Indonesia Kecakot Corona



Endah Sulistiowati

Dir. Muslimah Voice 


Entahlah, judul apa lagi yang harus ditulis untuk menggambarkan carut marut kehidupan Indonesia ini karena Corona, meskipun Corona bukan satu-satunya penyebab. Namun dengan datangnya Corona permasalahan semakin kompleks.


Bahkan Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan bahwa Indonesia telah terjadi resesi. Dilansir dari tribunnews.com Secara resmi menteri Keuangan Sri Mulyani mengumumkan pada Selasa (22/9/20), Indonesia akan mengalami resesi pada akhir bulan September ini. Hal itu disebabkan minus peningkatan ekonomi Indonesia, pada kuartal III ini, akibat dampak pandemi Covid-19.


Corona ataupun Covid-19 memang meluluh lantakkan tata dunia lama yang dikuasai oleh kapitalisme sekuler. Hampir seluruh dunia terjangkit virus ini dan merasakan hempasan badai Corona yang menyasar seluruh aspek kehidupan. 


Sektor ekonomi menjadi yang paling parah menerima dampaknya. Indonesia sebagaimana negara-negara demokrasi kapitalis lainnya, menjadikan pajak dan utang sebagai sumber penerimaan pendapatan negara yang utama, serta riba menjadi basis perbankannya. Otomatis menjadi oleng karena Corona.


Serangan Corona di negara ini menjadikan sektor pajak lemah sebagai penjaga ekonomi, dengan selemah-lemahnya.Realisasi pendapatan negara hingga 30 April 2020 telah mencapai Rp549,5 triliun atau 31,2 persen dari target dalam Perpres 54/2020. Kontraksi penerimaan pajak ini disebabkan oleh penurunan kegiatan ekonomi sehingga tax collection berkurang. Dan hal ini bisa berlangsung sampai akhir tahun, jika pandemi ini belum juga berakhir.


Di Indonesia 80℅ pendapatan negara berasal dari pajak. Maka pantas saja jika pemerintah resah ketika sampai saat ini pemasukkan dari pajak jauh dari target. Sehingga saat ini terjadi kontraksi di perpajakan nasional.


Pertumbuhan ekonomi di Indonesia sangat berpengaruh positif terhadap penerimaan pajak. Semakin tinggi pertumbuhan ekonomi, maka penghasilan yang diterima masyarakat akan semakin tinggi. Hal tersebut mengakibatkan penerimaan pajak yang diterima oleh Negara pun akan semakin tinggi. Begitu pula dengan inflasi, inflasi memengaruhi pendapatan Negara. Semakin tinggi inflasi yang terjadi, maka penerimaan pendapatan pajak akan semakin tinggi pula.


Namun sayang, kondisi yang seperti ini tidak menjadikan Indonesia instropeksi diri. Masalah resesi ini sudah penulis sampaikan bukan semata-mata karena serangan pandemi corona saja. Namun lebih karena kompleksnya permasalahan akibat kapitalisme sekuler yang diterapkan di Indonesia.


Fakta yang diakui oleh para penggagas ekonomi kapitalisme bahwa krisis merupakan bagian dari sistem ekonomi kapitalisme. Dan manusia harus beradaptasi dengan ketidakadilan riba, ketatnya inflasi, penderitaan dari resesi, kesempitan hidup akibat pengangguran, perbudakan yang rakus dan kehinaan eksploitasi. Mereka mengakui bahwa ini adalah penyakit kronis dan modal dari sistem ekonomi kapitalisme mereka.


Setidaknya Corona ini semakin membuka mata dan hati umat. Ternyata demokrasi kapitalis tidak mampu menyelesaikan masalah pandemi ini, dan akhirnya mampu membongkar keburukan dan kebobrokan kapitalisme dari yang besar hingga hal yang kecil. Termasuk resesi ekonomi yang terjadi di negeri ini.


Saat ini yang bisa kita lakukan adalah memastikan runtuhnya kapitalis dengan terus mendakwahkan Islam. Sehingga ketika kapitalis runtuh umat sudah benar-benar siap dengan diterapkannya syari'ah Islam. Insya Allah tidak lama lagi. Wallahu'alambishowab.[]

*

إرسال تعليق (0)
أحدث أقدم