bunga Yusyananda


Postingan DW Indonesia atau Deutsche Welle (Gelombang Jerman), media asal Jerman yang berada di Indonesia membuat kontroversi dengan konten video yang dibagikannya melalui akun twitter @dw_indonesia pada Jumat 25 September 2020. “Apakah anak-anak yang dipakaikan #jilbab itu memiliki pilihan atas apa yang ingin ia kenakan?,” tulis DW Indonesia. Postingan tersebut menarik perhatian warganet karena dianggap membuat konten yang mengandung Islamofobia. Islamofobia adalah ketakuatan kepada Islam, mereka menganggap penggunaan jilbab sejak dini tidak memberikan kebebasan kepada si anak dengan memilih, dan di usia mereka DW Indonesia mengaggap bahwa mereka belum mengetahui konsekuensi apa yang mereka kenakan. ( gelora.co 26/09/2020 )


Walaupun Jerman termasuk negara liberal dunia, seharusnya DW memahami Indonesia dengan negara dengan populasi muslim terbanyak di dunia. Dengan konten yang demikian tentu menyakiti kaum muslim yang sedang mendidik anak-anak mereka menjadi generasi penerus bangsa dengan nilai-nilai agama, dan orangtua sedang berjuang untuk menjaga putri-putri mereka dari lingkungan yang saat ini banyak sekali pelecehan seksual bahkan terhadap anak kecil sekalipun.


Pembiasaan terhadap anak dalam membangun karakter mereka sudah dapat dimulai sejak dari dalam kandungan. Kita pun pasti berpikir, bagaimana seorang anak yang masih berusia 7 tahun sudah mampu menghafalkan Al Quran seluruhnya? Karena orangtuanya sangat konsen dan serius untuk membentuk anaknya dari sejak janin yang masih hitungan minggu dengan senantiasa membacakan Al Quran. Anak saat dari janin saja mampu merespon getaran suara dari luar, hal ini diungkapkan oleh  Thomas R. Verny Ph.D dan Rene van de Carr, MD dari hasil risetnya sebagai seorang psikiater dan pakar perkembangan anak. Tercantum dalam karyanya Nurturing the Unborn Child. (https://www.kompasiana.com/hennieengglina9083 05/04/2019 )


Sebuah penelitian yang dilakukan oleh University of Kansas Medical Center’s Hoglund Brain Imaging Center, membuktikan bahwa janin sudah mulai belajar, meski belum pernah melihat dunia luar. Menurut penelitian itu, setiap janin akan bersikap responsif tiap kali diajak bermain dan berbicara. ( www.friso.co.id )


Maka jika janin saja sudah mampu kita bentuk dengan pembiasaan baik, apakah anak-anak yang sudah aktif bermain dengan kakinya sendiri tidak bisa kita arahkan juga ? Tentu bisa. Sejatinya anak bukanlah milik kita, anak adalah milik Allah yang dititipkan kepada kita selaku orangtua mereka. Maka anak adalah amanah untuk dijaga dengan baik, dan diajarkan dengan pendidikan yang baik terutama pendidikan Islam. 


Menutup aurat adalah salah satu yang harus diajarkan kepada anak selain sholat dan ibadah lainnya. Karena dengan menutup aurat, anak memahami mana yang boleh ditunjukkan kepada orang asing dan mana yang harus ditutup. Anak akan memiliki rasa malu yang terarah karena malu yang mereka tunjukkan adalah malu karena iman.


Dan sekali lagi, bahwa apa yang ditanamkan kepada anak bukanlah paksaan, namun pembiasaan yang harapannya pembiasaan tersebut akan terbawa hingga mereka hidup dewasa dan mandiri. Namun kita sangat mengetahui bahwa pendidikan dan pembiasaan yang kita terapkan kepada anak perlu lingkungan yang juga kondusif. Karena dirasa percuma jika anak terdidik dan memiliki kebiasaan baik di dalam rumah, namun ketika keluar rumah harus menghadapi berbagai sikap tema-teman mereka yang belum tentu dengan pola pendidikan yang sama standarnya yakni Islam.


Untuk mewujudkan hal tersebut dibutuhkan individu yang sadar bahwa pendidikan terbaik untuk generasi saat ini adalah Islam. Sehingga individu yang satu dengan individu yang lain akan memiliki standar yang sama yaitu aturan Allah untuk mendidik anak-anak mereka. Sehingga dalam masyarakat akan ada saling mengingatkan jika saudaranya, atau temannya melakukan keburukan karena kekhilafan, tak cukup sampai situ saja, bahwa kita para orangtua membutuhkan negara yang mampu menjaga anak-anak kita dengan mewujudkan lingkungan yang barokah dengan diterapkannya Islam di muka bumi, sehingga kriminalitas terhadap anak mampu dituntaskan dan diberantas hingga ke akarnya, karena hanya Islam yang mampu memenuhi kebutuhan masyarakatnya dan melindungi rakyat terutama anak.


Wallohu’alam bi ash shawab.[]

*

إرسال تعليق (0)
أحدث أقدم