Anak Melek Literasi, Lebih Mudah Didakwahi

 



Oleh: Elly Herawati


Di era globalisasi ini, Generasi Z dan Generasi Alpha memiliki karakter kritis dan rentan terpapar degradasi moral. Menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi orang tua dalam mendidik anak agar tetap dalam koridor agama. 


Bukankah madrasah pertama seorang anak adalah orangtuanya? Maka nilai-nilai agama haruslah ditanamkan sejak dini, agar kelak kemanapun kaki anak melangkah, ia memiliki pondasi dan pegangan kuat dalam menjalani hidup.


Ada banyak cara menanamkan nilai-nilai agama kepada anak sejak dini. Salah satunya melalui literasi. Dalam hal ini, buku menjadi media efektif untuk mentransfer ilmu agama kepada anak. Memberi contoh dan menasihati sudah menjadi kewajiban dalam mendidik anak, namun apakah cara tersebut berhasil ke semua anak, terutama anak usia dini?


Pendekatan lain berupa mainan edukatif juga bisa dilakukan, tetapi tentu saja cara ini tidak 'long lasting'. Seiring pertumbuhan anak, ia akan bosan dengan mainannya. Lalu cara dan media apa yang bisa terus berkelanjutan hingga ia dewasa?

Caranya adalah membaca, medianya adalah buku. Ya, kenalkan ia pada literasi.



/Jatuh Cintakan Anak pada Literasi/


Allah Swt. telah berfirman dalam QS. Al 'Alaq: 1-5,


اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ

خَلَقَ الإنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ

اقْرَأْ وَرَبُّكَ الأكْرَمُ

الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ

عَلَّمَ الإنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ


Artinya, “Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang telah menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dengan nama Tuhanmu yang maha mulia. Yang telah mengajarkan manusia dengan perantara membaca dan menulis.”


Dalam surat ini, kata "membaca" diulang tiga kali, kemudian kata "menulis" disebut satu kali. Ini menandakan pentingnya menggali informasi sebelum menyuarakan sesuatu.


Berilmu sebelum beramal. Artinya jika ingin mengenalkan anak pada literasi, orangtuanya harus terlebih dahulu memahami pentingnya literasi dan seberapa jauh hal itu dapat berpengaruh kepada anak.


/Pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana cara membuat anak jatuh cinta pada literasi?/


Sebagaimana teman, kita akan mudah mengenalkannya pada yang lain jika kita sudah sangat akrab sebelumnya. Begitu pula dengan buku. Orangtua yang senang membaca dan sudah intim dengan buku akan lebih mudah mengenalkan dan mengajak anak bermain dengan buku.


Langkah-langkah berikut bisa diterapkan guna menumbuhkan kecintaan anak pada literasi, antara lain: 


Pertama, belikan buku sesuai hobi dan minatnya. Orang tua pasti tahu apa yang tengah digandrungi anaknya saat itu. Misalnya jika anak sedang tergila-gila dengan dinosaurus, kita bisa membelikannya buku-buku tentang dinosaurus. 


Juga ketika anak mulai tertarik dengan sains, berikan kepadanya buku-buku tentang sains. Apapun hobi dan minatnya, berikan dalam bentuk buku. Sehingga ia perlahan menyukai buku sebagai sesuatu yang menyenangkan. Lalu secara bertahap kita bisa menyelipkan buku-buku anak yang mengandung nilai-nilai agama di dalamnya.


Kedua, mendongeng atau menceritakan isi buku. Orang tua terutama Ibu  harus bisa memainkan berbagai peran dalam mendidik anaknya. Tidak terkecuali peran sebagai pendongeng atau story teller. Membacakan cerita kepada anak sebelum tidur selayaknya menjadi tradisi yang bisa memperkuat 'bounding' ibu dan anak. 


Bacakan kisah-kisah Nabi dan Rasul, perjuangan para mujahid Allah, dongeng-dongeng Nusantara yang  mengandung pesan moral dan agama. Akan lebih menarik jika orang tua menuturkannya dengan variasi dan intonasi suara yang berbeda-beda seperti yang dilakukan para pendongeng pada umumnya. Kemudian ajak anak berdiskusi tentang isi buku tersebut. Ini akan menstimulasi anak untuk lebih responsif terhadap apa yang ia baca.

 

Ketiga, ajak anak ke toko buku atau acara literasi. Sebelum mengajak anak ke toko buku atau acara-acara yang berhubungan dengan literasi, perhatikan mood anak terlebih dahulu. Riangkan hatinya dengan mengunjungi tempat-tempat yang ia sukai, membelikan jajanan favoritnya atau menemui teman-temannya.


Jika hormon bahagianya sudah terbentuk akan lebih mudah mengajaknya kemana saja termasuk toko buku dan acara literasi. Hari yang menyenangkan akan membuatnya ingin mengulangi dan mengulanginya lagi. Ini bisa menjadi agenda rutin yang tidak membosankan bagi anak.


Keempat, mengikuti kompetisi dalam bidang literasi. Buat anak terjun langsung dalam dunia literasi dan merasakan sensasinya. Ikutkan ia dalam berbagai kompetisi seperti lomba menulis, membaca puisi, mendongeng dan sejenisnya. Selain melatih keterampilan dan kepercayaan diri, ini akan memperkaya pengalamannya dalam bidang literasi.


Kelima, bergabung dalam komunitas literasi. Tak bisa dipungkiri bahwa lingkungan memberikan pengaruh cukup dominan dalam tumbuh kembang anak. Maka orang tua dituntut untuk lebih cermat dan peduli akan pergaulan anak.


Berteman dengan penjual parfum sedikit banyak akan terciprat harumnya. Jika ingin anak semakin menyukai literasi, ajak ia bergabung dalam komunitas literasi sesuai usianya. Ini akan memotivasinya terus terlibat dalam dunia literasi disebabkan ikatan yang terjalin antara ia dan teman-temannya.


/Mendakwahi Anak Melalui Literasi/


Tiap orang tua adalah pendakwah bagi anaknya. Apa yang dikerjakan maupun yang terucap oleh lisan orangtua akan menjadi modul pembelajaran dan pelatihan bagi anak.

 

Menasihati anak untuk berbuat kebaikan adalah dakwah .Literasi dapat menjadi media strategis untuk berkomunikasi dengan anak secara tidak langsung. Misalnya dengan menyodorinya buku-buku agama, novel religi, artikel mengenai bahaya pergaulan bebas dan sebagainya. Sehingga tanpa berbicara secara langsung, kita bisa menyampaikan apa yang ingin kita sampaikan.


Anak yang melek literasi akan mudah menerima pesan melalui literasi.Pun ketika menerima dakwah dari orang lain, literasi bisa menjadi mediator tanpa si anak merasa digurui dan dihakimi.[]

*

إرسال تعليق (0)
أحدث أقدم