Peningkatan Upah Perempuan, Janji Surga Ala Kapitalis?

 



Oleh: Desi Wulan Sari

(Komunitas Revowriter)


Saat ini tenaga kerja perempuan masih lebih rendah dibayar dari laki-laki. Padahal sejak puluhan tahun lalu para feminis telah berusaha untuk mencoba mencari jalan dalam menyelesaikan problem-problem yang selalu dihadapi perempuan, dengan diskriminasi dan perlakuan yang tidak pernah sama dengan apa yang di peroleh laki-laki di dunia kerja. 


Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh International Labour Organization (ILO) dan UN Women, perempuan memperoleh 77 sen dari setiap satu dolar yang diperoleh laki-laki untuk pekerjaan yang bernilai sama. Angka ini sudah dihitung dengan kesenjangan yang bahkan lebih besar bagi perempuan yang memiliki anak (enterpreneur.bisnis.com, 21/9/2020}.


Dalam peringatan Hari Kesetaraan Upah Internasional yang jatuh pada  tanggal 18 September lalu, PBB ikut memperjuangkan hak asasi manusia dan menentang segala bentuk diskriminasi, termasuk diantaranya diskriminasi perempuan dan anak perempuan. Seakan indah terdengar di telinga. Harapan para perempuan pekerja dengan janji manis para korporasi dan organisasi besar dunia dalam memberikan perhatian pada kesejahteraan perempuan.


Namun, harapan tinggal harapan, melihat bagaimana dunia kapitalis, sekuleris saat ini memperlakukan perempuan penuh diskriminasi di berbagai sisi dan bidang. Banyak buruh wanita, karyawan wanita, dan para pelaku bisnis di berbagai lini, akan selalu kita temui pada satu titik dimana mereka akan merasakan ketidakadilan dan terasa masih terus berlangsung. Tindakan nyata akan selalu mereka lakukan sebagai protes, dengan melakukan demo dan aksi untuk menyampaikan berbagai variasi tuntutan yang mereka anggap sebagai kesenjangan dan gap yang besar. Hal tersebut sudah menjadi rahasia umum, saat korporasi global merekrut para pekerja perempuan dengan janji-janji, kontrak kerja dan posisi pada penawaran kesetaraan di dunia kerja, tetapi hal itu tidak pernah terjadi. Seakan itu hanya sebuah angin surga, khayalan belaka, janji manis, dan basa-basi khas sistem sekuler dari tahun ke tahun. 


Permasalahan sebesar ini semestinya menjadi fokus negara. Dimana fungsi negara yang ada pasti memiliki wewenang kekuasaan dan kebijakan tertinggi bagi kepentingan rakyatnya. Faktanya,  hingga hari ini tidak ada satu negara pun yang mampu memberikan solusi atas permasalahan upah perempuan pekerja. Seakan para pemimpin pura-pura tidak mendengar jeritan  perempuan di negerinya sendiri. Hanya karena para penguasa harus patuh pada  kekuasaan pengusaha kapitalis global dunia. Ketundukan mereka pada aturan ekonomi kapitalis global menjadi pembungkaman penguasa negara, sehingga mereka tidak mampu berbuat sesuatu untuk melindungi rakyatnya, termasuk para perempuan.


Penyelesaian masalah upah perempuan, hanya menjadi sebuah agenda tetap kapitalis yang terus mereka perjuangkan. Dengan tujuan agar mampu melanggengkan hegemoni kekuasaan mereka dalam pemenuhan kebutuhan ekonomi, khususnya produksi tenaga kerja wanita yang masif, bernilai upah rendah, memiliki sedikit resiko dan dipastikan akan  terus mereka butuhkan. Dengan catatan, tetap dengan upah minim dan posisi yang selalu dibawah superior laki-laki. Perjuangan kesetaraan perempuan juga diwujudkan dengan cara ekspolitatif. Yakni mendorong perempuan bekerja tanpa khawatir terhadap kesenjangan upahnya. Juga dengan menghilangkan hambatan (peran domestik) untuk terjun ke semua jenis pekerjaan, agar tidak menuntut negara untuk menjamin kesejahteraannya, karena merasa telah dianggap sama posisi dan aktifitasnya dengan laki-laki di dunia kerja.


Lantas, siapakah yang bertanggung jawab pada nasib dan ketidakdilan yang dialami  para perempuan? Jika memang itu adalah tanggung jawab negara, negara mana yang mampu mewujudkan kesejahteraan perempuan di seluruh dunia?


/Islam Melindungi Perempuan/


Sejak Islam datang dimuka bumi melalui risalah Nabi Muhammad saw kepada seluruh umat manusia, maka sejak itulah perempuan mengalami perubahan dalam sejarah hidupnya. Dalam Islam, perempuan adalah sosok yang dimuliakan, bahkan Nabi Muhammad saw juga sangat menghormati semua perempuan. Salah satu lahirnya Islam oleh Allah swt dalam rangka pembebasan perempuan dari diskriminasi dan penjajahan budaya jahiliyah. Karena Islam pada dasarnya sangat memuliakan perempuan dan juga memberikan hak-hak perempuan dengan penuh, sebagaimana yang semestinya didapatkan oleh mereka.


Salah satu hadist yang menjelaskan bahwa Rasulullah saw sangat memuliakan perempuan, adalah: Seorang sahabat bertanya kepada Nabi; “Wahai Rasulullah, kepada siapakah seharusnya aku harus berbakti pertama kali?” Nabi memberikan jawaban dengan ucapan; “Ibumu” sampai diulangi tiga kali, baru kemudian yang keempat Nabi mengatakan “Ayahmu." (HR. Bukhari no. 5971 dan Muslim no. 2548).


Perlu dipahami bahwa Islam memandang hak antara laki-laki dan perempuan sama dihadapan Allah swt. Sama-sama bisa berlomba-lomba untuk menggapai surga-Nya, sama-sama bisa mengalahkan satu sama lain dari sisi derajat dan kemuliaan di hadapan Allah swt. Sehingga tidak pernah ada kesenjangan sedikitpun dalam masalah tersebut.


Namun, perlu digarisbawahi, dalam sisi kewajiban memang ada perbedaan yang tentunya kembali kepada fitrah laki-laki dan perempuan, dimana Allah menciptakan mereka dengan fisik yang berbeda. Oleh karena itu, Islam tetap memandang kewajiban bagi laki-laki dan perempuan sesuai dengan apa yang telah Allah atur pada hak dan kewajiban masing-masing peran.  Dengan kata lain, ketika diubah atau ditukar fitrah dan perannya atas hak dan kewajiban mereka, maka dipastikan akan terjadi suatu kemudaratan. Kemudian dari sisi lain, Islam sangat memuliakan wanita dan juga memberikan hak-hak wanita penuh sebagaimana yang semestinya didapatkan.


Maka sangat jelas, bahwa negara yang mampu membawa perempuan pada kemakmuran, kebahagiaan, dan kesejahteraan hidup dunia dan akhirat hanyalah Islam. Dengan sistem pemerintahan yang sempurna, yaitu Daulah Islam. Yang dipimpin oleh seorang penguasa yang amanah dan mampu menjadi pelindung bagi rakyatnya, tanpa memilih tingkat sosial, gender dan status penduduknya. Khalifah yang agung dan mulia adalah sosok pemimpin umat dunia. Dan Islam telah menunjukkan bukti sejarah kegemilangan kepemimpinannya di masa emas Daulah Khilafah Islamiyah di belahan sepertiga dunia.


Maka jangan lagi menaruh harapan pada hal yang tidak pasti. Janji surga ala kapitalis bagi perempuan bekerja hanya sekedar janji surga yang ditiupkan oleh sistem kufur yang diciptakan oleh segelintir pikiran manusia yang hanya membawa kemudaratan semata. Hanya Islam lah satu-satunya sistem yang datangnya dari Allah swt, dengan berpegang teguh pada hukum syariat AlQuran dan hadist sebagai pembawa keselamatan umat di seluruh muka bumi. Wallahu a’lam bishawab.[]

*

إرسال تعليق (0)
أحدث أقدم