75 Tahun Yang Semu

 


Oleh : Septa Yunis (Analis Muslimah Voice) 


17 Agustus 1945 Indonesia mengikrarkan kemerdekaanya melalui proklamasi yang disampaikan Proklamator kita, Presiden Indonesia pertama, Ir. Soekarno. Tahun ini adalah tahun ke 75 Indonesia merdeka. Tak terasa sudah sekian tahun Indonesia merasa merdeka dari penjajahan fisik. Namun apakah kemerdekaan hakiki sudah dirasakan?


Mamang, kita sudah terbebas dari penjajah yang menjajah secara fisik. Sudah tidak lagi mengangkat senjata untuk melawan penjajahan. Namun apakah merdeka ketika kemiskinan semakin meningkat? Pengangguran dimana - dimana? Harga kebutuhan meroket? Dan masih banyak lagi persoalan yang membuat rakyat jauh dari kata merdeka. Belum lagi utang yang menggunung membuat citra merdeka itu surut. 


Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alam. Tanah yang subur makmur, namun sungguh miris ketika biaya pendidikan, kesehatan mahal. Banyak anak yang putus sekolah akibat tidak ada biaya. Banyak rakyat sakit yang tidak bisa merasakan fasilitas rumah sakit yang memadai akibat terbengkalai biaya.


Lantas, siapa yang menikmati kekayaan Indonesia yang melimpah ruah ini? Indonesia sejatinya masih mengalami penjajahan yang tak kalah membahayakan dari penjajahan fisik. Sumber daya alam dikuasai atau diprivatisasi oleh segelintir orang.


Negeri inipun masih sangat bergantung pada Asing dalam berbagai aspeknya. Kekayaan emas di bumi Papua terus dieksploitasi bahkan diberi perpanjangan izin tambang. Masuknya perusahaan-perusahaan asing yang semakin mencengkram negeri ini. Bahkan segala kebijakan-kebijakan dibuat dan dikemas berdasarkan kepentingan Asing. Padahal Islam punya aturan SDA harus dikelola oleh Negara.


Selain itu, penjajahan pemikiran juga tak kalah mengerikan dari penjajahan fisik. Melalui media, baik cetak maupun elektronik, ide - ide atau pemikiran sekuler ditanamkan. Belum lagi tontonan yang tidak mendidik juga berpotensi merusak generasi. Sudah terbukti, akibat dari itu para generasi semakin tidak mengetahui jati dirinya. Melakukan maksiat sudah hal yang biasa. Sungguh ironi. 


Di sinilah pentingnya kita memahami makna kemerdekaan yang hakiki. Kemerdekaan bukan hanya menyangkut hal fisik semata, Melainkan lebih dari itu.


Menurut pandangan Islam, kemerdekaan yang hakiki adalah saat manusia bebas dari segala bentuk penjajahan, eksploitasi dan penghambaan kepada sesama manusia. Bebas melaksakan syariat tanpa takut dipersekusi, bebas berbuat taat tanpa stigmatisasi sesat.  Islam datang untuk membebaskan manusia dari segala bentuk penghambahan kepada selain Allah, memberantas kezaliman dan menegakkan keadilan berlandaskan wahyu Allah. Dan merdeka yang hakiki adalah ketika hukum Allah diterapkan secara total dalam kehidupan.[]

*

إرسال تعليق (0)
أحدث أقدم