Oleh: Puji Ariyanti
(Pemerhati Generasi)
Covid-19 cepat sekali penyebarannya. Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19 Achmad Yurianto mengatakan ada corona di Indonesia dari data tanggal 29/3/'20 pukul 12.00 WIB sampai 30/3 '20 sebanyak 129 kasus. Dengan demikian sampai 30/3/'20 tercatat 1.414 kasus corona di Indonesia. (Beritasatu.com 39/3'20).
Jika demikian alat Pelindung Diri (APD) yang dibutuhkan seluruh Rumah Sakit, Puskesmas dan Klinik kesehatan lainnya masih terus dibutuhkan sejalan dengan terus merebaknya wabah Covid-19 ke berbagai wilayah di Indonesia.
Namun pemerintah mengklaim kebutuhan alat pelindung diri (APD) dalam rangka penanganan Covid–19 seperti pakaian khusus, masker, hingga kaca mata pelindung, dapat dipenuhi oleh industri dalam negeri.
“Industri dalam negeri mampu untuk memproduksi barang-barang itu untuk kebutuhan sendiri maupun luar negeri,” kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Bencana Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sabtu (28/3/2020).
Bahkan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengklaim bahwa Indonesia punya peluang untuk menyuplai alat pelindung diri (APD) dan hand sanitizer bagi negara lain yang tengah dilanda pandemi virus corona. Alasannya, Indonesia punya pabrik dan infrastruktur untuk memproduksi barang yang kini dibutuhkan.
Namun demikian, kapasitas produksi yang dimaksud barulah angan-angan. Karena itu tak megherankan bila di lapangan ditemukan banyak keluhan adanya kekurangan APD.
Menurut Agus selaku Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Bencana Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terdapat 28 perusahaan produsen APD namun baru lima yang sudah beroperasi sejak awal sedangkan sisanya masih persiapan dan baru berproduksi awal April 2020.
“Industri dalam negeri mampu untuk memproduksi barang-barang itu untuk kebutuhan sendiri maupun luar negeri,” kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Bencana Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sabtu (28/3/2020).
Melalui keterangan tertulisnya, Agus juga menyatakan, kapasitas produksi APD pada 2019 lalu mencapai 17.370.552 unit per bulan sedangkan kebutuhan antara 9 juta sampai 16,5 juta unit.
Kebutuhan APD untuk penanganan Covid-19 empat bulan ke depan, menurut tim Percepatan Penanganan Covid-19, sebanyak 3 juta unit.
Sebagai cadangan menghadapi kemungkinan pandemi yang meningkat maka disiapkan tiga kali lipat dari kebutuhan atau 9 juta unit. Sedangkan kebutuhan APD versi Kemdagri sebanyak 16,5 juta buah per bulan dengan perhitungan kebutuhan per provinsi.
Fakta: urusan primer pengelolaannya diserahkan kepada pasar alias para kapitalis pemilik modal. Wajar saja nasib umat dikendalikan oleh nafsu kapitalis dalam meraih keuntungan yang besar di tengah wabah corona covid-19. Tidak heran jika telah terbukti APD yang diimpor dari China adalah made in Indonesia.
Negara dikelola dengan cara pebisnis, yakni untung dan rugi. Tanpa mampu memandang dari sudut kebutuhan rakyatnya. Meskipun di dalam negeri membutuhkan namun produksinya lebih diprioritaskan untuk ekspor yang mendatangkan devisa
Demikianlah cara negara kapitalis mengurusi urusan rakyatnya.
Maka jelas saat ini dalam sistem kapitalis menunjukkan betapa buruknya sistem ini. Dengan melihat peran pemimpin yang sudah tergantikan oleh kebutuhan penguasa. Pengusaha tingkat nasional bahkan dunia. Rasa kemanusiaan dan tanggung jawabnya telah hilang sudah tidak berfungsi lagi dengan semestinya.
Islam selalu menunjukkan keunggulannya sebagai agama sekaligus ideologi yang lengkap. Islam mengatur semua hal dan memberikan solusi atas segenap persoalan. Islam telah lebih dulu dari masyarakat modern membangun ide karantina untuk mengatasi wabah penyakit menular.
Penguasa pun punya peran sentral untuk menjaga kesehatan warganya. Apalagi saat terjadi wabah penyakit menular. Tentu rakyat butuh perlindungan optimal dari penguasanya. Penguasa tidak boleh abai.
Sebagaimana telah dicontohkan para penguasa muslim pada masa lalu, seperti Rasulullah saw. dan Khalifah Umar bin al-Khaththab ra. seharusnya penguasa bertanggung jawab atas segala persoalan yang mendera rakyatnya, di antaranya dalam menghadapi wabah penyakit menular.
Kembalikan kepada Islam bagaimana seorang pemimpin mengambil langkah dalam mengatasi wabah tho'un dan menjamin kesehatan rakyat tanpa batas, termasuk penyediaan alat kesehatan yang dibutuhkan kala itu.
Karena sesungguhnya pemimpin umat adalah yang mengikuti aturan Ilahi.
Sungguh Islam diturunkan kepada umat manusia untuk mempermudah urusan manusia di dunia sehingga mendatangkan kebaikan bagi dunia serta akhirat kelak.
Wallahu a'lam bishawab.[]