Puji Ariyanti (Pegiat Literasi untuk Peradaban)
Setelah normalisasi hubungan oleh UEA dan Bahrain, Liga Arab juga menolak mengecam tindakan ini. Banyak negeri Islam berwacana melakukan langkah serupa, termasuk Indonesia.
Dilansir imcnews.id 27/9/2020 perjanjian damai Uni Emirat Arab (UAE) dan Bahrain dengan Israel kembali memantik pertanyaan apakah sikap Arab yang melunak dapat jadi harapan baru bagi perdamaian di Timur Tengah, atau justru jadi bumerang yang melemahkan perjuangan Bangsa Palestina untuk merdeka?
UAE dan Bahrain membuka hubungan diplomatik dengan Israel setelah menandatangani perjanjian perdamaian, Abraham Accords, secara resmi di Gedung Putih, Amerika Serikat, pada 15/9/2020 yang disaksikan langsung oleh Presiden AS Donald Trump. UAE dan Bahrain menambah daftar negara di Teluk Arab yang membuka hubungan diplomatik dengan Israel, setelah Mesir dan Yordania.
Pengamat bidang militer dan pertahanan Connie Rahakundini Bakrie seperti dilansir republika.co id. Indonesia harus berani membuka hubungan diplomatik dengan Israel. Hal ini merupakan upaya untuk memudahkan Indonesia melakukan diplomasi dalam mewujudkan kemerdekaan Palestina.
Diopinikan bahwa normalisasi justru bisa melunakkan Israel dan membantu Palestina mendapat kemerdekaan, benarkah?
Bertahun-tahun Palestina mengalami kezaliman luar biasa. Tanpa ada kejelasan masa depan. Tanpa ada seorangpun penguasa yang mampu melindungi mereka barang sekedipan mata. Mereka hanya beretorika untuk mengambil simpati internasional dalam kepentingan politik. Mereka bungkam, bahkan penguasa negeri muslim pun tidak mampu berbuat apa-apa.
Dunia harus tahu: akar masalah Palestina adalah agresi. Keberadaan Israel yang telah menyerobot, merampok dan menduduki tanah Palestina dengan mengusir penduduk dan pemilik aslinya. Pendudukan dan penjajahan Israel atas Palestina dan penduduknya.
Jadi tidak ada hubungan normalisasi dengan kemerdekaan Palestina sebab konspirasi busuk di balik itu semua adalah Israel ingin diakui dunia sebagai negara yang berdaulat di atas tanah penjajahan. Di sinilah para ulama sering menyebut qadhiyah Filistin adalah qadhiyah wujud, bukan qadhiyah hudud. Maksudnya, akar masalah Palestina adalah keberadaan Israel, bukan masalah tapal batas antara Israel dan negara-negara tetangga seperti Suriah, Libanon, Yordania, termasuk Palestina.
Jika akan menyelesaikan konflik Palestina, yang dibutuhkan hanyalah solusi hakiki yakni: haruslah bersandar pada syariah. Masalah Palestina adalah masalah Islam dan seluruh kaum Muslim. Tanah Palestina adalah tanah kharajiyah milik kaum Muslim di seluruh dunia. Statusnya tetap seperti itu sampai Hari Kiamat. Tidak ada seorang pun yang berhak menyerahkan tanah kharajiyah kepada pihak lain, apalagi kepada perampok dan penjajah seperti Israel.
Israel harus di usir dari Tanah Palestina dengan jihad fi sabillah. Sebagaimana firman-Nya dalam QS at-Taubah: 14.
"Perangilah mereka, niscaya Allah akan menghancurkan mereka dengan (perantaraan) tangan-tangan kalian, menghinakan mereka serta akan menolong kalian atas mereka sekaligus melegakan hati kaum Mukmin"
Allah SWT juga berfirman dalam QS al-Baqarah: 191.
"Usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kalian"
Berdasarkan ayat di atas, Israel harus diperangi dan diusir dari Tanah Palestina. Tentu saja hanya bisa dulakukan dengan jihad fi sabilillah. Tidak dengan perundingan-perundingan yang dilakukan selama ini. Buktinya, sudah lebih dari 33 resolusi PBB terkait Israel dilanggar, dan tidak ada tindakan apa pun atas Israel. Bahkan seluruh dunia telah mengutuk Israel yang didukung penuh Amerika dan Barat, namun Israel tetap tidak pernah peduli.
Sesungguhnya, Jihad fi sabilillah satu-satunya cara untuk mengusir Israel dari tanah Palestina. Akan tetapi, mampukah dilakukan tanpa ada sebuah institusi yang mendukung? Tentu saja jihad fi sabilillah hanya bisa dilakukan oleh sebuah negara yang menjadikan akidah dan syariah Islam sebagai asas dan standar dalam bernegara, termasuk dalam politik luar negeri yang mengadopsi jihad fi sabilillah.
Sesungguhnya jihadlah satu-satunya cara untuk mengusir siapapun yang telah merampas tanah milik kaum Muslim, termasuk Israel yang telah merampas Tanah Palestina. Lalu sampai kapan rakyat Palestina keluar dari penderitaannya, jika perundingan-perundingan hanyalah slogan dahsyat semata. Wallahu'alam bissawab[]