Covid-19 di Indonesia, Antara Realita dan Solusi Islam


Oleh: Tarti

Kehadiran Virus Corona gaya baru atau Covid-19 sedemikian mengejutkan dengan tingginya angka kematian serta mudahnya virus ini untuk menginfeksi manusia lainnya. Virus ini yang  akhirnya menjadi pandemi dan momok tersendiri bagi seluruh dunia sejak awal tahun 2020. Virus Covid-19 menyebabkan demam, gangguan sistem pernapasan, dan jika tidak segera tertangani bisa mengakibatkan pneumonia akut bahkan bisa sampai berujung pada kematian.

Seperti yang kita tahu, virus ini di deteksi pertama kali di kota Wuhan, Provinsi Hubei, China pada bulan Desember 2019. Kemudian merambat ke negara sekitar dan akhirnya  menggurita ke berbagai negara di seluruh penjuru dunia. Hingga saat ini, total negara yang dilaporkan terjangkit Covid-19 mencapai 181 negara termasuk Indonesia.

Di Indonesia sendiri, mulai dilaporkan terjangkit virus ini pada awal Maret 2020 sampai sekarang. Di Indonesia saat itu lebih dari 96 jiwa yang positif terkena virus tersebut. Akan tetapi, begitu berita ini tersebar, masyarakat masih ragu terhadap keseriusan pemerintah menangani Covid-19 bahkan, untuk penanganan bencana serius ini pemerintah terhitung sangat lambat untuk mencari solusi. Seperti dapat dilihat dari banyaknya kelakar dari para petinggi pemerintahan mengenai virus ini, yang terkesan meremehkan bahaya dari virus ini.

Rizal Ramli-Mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indonesia sudah mengusulkan sistem lockdown sejak awal. Merujuk pada zaman Rasulullah, kala wabah melanda Madinah, Rasulullah menerapkann cara penanganan wabah tersebut dengan sistem lockdown. Sebagimana diriwayatkan dalam hadist yang artinya Jika kamu mendengar wabah di suatu wilayah, maka janganlah kalian memasukinya. Tapi, jika terjadi wabah di tempat kamu berada maka jangan tinggalkan tempat itu. (H.R. Bukhari)

Sejak dahulu, Rasulullah telah mencontohkan penerapan lockdown bila wabah telah melanda. Namun, pemerintah Indonesia masih perlu banyak pertimbangan untuk menerapkannya. Mungkin yang mereka perhatikan adalah tentang “Bagaimana ekonomi Indonesia berkembang tanpa bantuan asing?, “Bagaimana rating wisata Indonesia jika tidak ada turis karena lockdown?”

Begitu angka kasus covid-19 di Indonesia mulai menunjukkan kenaikan yang signifikan, pemerintah pusat terkesan gelagapan dan malah menarik tangan, dan menyerahkan wewenang kepada pemerintah daerah untuk mengatasi masalah virus corona di tempatnya masing-masing. Bukankah hal ini tidak optimal dan terkesan kurangnya tanggung jawab dari pemerintah pusat.

Apabila terus menerus mengandalkan otonomi daerah, penanganan tidak akan berjalan dengan maksimal. Karena setiap daerah memiliki kepala daerah yang berbeda-beda pula. Bisa jadi di daerah A menerapkan lockdown. Sedangkan di daerah B masih membolehkan masyarakatnya berkeliaran dan tidak ada himbauan khusus untuk pencegahan Covid-19.

Kian hari kondisi kesehatan rakyat Indonesia semakin memburuk. Pemerintah pusat sudah mulai menggerakkan kebijakan-kebijakan tertentu tentang penanganan dan pencegahan virus Corona mulai tanggal 16 Maret 2020 kemarin. Baik dengan cara pengisolasian diri di rumah bagi seluruh masyarakat, himbauan untuk mengenakan masker, rajian mencuci tangan,  menjaga jarak atau social distancing apabila terpaksa untuk keluar rumah dan berbagai himbauan hidup sehat lainnya melalui media massa maupun media cetak.

Sudah termasuk kewajiban dari pemerintah untuk mengeluarkan kebijakan-kebijakan untuk menangkal berkembangnya virus ini. Namun seharusnya yang perlu lebih diperhatikan oleh pemerintah adalah tindak masyarakat yang masih menganggap enteng penyebaran virus corona. Seperti opini bahwa merokok dapat mencegah Covid-19. Hal ini seharusnya ditangkal dengan intruksi ke muka publik. Karena melihat video yang di posting oleh 21 Maret 2020 di Instagram mengenai bagaimana rasanya Covid-19 ini menceritakan tentang seorang wanita yang tengah di rawat di ICU disebabkan positif Corona. Wanita tersebut berpesan pada pemirsa untuk mengambil resiko dan tidak merokok. Kalian membutuhkan paru-paru kalian. Oleh karena itu, jangan ambil resiko.

Maka demi mengatasi pandemi Covid-19, pemerintah dan masyarakat diharapkan untuk kompak dalam bekerjasama. Pemerintah dengan segala kewenangannya, diharapkan untuk dapat meneladani solusi yang ditawarkan oleh Islam. Solusi dari Pencipta dari manusia itu sendiri, serta Pencipta dari virus Covid-19 tersebut. Sehingga diharapkan penyebaran virus ini akan dapat dihentikan dengan segera, kemudian kita dapat focus dalam memulihkan kembali kehidupan di seluruh dunia.

Diharapkan untuk tidak panik dan takut berlebihan dikarenakan Rasulullah pernah mengumpamakan bahwa wabah itu seperti api dan manusia itu seperti kayu. Jadi jangan biarkan kita memberikan diri kita pada virus tersebut atau bereaksi seperti pahlawan yang sombong, tidak takut dengan wabah. Karena api akan habis dengan sendirinya jika tidak diberi kayu.

Semoga negara dan seluruh dunia ini kembali sehat seperti sedia kala dan dapat menjadi pelajaran bagi kita semua untuk senantiasa taat kepada Allah, meningkatkan ketakwaan kita dan yakin akan qadha dan qadar baik buruknya adalah dating dari Allah semata. Aamiin ya Rabbal Aalamiin.


*

إرسال تعليق (0)
أحدث أقدم