Problem Pemenuhan Kebutuhan Pangan, Ramadhan di Tengah Pandemi


Oleh : Diyana Indah Sari
(Analis Muslimah Voice)

Ramadhan tahun ini tentu disambut suka cita oleh masyarakat muslim termasuk di negara ini. Namun ternyata ramdhan tahun ini berbeda dari tahun-tahun yang lalu, saat ini masyarakat harus menjalani ibadah di bulan Ramadhan ditengah pandemi yang tak kunjung usai. Banyak problem yang harus dihadapi, apalagi pada bulan Ramdhan seperti ini masalah klasik biasanya akan berulang, yakni kenaikan sejumlah harga pangan.

Ketika pemerintah telah memberlakukan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) sebagian masyarakat kini telah merasakan kesulitan dalam memenuhi kebutuhan, dikarenakan kesulitan bekerja sehingga penghasilan berkurang.

Laporan PBB memaparkan krisis pandemi yang berkepanjangan dapat mengganggu rantai pasok pangan, meski saat ini makanan di rak-rak supermarket masih tersedia.

"Krisis pandemi yang berkepanjangan dapat membuat rantai pasok pangan menjadi kacau, di dalamnya terdapat jaringan rumit yang melibatkan petani, produk pertanian, pabrik pengolahan, pengiriman, pedagang ecerean, dan banyak lagi," tulis laporan PBB dikutip dari CNN, Sabtu (11/4).

Badan Pangan Dunia (FAO) sudah mengingatkan bahwa pandemi corona telah melumpuhkan berbagai sektor perekonomian sehingga bisa memicu terjadinya krisis pangan di berbagai negara pada April-Mei ini. Artinya, pasar pangan dunia akan makin ketat.

Misalnya saja Kelangkaan gula pasir belakangan ini menjadi pengalaman pahit. September 2019, pemerintah sudah memprediksi stok gula akan menipis pada awal 2020 karena masa tanam tebu mundur akibat kemarau panjang. Pemerintah pun mengizinkan impor gula mentah sebesar 521 ribu ton. Yang terjadi adalah persetujuan impor baru keluar dari Kementerian Perdagangan pada minggu ketiga Maret, ketika harga gula sudah melonjak hampir 50 persen.
(https://kolom.tempo.co/read/1334160/masalah-kartu-pra-kerja-pada-masa-pandemi)

Selain itu Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional, rata-rata harga bawang merah di pasar tradisional seluruh Indonesia dibanderol Rp 44.750/Kg, atau naik 12% dari posisi bulan lalu yang masih dibanderol Rp 39.500/Kg. (https://www.cnbcindonesia.com/news/20200424161827-4-154295/hari-pertama-puasa-harga-bahan-pokok-melejit)

Menghadapi persoalan seperti ini tentunya masyarakat semakin was-was, sulitnya mendapatkan penghasilan dan semakin meningkatnya harga pangan, membuat masyarakat harus berfikir ekstra untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Permasalahan seperti merupakan permasalahan urgent yang seharusnya segera menjadi sorotan pemerintah, masyarakat membutuhkan peran negara dalam menghadapi persoalan seperti ini, dengan adanya PSBB seperti ini pemerintah seharusnya juga mengantisipasi persoalan yang akan menyertainya.

Pemerintah tidak hanya membuat kebijakan kemudian lepas tangan begitu saja, kini masyarakatpun kebingungan sendiri, ketika akan keluar bekerja dihalau dengan alasan PSBB jika tidak bekerja masyarakat tidak ada penghasilan. Sudah menjadi bagian dari tanggung jawab untuk mengurusi masyarakat dan menajmin pemenuhan kebutuhan masyarakat. Baik pada kebutuhan papan, sandang, maupun pangan.

Masalah ketahanan pangan di Indonesia memiliki dua dimensi kepentingan, yakni bagaimana agar masyarakat dapat mengakses pangan dengan harga terjangkau dan di sisi lain bagaimana kesejahteraan petani dapat terlindungi. Hampir setiap tahun, kita disibukkan dengan pro-kontra impor bahan pangan, mulai dari beras, daging sapi, kedelai, hingga bawang merah dan yang lainnya.
Dengan demikian dapat dilihat bahwa penting sekali pemerintah memperhatikan ketahanan pangan di negaranya, demi pemenuhan kebutuhan masyarakat. Kita tahu Indonesia kaya akan SDA nya yang melimpah dari hasil laut, hutan, pertanian dan yang lainnya. Namun sayangnya masih banyak masyarakat yang kesulitan dalam memenuhi kebutuhan pangan mereka sehari-hari. Tidak heran mengapa hal itu dapat terjadi, kekayaan alam negara yang saharusnya diolah untuk kepentingan masyarakat, kini justru sebagian besar dinikmati oleh para korporasi dan antek-anteknya.

Jeratan sistem kapitalis tidak ada habisnya menyengsarakan masyarakat dari berbagai aspek, kapitalisme selalu merugikan rakyat. Dapat kita lihat banyak sekali kasus kemiskinan dan kelaparan melanda dibeberapa negara. Dari segi masalah pangan, betapa banyak masyarakat yang kesusahan ketika dihadapkan dengan harga yang melambung naik. Sejarah juga menunjukkan bahwa kapitalisme bukanlah piranti paripurna yang tanpa masalah. Selain gagasan itu sering menyesatkan, terdapat banyak agenda pembangunan yang tidak mengalir jernih dalam arus sungai kapitalisme. Masalah seperti perusakan lingkungan, meningkatnya kemiskinan, melebarnya kesenjangan sosial, meroketnya pengangguran, dan berbagai masalah degradasi moral lainnya ditengarai sebagai dampak langsung maupun tidak langsung dari beroperasinya sistem ekonomi kapitalistik.

Dengan demikian tidak akan ada solusi, yang solutif yang didapatkan dari sistem kapitalisme ini. Namum ketika kita kembali pada islam Sebagai sebuah agama yang sempurna, dalam islam masalah pangan merupakan kebutuhan individu masyarakat yang harus dipenuhi oleh negara. Begitu sempurnanya ajaran islam, yang telah mengatur kehidupan ini di segala aspek, den begitu indahnya sistem islam ketika diterapkan dalam sebuah negara maka masyarakat didalamnya akan sejahtera. Dalam urusan pasar syariat islam tentu merupakan aturan terbaik, seperti haramnya riba, monopoli perdagangan, dan penimbunan serta yang lainnya, yang tentunya dapat menghindari permainan harga pasar oleh oknum-oknum tertentu. Selain itu adanya sistem yang baik pada aspek manajemen rantai pasok pangan, dan pengolahan tanah untuk pertanian akan meningkatkan ketahanan pangan dalam negara.

 Dalam sistem islam SDA yang ada dalam negara tersebut harus diolah dan digunakan untuk kepentingan masyarakat bukan kepentingan kelompok. Dengan demikian kita tahu bahwa islam adalah sebaik-baik solusi, penerapan syari’at islam secara kaffah akan memberikan jalan keluar dalam penyelesaian masalah termasuk dalam urusan pangan.[]


*

إرسال تعليق (0)
أحدث أقدم