Oleh : Isna Arifia
Ramadhan sebentar lagi. Suasana ramadhan sudah terasa. Hati gembira ria adalah wajar adanya. Karena Ramadhan selalu dinanti setiap tahunnya. Namun, suasana Ramadhan kali ini berbeda dengan suasana Ramadhan pada tahun-tahun sebelumnya. Ini karena dunia sedang dilanda duka sebab wabah corona yang semakin menggila.
Ramadhan yang berbeda akan kita jalani sebentar lagi. Masjid masjid yang biasanya ramai dengan tarawih, suara tadarus menggema dimana - mana, akan terasa sepi. Namun hal ini tidak boleh menjadikan kita bermalas-malasan. Dengan kita tetap di rumah menjadikan kita lebih fokus dalam menyambut Ramadhan tahun ini. Ibadah dan tilawah fokus bisa kita lakukan dalam waktu yang sangat senggang.
Keadaan seperti ini, tidak bisa kita menolaknya. Yang perlu kita yakini adalah hal ini sudah menjadi kehendak Allah. Karena wilayah kita hanya meyakini, agar kelak kita tidak menyesal. Tugas kita hanyalah melangitkan doa sembari memaksimalkan ikhtiar.
Dibalik setiap kehendakNya, menyimpan sejuta makna. Ujian ini adalah cara Allah melihat keimanan kita. Menambah keimanannya, atau malah menjadikannya futur berkepanjangan.
Selain sikap kita yang harus mewaspadai wabah ini, kita juga harus bisa menangkap hikmah dibaliknya untuk memenangkan pertarungan iman.
Musibah adalah bukti cinta Allah kepada hambaNya. Hal ini tertulis di dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik ra.
Rasulullah SAW bersabda :
إِنَّ عِظَمَ الْجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ الْبَلاَءِ وَإِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلاَهُمْ فَمَنْ رَضِىَ فَلَهُ الرِّضَا وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السَّخَطُ
“Sesungguhnya pahala besar karena balasan untuk ujian yang berat. Sungguh, jika Allah mencintai suatu kaum, maka Dia akan menimpakan ujian untuk mereka. Barangsiapa yang ridho, maka ia yang akan meraih ridho Allah. Barangsiapa siapa yang tidak suka, maka Allah pun akan murka.” (HR. Ibnu Majah no. 4031).
Dengan demikian, tidak ada alasan bagi seorang hamba tidak ridlo dengan ujian yang Allah tetapkan. Harusnya ini adalah momen yang istimewa, dimana kita lebih meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepadaNya.
Mari sambut Ramadhan mulia ini dengan segenap hati yang riang gembira. Dan menyambutnya dengan sambutan yang berkualitas. Bukankah bulan ini yang selalu kita rindukan?[]