Dunia Tanpa Islam, Dunia Tanpa Kedamaian

 

Ninda Mardiyanti YH. 

(Mahasiswi Kota Banjar) 


Selama ini umat muslim di belahan dunia memang terkungkung dalam kesengsaraan, mereka tidak pernah merasa tenang dan tidak pernah merasa aman. Masih terngiang di kepala tentang ledakan dahsyat menimpa Libanon menyisakan tangis. Dilansir dari media BBC News Indonesia jumlah korban sekitar 154 orang dan 120 orang berada dalam kondisi kritis di rumah sakit. Kelalaian pemerintah yang menjadi pemicu ledakan tersebut disebabkan 2.750 ton amonium nitrat yang disimpan secara tidak aman di gudang. Ustad Hafidz Abdurrahman dalam tulisannya mengatakan bahwa Libanon memang tidak pernah aman, baik secara politik, keamanan maupun ekonomi. Negeri ini terus diliputi berbagai konflik. 


Memang benar, dunia tanpa islam adalah dunia tanpa kedamaian. Tengok saja yang menimpa saudara kita di Gaza yang sampai detik ini masih menjadi wilayah konflik berjuang melawan tentara zionis Israel. Pertumpahan darah yang terjadi di Suriah melawan pemimpin ‘Bashar Assad’ menyebabkan banyak umat muslim yang menjadi korbannya. Penindasan terhadap umat Rohingya di Myanmar akibat perbedaan agama. Konflik yang menimpa Srebrenica pada 11 Juli 1995 menyebabkan lebih dari 8.000 pria dewasa dan anak laki-laki muslim Bosnia dibunuh, wanita muslimah banyak yang diperkosa. Muslim di Uyghur tersekap dalam kamp-kamp khusus, disiksa secara fisik juga mental. Umat islam di Yaman yang tertindas dan banyak korban meninggal dunia karena kelaparan. 


Itulah beberapa potret suram melihat kondisi umat islam di dunia saat ini. Sebagai faktor penyebabnya tidak lain adalah diterapkannya ide kapitalisme, sekulerisme, liberalisme dalam ideologi negara. Ide ini sangatlah berbahaya, pasalnya pada tahun 1924 bahkan sebelumnya orang-orang yang mengusung ide ini berusaha untuk menjatuhkan islam. Sampai saat ini mereka terus berusaha mempertahankan dirinya dengan tujuan ingin menguasai dunia. Mereka ingin menghancurkan umat islam dengan kekuasaannya. Saat inipun terlihat begitu jelas, bagaimana kapitalisme menghancurkan perekonomian berbagai bangsa dengan terlilitnya hutang ditambah ribawi, mengeruk kekayaan yang bukan menjadi haknya, membiarkan umat islam terlelap dengan kemiskinan. Bagaimana sekulerisme perlahan mengajak untuk melupakan ajaran Rabb-Nya. Liberalisme yang tidak memberikan ruang kebebasan kepada umat islam alih-alih umat islam yang selalu dituduh intoleransi. Berpendapat menyuarakan kebenaran di diskriminasi. Libanon membutuhkan tangan kita sebagai rasa peduli terhadap sesama, tetapi nastion state berhasil mengkotak-kotakan bangsa sehingga tidak bisa berbuat apa-apa. Padahal Rasulullah Saw bersabda “Perumpamaan kaum muslim dalam urusan kasih sayang dan tolong menolong bagaikan satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuh merasa sakit, maka menjalarlah penderitaan itu ke seluruh badan hingga tidak dapat tidur dan merasa panas” (HR. Imam Bukhari dan Muslim).


Itulah resiko ketika aturan manusia diatas aturan Rabb-Nya. Beda halnya dengan Islam. Dunia bersama islam dunia dengan kedamaian, karena islam adalah agama yang damai bukan hanya sekedar mengatur spiritual tetapi seluruh aspek kehidupan. Islam dengan aturan yang sudah Allah tetapkan akan membawa rahmat bagi semesta alam. Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Anbiya ayat 107 “Dan tidaklah kami mengutus kamu (Muhammad), melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam”. 


Sejalan dengan ayat tersebut, Syekh Taqiyuddin An-Nabhani dalam kitab Nidzomul Islam mengatakan bahwa tujuan utama dari penerapan islam diantaranya melestarikan eksistensi manusia, menjaga akal, kehormatan, jiwa, pemilikan individu, agama, keamanan, dan negara. Rahmat tidak akan dirasakan oleh umat muslim saja melainkan non-muslim juga makhluk Allah yang lain akan merasakan hal yang sama. 


Islam memang agama yang damai hanya saja musuh islam selalu membuat framing buruk terhadap islam. Kedamaiannya telah tercatat dalam sejarah. Menengok kisah Muhammad Al-Fatih yang berhasil menaklukan Konstantinopel kemudian masuk ke gereja Hagia Shopia mendapati kaum nasrani yang sedang ketakutan tetapi beliau tidaklah menyiksa. Beliau justru melindungi jika mereka siap melakukan perjanjian dengan islam. Bahkan semua hak ditanggung oleh Islam. 


Kedamaian Islam pun selalu dirindukan oleh umat Islam penjuru dunia saat ini. Mereka butuh kebebasan dan kedamaian dari kecaman, kejahatan, dan kungkungan para penjajah. Termasuk bencana yang menimpa umat Libanon saat ini, mereka membutuhkn junnah (pelindung). Tidak ada salahnya bahkan menjadi kewajiban kita sebagai saudaranya untuk memperjuangkan islam agar kembali memimpin dunia, memberikan kesejahteraan bagi umat islam yang selama ini tidak pernah dirasakan. Karena dunia bersama islam adalah dunia dengan kedamaian. 

Wallahu a’lam bishawab []



*

إرسال تعليق (0)
أحدث أقدم