Oleh: Widya Fauzi
Banyak rahasia dibalik ketaatan. Berapa banyak bunda yang mengeluhkan mengapa anaknya sulit untuk taat kepadanya. Lalu, berapa banyak suami yang mengeluh pula istrinya sulit untuk dikendalikan? Bahkan di era modern saat ini pun anggapan bahwa perempuan itu selalu benar terdengar semakin lantang gaungnya. Fenomena ini ditandai dengan tidak maunya para suami berdebat dengan istrinya dan dengan mudahnya para suami menuruti setiap keinginan sang istri hingga muncul istilah suami takut istri. Bukankah ini mengakibatkan para istri tidak terdidik untuk menaati suaminya.
Jika hal demikian sudah terjadi maka yang perlu dikoreksi ialah seberapa taat para bunda kepada suaminya? Pun sebaliknya seberapa taat para ayah kepada Allah saat istri sulit untuk menaatinya sebagai kepala rumah tangga.
Introspeksi seperti inilah yang dilakukan para ulama. Imam Syafi'i pernah berkata," Saat aku tidak taat kepada Allah, jangankan anak dan istriku, anjing-anjingku pun tidak akan patuh kepadaku." (Beliau memiliki beberapa anjing untuk menjaga kebunnya).
Hal mutlak bagi laki-laki mendidik dan 'menaklukan' istrinya untuk taat kepadanya. Jika istri tetap tidak mau taat , maka suami harus berintrospeksi sejauh mana ketaatannya kepada Allah. Ilmu ketaatan ini perlu ada dalam keluarga agar keluarga tidak berjalan bebas yang kebablasan sesuai kehendak diri masing-masing.
Kisah ketaatan yang sangat familiar adalah kisah seorang perempuan yang tidak pergi menjenguk ibunya saat suaminya sedang safar. Sebelum pergi suaminya berpesan kepadanya bahwa istrinya tak boleh keluar rumah sebelum ia pulang. Setelah suaminya pergi, tetangganya datang dan memberi kabar bahwa ibunya sedang sakit. Sang istri pun berkata, "Aku sedang dilarang suamiku untuk keluar rumah." Ia meminta agar tetangganya itu menyampaikan salam untuk ibunya. Tak lupa ia pun mendoakan semoga ibunya lekas sembuh.
Rupanya sakit ibunya kian bertambah parah. Tetangganya memintanya untuk menjenguk. Namun, jawabannya tetap sama, "Aku sedang dilarang suamiku untuk keluar rumah". Hingga ibunya meninggal, ia tetap tak melayat dan berkata hal yang sama pada tetangga yang mengabarinya. Tetangganya kesal lalu ia pun melaporkan hal tersebut kepada Rasulullah SAW. Rasulullah SAW berkata, "Ibunya dan anaknya masuk surga." Ibunya masuk surga karena berhasil mendidik anak perempuannya untuk menjadi wanita taat dan anak perempuannya masuk surga karena menjadi istri yang taat kepada suaminya. Masya Allah..
Dear para ayah dan suami, bukankah pertanyaan tentang anak dan istri akan didibebankan kepadamu di akhirat kelak?
Maka, kualitas ketaatanmu pada Rabbmu akan berbanding lurus dengan ketaatan istrimu kepadamu. Yang oleh karenanya semoga mudah pula bagi anak-anak untuk taat kepada ayah bundanya juga taat kepada Allah SWT tentunya. Hingga tujuan akhir sebuah keluarga untuk bersama berjalan sesuai kehendakNya pun bisa tercapai. Insya Allah.
Wallahu'alam bish Shawab.[]