Apa Iya Ide Khilafah Akan Membubarkan Indonesia?

 



Oleh: Nindira Aryudhani, S. Pi, M. Si

(Koordinator LENTERA) 


Koordinator Jaringan Gusdurian Alissa Wahid menegaskan bahwa paham Khilafah yang menyeragamkan tidak sesuai dengan kesepakatan pendirian bangsa yang berlandaskan keberagaman. Dengan begitu, menurut Alissa, sama saja dengan membatalkan dan membubarkan Indonesia. (https://www.jpnn.com/news/paham-khilafah-sama-dengan-membubarkan-indonesia).


Membaca pernyataan Alissa Wahid ini, agaknya perlu ditelusuri lebih jauh. Di samping itu, khalayak juga harus lebih kritis. Jangan asal setuju dengan pernyataan seperti ini. Ada baiknya publik mulai mencari tahu.


Kira-kira, apa indikator bahwa Khilafah akan membubarkan Indonesia? Apa pula variabel yang memungkinkan hipotesis Alissa Wahid tadi terbukti sehingga secara statistik bisa tolak H0? Bukankah sebuah pernyataan itu harus diuji akurasinya agar membuahkan kesimpulan yang paling mendekati kebenaran? 


Terlalu gegabah nampaknya jika seorang intelektual seperti beliau menyatakan hal tersebut tanpa ada bukti ilmiah dan akademis. Terlebih jika hanya berstandar pada sentimen dan fanatisme golongan. Yang terjadi, kejernihan berpikirnya justru tidak akan tercapai. Maka ini tak ubahnya dengan asumsi, alias tidak ada landasan berpikirnya. Hanya persangkaan.


Apalagi akibat terlanjur berpikir negatif, padahal belum mendetili konsep dan fakta Khilafah berdasarkan data primer. Yang ada, malah makin tidak suka dengan ide Khilafah. Padahal Khilafah ajaran Islam. Dalilnya jelas. Fakta sejarahnya sudah terlalu banyak. Tapi apa iya kita lantas halal membenci ide tersebut kendati kita tak turut menjadi pendakwahnya? 


Tak dipungkiri, film “Jejak Khilafah di Nusantara” produksi Khilafah Channel sedang ramai diperbincangkan di dunia maya dan nyata. Film ini mau tak mau mendadak membuat masyarakat meraba kembali sejarah emas nenek moyang mereka. Bahwa melalui proses dakwah yang diproyeksikan oleh negara superpower Khilafah pada masa lalu, berdirilah sejumlah kesultanan Islam yang membentang di seluruh wilayah Nusantara.


Karena film ini pula, publik juga mendadak melek Khilafah. Publik seperti tersentak, mendadak kenal dengan istilah Khilafah yang sedang viral. Istilah yang selama ini dianggap ide utopis oleh para penentangnya.


Berbagai narasi pun terlontar mewarnai peluncuran film ini, hingga berbuah sabotase virtual saat premiere-nya pada 20 Agustus 2020 lalu. Namun demikian, jika hendak menentang ide Khilafah ini, maka setidak-tidaknya cobalah untuk berpikir dengan kacamata yang jernih. Berikan bukti otentik tandingan bahwa Khilafah akan membubarkan Indonesia.


Karena menurut jejak sejarahnya, Khilafah Turki Utsmaniy sebagai superpower dunia saat itu, justru mampu menggerakkan persatuan umat Islam global termasuk dari Nusantara. Dan yang non-muslim toh tidak protes, karena secara fitrah kemanusiaan dan kesejahteraan ekonomi, mereka dijamin oleh penguasa Khilafah. Yang ada, kaum non-muslim itu malah tidak sempat terpikir untuk melepaskan diri dari kekuasaan Khilafah. Bukti-bukti sejarah tentang hal ini sudah terlalu banyak untuk disangkal. Jadi, apa lagi masalahnya? 


Mengapa ini malah ada segolongan umat Islam yang begitu lancang mengatakan bahwa Khilafah akan membubarkan Indonesia? Apa landasannya sehingga bisa menyatakan demikian? Apa dirinya pernah turut bercucur keringat dan airmata untuk turut memperjuangkan ide Khilafah? Seolah seperti orang yang sudah pernah menguji hipotesis terkait tegaknya Khilafah. Padahal selama ini toh hanya menjadi penentang dan penantang dakwah tentang Khilafah. 


Coba kita sedikit fair. Adil-lah pada diskusi-diskusi yang membahas tentang Khilafah dan persatuan global umat Islam. Yang justru di situ akan selalu ditemukan bahwa konsep imperialisme Barat-lah yang mengerat-erat dunia Islam, termasuk Indonesia yang sempat menjadi jajahan Belanda-Inggris-Jepang.


Demikian halnya dengan pembahasan tentang keruntuhan Khilafah di Turki pada tahun 1924, yang akibatnya, dunia Islam terpecah menjadi negara bangsa-negara bangsa (nation state), masing-masing melalui sebuah hadiah bernama “kemerdekaan”.


Ketika di hari ulang tahun kemerdekaan Indonesia yang ke-75 yang baru saja lewat, apakah Khilafah layak menjadi “tersangka” akan bubarnya Indonesia? Bukankah negara ini rapuh karena digerogoti kekuasaan oligarki beserta seluruh kroninya, namun rezim masih dengan lantangnya menutupi boroknya itu dengan topeng “Pancasilais” dan “NKRI Harga Mati”? 


Coba kita pikirkan dengan jernih agar menghasilkan kesimpulan yang kredibel. Mana yang sejatinya yang lebih potensial membuat negara kita bubar? 


Pun coba kembalikan kepada firman Allah dalam Surah Al-Hujurat ayat 13, yang artinya : “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”


Tidak pernah ada (setahu saya) tafsir tentang ayat di atas yang menyatakan bahwa fitrah keragaman suku umat manusia ciptaan Allah itu akan makin terpecah belah jika umat disatukan dalam satu naungan institusi negara Islam, yakni Khilafah. 

*

إرسال تعليق (0)
أحدث أقدم