Minim Edukasi, Jenazah dan Tenaga Medis Covid-19 Terdzalimi



Oleh: Iim Muslimah S.Pd
(Aktivis Dakwah, Ibu Rumah Tangga)

Jika harus memilih, tentunya tidak akan ada satupun manusia yang menginginkan terpapar virus Corona. Apalagi sampai harus meregang nyawa. Namun sakit dan kematian adalah kekuasaan Allah SWT yang tidak ada yang bisa memilih. 

Liputan6.com, Jakarta - Di tengah pandemi virus Corona atau Covid-19, tenaga medis mulai dari dokter hingga petugas kebersihan rumah sakit, menjadi pejuang di garda terdepan dalam menolong masyarakat. Namun begitu, rasa takut selalu dapat mempengaruhi nurani tiap orang.

Seperti yang dialami dokter dan perawat di Rumah Sakit Persahabatan, Jakarta Timur. Paramedis tersebut justru mendapat perlakuan tak menyenangkan karena tiba-tiba diusir dari kosan yang disewa. Liputan6.com
 Penolakan itupun tidak hanya terjadi pada tenaga medis, melainkan kepada jenazah kasus covid-19.

Seperti yang dilansir kompas.com. Sekretaris Daerah Kabupaten SemarangGunawan Wibisiono menjelaskan, tempat pemakaman terpaksa dipindah lantaran adanya penolakan.

*Minim Edukasi*

Rasa takut yang berlebihan yang muncul dikalangan masyarakat merupakan bentuk kurangnya edukasi.

Dikutip dari merdeka.com. Psikolog Maya Sita Darlina mengatakan, masyarakat saat ini sangat perlu edukasi secara ilmiah tentang penanganan jenazah yang meninggal akibat Covid-19. Sekaligus memberi contoh penanganan yang benar sehingga tidak terjadi penolakan oleh warga.

"Jadi fenomena penolakan warga atas pemakaman jenazah (Covid-19) ini perlu segera diatasi dengan edukasi secara ilmiah," kata Maya melalui pesan tertulis. Demikian dikutip dari Antara, Jumat (17/4).

Dahsyatnya pemberitaan tentang penularan corona secara langsung turut memojokkan para perawat.

Tak hanya oleh tetangga di rumah, beberapa rekan kerja di rumah sakit turut menjaga jarak dengan para tenaga medis yang bertugas di ruang isolasi. Mereka tak mau tertular oleh virus mematikan yang hingga kini belum ditemukan obatnya.

Ketika ketakutan, kengerian, kepanikan melanda, banyak orang meski itu dilatarbelakangi informasi yang tidak seluruhnya akurat, maka dapat dipahami jika kemudian muncul ketakutan massal. Semua yang berhubungan Covid-19 ditolak, termasuk penolakan pemakaman jenazah," katanya.

Seharusnya pemerintah melakukan  edukasi pada masyarakat betapa mulianya pekerjaan para dokter dan perawat bahkan mereka sampai tidak mampu beristirahat hanya demi melihat para pasien sehat.

Selain itu pemerintah juga harus meminta para ahli untuk menjelaskan edukasi tentang penanganan yang tepat terhadap pemakaman jenazah korban Covid-19. Agar tidak terjadi penolakan.


Namun pemerintah lamban memberikan edukasi pada masyarakat. Sehingga membuat masyarakat melahap informasi yang salah, yang akhirnya menjadi salah paham. 

Lambanya pemerintah mengurusi rakyat bukti gagalnya ideologi kapilatis yang melahirkan pemimpin yang abay terhadap rakyat.

*Solusi Islam*
 Bentuk penolakan terhadap jenazah dan pengucilan para medis covid-19 adalah perbuatan dzalim.

Aa Gym mengunkapkan pendapatnya lewat akun medsos pribadi. Ia mengenakan pita hitam di lengannya atas apa yang terjadi di Ungaran.
"Ini adalah pihat hitam, tanda keprihatinan tanda simpati dan keperihan," buka Aa Gym.

"Perjuangan para medis, para dokter, dan para perawat dan terutama bagi yang wafat. Mereka adalah para pejuang dan para pahlawan yang berada di barisan paling depan yang berkorban untuk keselamatan dan pencegahan tersebarnya COVID ini," papar Gym.

Penolakan jenazah perawat itu sebagai tindakan zalim. Hal itu sama saja mengkhianati perjuangan tenaga medis yang notabene adalah garda terdepan dalam penanganan wabah ini.

Dalam Islam, ketika seorang muslim meninggal dunia, pengurusan y harus d segerakan. Sebagaimana Rasulullah Saw bersabda:

Percepatlah pengurusan jenazah. Jika ia orang yang shalih di antara kalian, maka akan jadi kebaikan baginya jika kalian percepat. Jika ia orang yang bukan demikian, maka keburukan lebih cepat hilang dari pundak-pundak kalian” (HR. Bukhari no. 1315, Muslim no. 944).

Dalam hal ini mengurus jenazah adalah Fardu kifayah. Jika tidak ada satupun yang mengurus hukum y berdosa.

Termasuk menolak jenazah adalah tindakan yang dzalim.  Karena menghambat proses pengurusan  jenazah.

Begitupun mengucilkan para tenaga medis juga merupakan tindakan yang dzalim. Karena mereka saat ini adalah satu-satunya tentara yang sedang berjuang melawan virus.

Dalam negara Islam media online maupun offline akan diatur sedemikian rupa agar informasi yang sampai kepada masyarakat adalah informasi yang benar.

Media  memiliki fungsi edukasi kepada publik tentang pelaksanaan kebijakan dan hukum Islam di dalam negara. Sehingga anatara masyarakat dan negara memiliki frekuensi yang sama. waAllahua'lam.[]

*

إرسال تعليق (0)
أحدث أقدم